4.1.4 Hasil Analisis Uji Wilcoxon
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik non parametric dengan menggunakan rumus Wilcoxon Matched Pairs
yaitu untuk menguji hipotesis komparatif dua sample berpasangan bila datanya berbentuk ordinal Sugiyono, 2005: 152. Cara mengambil keputusan
menggunakan pedoman dengan taraf signifikan 5 dengan ketentuan: 1 Ha diterima apabila T
hitung
lebih besar atau sama dengan T
table.
2 Ha ditolak apabila T
hitung
lebih kecil dari T
table.
Pengajuan hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji wilcoxon yaitu : Ha
: Kemampuan interaksi sosial pada siswa program akselerasi SD Hj.Isriati Baiturrahman 01 Semarang dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan
kelompok.
Ho : Kemampuan interaksi sosial siswa program akselerasi SD Hj.Isriati Baiturrahman 01 Semarang tidak dapat ditingkatkan melalui layanan
bimbingan kelompok. Hasil analisis uji wilcoxon dapat dilihat dalam perhitungan pada tabel di
bawah ini :
Tabel 4.14 Tabel Kerja Uji
Wilcoxon
Siswa X
A1
X
B2
Beda Tanda Jenjang
X
B2
– X
A1
Jenjang +
- AJ
68 84
16 8,5
8,5 0,0
AM 85
95 10
4,5 4,5
0,0 CR
83 95
12 6
6 0,0
DB 75
95 20
12 12
0,0 DD
85 95
10 4,5
4,5 0,0
ET 82
90 8
2 2
0,0 FN
81 94
13 7
7 0,0
FA 88
95 7
1 1
0,0 GA
66 85
19 11
11 0,0
KA 73
91 18
10 10
0,0 MF
67 83
16 8,5
8,5 0,0
NZ 83
92 9
3 3
0,0 RR
66 90
24 13
13 0,0
ZH 67
94 27
14 14
0,0
Jumlah 105
0,0
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel untuk uji wilcoxon, jumlah
jenjang yang kecil atau T
hitung
nilainya adalah 105 sedangkan T
tabel
untuk n = 14 dengan taraf kesalahan 5 nilainya adalah 21. Sehingga T
hitung
105,0 T
tabel
21,0 atau berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya kemampuan interaksi sosial
siswa program akselerasi SD Hj.Isriati dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan kemampuan interaksi sosial pada siswa program akselerasi melalui layanan bimbingan kelompok didapat hasil
bahwa interaksi sosial dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. layanan bimbingan kelompok ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus 2
digunakan sebagai penyempurna pada siklus 1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang rencananya dilakukan kepada 15 siswa program akselerasi tetapi
pelaksanaannya dilakukan pada 14 siswa. Hal ini dikarenakan pada setiap pertemuan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok terdapat satu siswa yang
tidak masuk sekolah. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan 14 siswa