178
HASIL WAWANCARA KONSELING KLIEN II
Pertemuan I dan II
13. Judul penelitian
: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA
BERPRESTASI RENDAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS Studi Kasus Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Di Kelas IX SMP N 2 Rembang Tahun Pelajaran 20102011
14. Tujuan penelitian
: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah
permasalahan siswa yaitu motivasi belajar pada siswa yang berprestasi rendah dapat ditingkatkan dengan konseling realitas
15. Nama Klien
: HS 16.
Tempat pelaksanaan : Ruang BK SMP N 2 Rembang
17. HariTanggal
: Selasa,9 November 2010 Senin,15 November 2010 18.
Wawancara ke : I II
19. Pelaksana wawancara
: Rivian Susanti Baktiningtyas 20.
Hasil interview :
Berikut deskripsi hasil konseling yang telah dilakukan: Dalam pertemuan I konseling individual dengan pendekatan realitas ini
merupakan fase awal untuk membina hubungan baik dan mengetahui permasalahan lebih mendalam dan mengindentifikasi kasus yang dialami.
Sebelumnya telah dilakukan beberapa kali wawancara seleksi subyek yang kemudian dilakukan kontrak kasus dengan klien untuk mengetahui beberapa
hal tentang diri klien beserta permasalahan yang sedang dihadapi.
a. Fase 1 yaitu keterlibatan involvement
Membina hubungan baik dilakukan sebelum proses konseling berlangsung, pembinaan hubungan baik dilakukan untuk memperlancar
proses konseling sehingga tercipta keterbukaan, keakraban, dan empatik. Pembicaraan dimulai dari topic netral yang dapat digunakan untuk
menetralkan suasana supaya klien tidak tegang dan menyiapkan klien
179
untuk mengikuti proses konseling. Setelah dirasa cukup rileks kemudian dilakukan kontrak waktu dan susunan kegiatan sampai mencapai
kesepakatan antara klien dengan peneliti konselor. Pada fase ini, peneliti konselor menjelaskan maksud dan tujuan
koseling, asas-asas dalam konseling dan peran masing-masing baik konselor maupun klien dengan tujuan agar klien lebih terbuka dalam
mengungkapkan permasalahannya. Setelah mencapai kesepakatan waktu pelaksanaan konseling maka ditetapkan bahwa konseling akan dilakukan
kurang lebih 30 menit yang terbagi menjadi 4 fase kegiatan yaitu Fase 1: Keterlibatan involvement, Fase 2: Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan
Persepsi wants and needs, Fase 3: Eksplorasi Arah dan Tindakan direction and doing, Fase 4: Evaluasi Diri self evaluation, Fase 5:
Rencana dan Tindakan planning. Untk menjaga hubungan baik dan memperlancar proses koseling,
maka HS dipersilahkan mengungkapkan harapan-harapan dalam mengikuti konseling ini sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Dengan mengetahui harapan klien akan diupayakan untuk mencapai harapan tersebut dan menjaga kepercayaan dari klien
b. Fase 2: Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan Persepsi wants and
needs
Pada pertemuan II konselor menanyakan kesiapan klien dan tetap melakukan hubungan baik atau rapport supaya jalannya konseling berjalan
lancar. Pada fase ini diupayakan agar klien mengungkapkan segala keluhan atas permasalahan yang berkaitan dengan motivasi belajar.
Klien mengungkapkan segala permasalahan yang sedang dialami agar diperoleh banyak data yang dapat membantu pelaksanaan konseling.
Hesti anak yang cukup rajin mengerjakan tugas dan belajar. Klien mengungkapkan kurangnya motivasi belajar dari dalam diriny dan
permasalahan lain. Ketika belajar merasa terganggu dengan adanya masalah keluarga yang selama ini dialaminya. Klien mengungkapkan
180
orang tuanya terutama ibunya kurang mempercayai dirinya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kepribadiannya. klien pernah dianggap
mencuri. Oorang tuanya tidak tahu dan tdak percaya kalau HP itu dibeli dari hasil mengumpulkan uang jajan. Selain itu, ibunya pernah
menganggap klien pacaran terus sehingga menyebabkan kurang belajar. klien juga mengungkapkan perlakuan dirinya dengan saudara lainnya
berbeda klien merasa dianggap dirinya salah dan orang tuanya kurang memberikan dorongan untuk belajar. Orangtuanya pernah beranggapan
meskipun diikutkan les privat tapi nilainya juga tetap jelek. Sikap ibunya tersebut yang terkadang membuat dirinya sedih dan kurang semangat
dalam belajar. Adanya permasalahan keluarga yang dialami kliem membuat
dirinya malas untuk melakukan tanggungjawabnya yaitu belajar. Setiap melakukan belajar klien teringat dengan perkataan ibunya dan ketika
ibunya menyuruh belajar juga dengan kata-kata yang agak kasar sehingga klien sulit untuk menerimanya. Terkadang klien kalau disuruh belajar
justru yang dibaca bukan buku pelajaran, hal ini dilakukan untuk menutupi supaya dirinya tidak dimarahi orang tuanya. Ketike mendapatkan nilai
jelek ibunya suka memarahi dirinya. Semua permasalahan yang klien alami mambuat klien kurang konsentrasi dan kurang semangat dalam
belajar. Klien mengungkapkan dirinya ingin membahagiakan orang tuanya
terutama ibunya, klien ingin dipercayai oleh ibunya dan ingin menunjukkan bahwa dirinya bisa masuk sekolah yang diharapkan ibunya
sehingga melalui konseling ini klien ingin meningkatkan motivasi belajarnya dan ingin menyikapi permasalahannya supaya tidak
mengganggu belajar dan bisa lebih fokus ketika belajar.
181
HASIL WAWANCARA KONSELING KLIEN II
Pertemuan III
1. Judul penelitian
: UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA
BERPRESTASI RENDAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS Studi Kasus Pada Mata Pelajaran
Bahasa Inggris Di Kelas IX SMP N 2 Rembang Tahun Pelajaran 20102011
2. Tujuan penelitian
: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah
permasalahan siswa yaitu motivasi belajar pada siswa yang berprestasi rendah dapat ditingkatkan dengan konseling realitas
3. Nama Klien
: HS 4.
Tempat pelaksanaan : Ruang BK SMP N 2 Rembang 5.
HariTanggal : Kamis, 18 November 2010
6. Wawancara ke
: III 7.
Pelaksana wawancara : Rivian Susanti Baktiningtyas 8.
Hasil interview :
Berikut deskripsi hasil konseling yang telah dilakukan: Dalam pertemuan ketiga ini masih melanjutkan tentang pertemuan
sebelumnya yaitu fase eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi wants and needs
. Pertemuan ketiga ini akan membahas lebih jauh tentang keinginan dan kebutuhannya, sharing wants and perception, getting commitment.
b. Fase 2: Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan Persepsi wants and