Identifikasi Kasus Data Kasus

90 Perasaan Bingung dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan motivasi belajarnya dan kegiatan karena keduanya merupakan hal penting bagi klien. Klien merasa senang dan puas mengikuti konseling karena permasalahan yang berhubungan dengan motivasi belajar rendah dapat teratasi

4.1.2.1.9 Hambatan dan Kemudahan dalam Proses Konseling

a. Hambatan Pada awal konseling klien terbuka tetapi peneliti harus lebih aktif bertanya atau bicara kepada klien dalam mengarahkan pembicaraan. Klien suka bercanda sehingga perlu arahan untuk lebih serius dalam menjalani proses konseling yang berlangsung sehingga tidak keluar dari pembahasan. b. Kemudahan Klien bisa menerima keberadaan peneliti dan klien lebih terbuka meskipun awalnya masih sering bercanda tetapi sikapnya yang bercanda dapat sedikit memudahkan klien untuk lebih akrab sehingga mudah dalam mengungkapkan permasalahannya.

4.1.2.2 Klien II

4.1.2.2.1 Identifikasi Kasus

1 Identitas Klien Nama : HS Kelas : IX.5 Tempat, tanggal lahir : Rembang, 01 Desember 1995 Jenis Kelamin : Perempuan 91 Anak ke : 3 dari 3 bersaudara Alamat : Ds. Tasik agung RT 03 RW 01 Rembang 2 Sinopsis Kasus Hasil wawancara dari berbagai pihak diperoleh bahwa di sekolah klien termasuk siswa yang cukup rajin, penampilannya yang terlalu banyak model membuat orang lain membicarakan dirinya. Klien terkadang suka melamun sendiri ketika tidak ada kegiatan. Dan ketika membicarakan hal yang berlaitan dengan keluarga, klien sensitif dan menangis. Klien sedikit pasif ketika di kelas, kurang memperhatikan pelajaran sehingga kurang memahami materi yang dijelaskan. Ketika kelas VIII klien mengalami penurunan prestasi belajarnya terutama pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Klien mengalami masalah keluarga yang membuat dirinya kurang termotivasi dalam belajar. orang tua terutama ibunya yang kurang mempercayai setiap tindakannya dan memberikan perlakuan yang berbeda antara dirinya dan saudara yang lain membuat dirinya merasa kurang diperhatikan orang tua. Selain itu, ketika mendapat nilai jelek dimarahi orang tua dan orang tua juga kurang memberikan dukungan untuk belajar. Ketika keluar rumah klien juga harus diantar oleh saudaranya dan tidak boleh keluar rumah sendirian. Dengan masalah tersebut klien menjadi agak pendiam dan sering melamun. Prestasinya juga mengalami penurunan. Ketika kelas IX juga masih belum ada perubahan. Klien merasa belajar memang penting tetapi dengan adanya masalah keluarga klien menjadi kurang motivasi belajar. Klien masih 92 bingung dengan permasalahan yang dihadapinya sehingga membuat dirinya kurang termotivasi dalam belajar. 3 Jenis, Nama, dan Tingkat Kasus Jenis : masalah pribadi keluarga sekolah Nama kasus : kurangnya motivasi belajar siswa Tingkat kasus : sedang, karena klien merasa belajar penting tetapi dengan adanya masalah keluarga yang dialami klien masih membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan masalahnya.

4.1.2.2.2 Data Kasus

1 Data dari Klien Klien adalah seorang siswa kelas IX. 5 di SMP Negeri 2 Rembang. Klien merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Klien anak yang cukup rajin mengerjakan tugas dan belajar. Klien mengalami penurunan nilai mulai kelas VIII dan yang membuat nilainya turun karena kurangnya motivasi belajar dari dalam dirinya dan lingkungan keluarganya. Ketika belajar merasa terganggu dengan adanya masalah keluarga yang selama ini dialaminya. Klien mengungkapkan orang tuanya terutama ibunya kurang mempercayai dirinya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kepribadiannya. Klien pernah dianggap mencuri hanya karena membeli HP dari hasil mengumpulkan uang jajan, pernah dianggap pacaran terus dan kurang belajar, selalu dianggap dirinya salah, perlakuannya berbeda dibandingkan dengan saudaranya yang lain dan orang tuanya kurang memberikan dorongan untuk belajar. 93 Orangtuanya pernah beranggapan meskipun diikutkan les privat tapi nilainya juga tetap jelek. Ketika pergi keluar rumah, klien harus diantar dan dijemput oleh saudaranya. Klien tidak boleh keluar rumah sendirian. Hal ini terkadang membuat klien merasa kurang bebas dan kurang leluasa dalam bepergian. Sikap orang tua yang membedakan dan kurang mempercayai dirinya membuat dirinya kurang termotivasi belajar. Ketika klien belajar ibunya pernah berucap meskipun belajar nilainya juga tetap jelek. Hal itu terkadang membuat dirinya kurang serius dalam belajar, terkadang membaca majalah atau hal lain supaya ketika dilihat ibunya dirinya sedang belajar. Klien merasa kurang nyaman dan bingung dengan sikap ibunya. Sikap ibunya tersebut yang terkadang membuat dirinya sedih dan kurang semangat dalam belajar. 2 Informasi dari Guru Pembimbing Klien adalah siswa kelas IX.5. Menurut guru pembimbing klien termasuk siswa yang banyak gaya. Dari model rambut sampai pakaian dianggap kurang wajar. Klien sesekali melamun di kelas dan kurang aktif ketika pelajaran. Klien termasuk siswa yang motivasinya rendah. Prestasi akademik klien juga sedang-sedang saja dan dari hasil mid kelas IX yang diberikan wali kelas ada beberapa nilai yang kurang dari KKM. 3 Informasi dari Guru Wali Kelas Klien adalah siswa kelas IX.5. Menurut wali kelas, klien adalah anak yang kurang antusias ketika mendapat pelajaran. Dari cara berpenampilan membuat guru-guru yang mengajar kurang menyukai dirinya. Terkadang diam 94 dan terkadang juga ceria tetapi anaknya enak untuk diajak berbicara. Klien juga mau menerima masukan dan memperhatikan teguran dari guru. Kelihatannya ada permasalahan yang sedang dialami. Prestasi akademik di sekolah masih perlu mendapat perhatian. Masih ada beberapa pelajaran yang kurang dari KKM dan motivasi belajarnya juga kurang sehingga perlu mendapat penanganan. 4 Informasi dari Guru Mata Pelajaran Klien adalah siswa kelas IX.5. Menurut guru mata pelajaran Bahasa Inggris, kurang aktif ketika di kelas dan masih perlu mendapat dorogan untuk menjawab pertanyaa. Ketika ada yang kurang paham juga tidak ditanyakan. Nilainya kelas VIII kurang memuaskan dan nilai mid kelas IX masih jauh dari KKM. Klien termasuk siswa yang kurang motivasi belajar dan perlu mendapat bantuan untuk meningkatkan motivasi belajarnya sehingga prestasi yang diperoleh juga dapat meningkat.

4.1.2.2.3 Analisis dan Diagnosis Kasus

Dokumen yang terkait

Penggunaan Konseling Sebaya Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IX MTs Assalam Tahun Pelajaran 2011/2012

0 8 13

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

UPAYA MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS SEKOLAH MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR TEKNIK KONTRAK PERILAKU (Penanganan Kasus Pada Siswa SMP Negeri 4 Rembang)

38 233 360

PERAN BIMBINGAN KONSELING ISLAMI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (studi kasus SMP Muhammadiyah 1 Surakarta) TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

0 1 22

Upaya Mengatasi Permasalahan Rendahnya Tanggung Jawab Belajar Melalui Konseling Individual Dengan Pendekatan Konseling Realita (Penanganan Kasus Pada 3 Orang Siswa Kelas IX D di SMP Negeri 3 Pekalongan Tahun Pelajaran 2011/2012).

0 0 1

Penanganan Kasus Rendahnya Kemadirian Belajar Siswa Melalui Konseling Individual dengan Pendekatan Konseling Behavioristik Teknik Self-Management Pada 3 Orang Siswa Kelas IX.F di SMP Negeri 13 Pekalongan.

0 0 1

Upaya Mengatasi Self Disclosure Rendah pada Siswa yang Orang Tuanya BrokenHome melalui Konseling Individual menggunakan Pendekatan Trait and Factor di SMP N 1 Ungaran (Pada Kasus Enam Orang Siswa).

0 0 1

(ABSTRAK) STUDI KASUS TENTANG MOTIVASI BELAJAR RENDAH PADA SISWA KELAS IX MELALUI KONSELING INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN REALITAS DI SMP N 2 REMBANG TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 2 2

KEEFEKTIFAN KONSELING MELALUI PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DENGAN TEKNIK TIME PROJECTION UNTUK MENGURANGI PERILAKU MEROKOK (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX C Di SMP N 2 Jaken) -

0 0 75

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA ( STUDI KASUS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TLOGOWUNGU PATI TAHUN AJARAN 20112012 )

0 0 16