Ciri-ciri Keberbakatan Program Akselerasi

Kolesnik 1970 dalam Alsa, 2007:11 mengemukakan adanya kelemahan program akselerasi, yaitu : 1 Dengan loncat kelas akan mengurangi kesempatan siswa untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya. 2 Menimbulkan problem sosial dan emosional. 3 Beban tugas belajar yang banyak bisa menjadi tekanan stressor bagi kesehatan mental. 4 Kesempatan untuk latihan kepemimpinan berkurang karena masalah fisik dan kematangan sosialnya belum sematang siswa lainnya yang lebih tua. 5 Melakukan akselerasi dalam perkembangan intelektual, tapi tidak dalam aspek-aspek lainnya. 6 Belajar tidak sekedar menguasai ilmu pengetahuan, tapi berpikir mencari dan menggali pengetahuan, mengerti, menilai, dan membandingkan. Gibson 1980 dalam Alsa, 2007:11 mengatakan bahwa kelemahan utama program akselerasi adalah menyangkut penyesuaian sosial siswa. Richardson dan Benbow 1990 dalam Alsa, 2007:11 juga berpendapat sama bahwa dampak negatif program akselerasi adalah pada perkembangan sosial dan emosional siswa. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa ada dampak negatif penyelenggaran program akselerasi terhadap perkembangan sosial dan emosional siswa.

2.3.2.5 Ciri-ciri Keberbakatan Program Akselerasi

Konsep keberbakatan menurut Renzulli dalam Munandar, 2004: 24 pada hakikatnya terlihat pada tiga kelompok ciri-ciri keberbakatan, yaitu 1 kemampuan di atas rata-rata, 2 kreativitas, dan 3 pengikatan diri pada tugas. Ketiganya disebut The Three-Ring Conception of Giftedness. Ciri-ciri anak berbakat yang dikemukakan oleh Torrance 1981 dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No 073, Tahun Ke-14, Juli 2008, dengan mengutip laporan USOE United States Officer of Education terdapat enam tipe keberbakatan, yaitu 1 kemampuan intelektual umum, 2 kemampuan akademis khusus, 3 kemampuan berpikir kreatif dan produktif, 4 kemampuan memimpin, 5 kemampuan dalam bidang seni, dan 6 kemampuan psikomotor. Ciri-ciri keberbakatan program akselerasi dirintis dengan konsepsi keberbakatan yang digunakan berasal dari Renzulli. Reis Smith 1978 dalam http:shvoong.com , 20110829 memaparkan bahwa keberbakatan menunjuk pada adanya keterkaitan antara kelompok ciri, yaitu 1 kemampuan di atas rata- rata yang mencakup dua hal yaitu kemampuan umum dan spesifik, 2 kreativitas kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berfikir, dan 3 tanggung jawab terhadap tugas. Sementara itu Treffinger 1980 dalam http:shvoong.com , 20110829 mengemukakan sejumlah karakteristik unik anak berbakat ialah bahwa anak berbakat memiliki karakteristik sebagai berikut : 1 Rasa ingin tahu yang tinggi Curiosity. 2 Berimajinasi Imagination. 3 Produktif Produtivity. 4 Independen dalam berfikir dan menilai Independence inthought and judgment. 5 Mau mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan informasi dan mewujudkan ide- ide Extensive foun of information andideas. 6 Memiliki ketekunan Presistence. 7 Bersikukuh dalam menyelesaikan masalah Commitment to solving problems. 8 Berkonsentrasi ke masa depan dan hal-hal yang belum diketahui Concern with the future and the unknown, tidak hanyut pada masa lalu, terpaku hari ini, atau cepat puas pada hal-hal yang sudah diketahui not merely with the past, thepresent, or the known. Berdasarkan pendapat yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri keberbakatan dalam program akselerasi adalah 1 kemampuan di atas rata-rata yang meliputi kemampuan intelektual umun dan kemampuan akademis khusus, 2 kemampuan kreativitas di atas rata-rata yaitu kelancaran, keluwesan, orisinalitas dalam berpikir, dan produktif, dan 3 tanggung jawab terhadap tugas.

2.4 Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Program

Akselerasi melalui Layanan Bimbingan Kelompok Kelas program akselerasi adalah pelayanan pendidikan yang diberikan bagi siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikannya lebih awal dengan mencapai target kurikulum nasional. Ada beberapa dampak negatif dalam program akselerasi bagi anak berbakat, yaitu terletak pada masalah penyesuaian sosial. Masalah sosial yang dimaksud adalah siswa akselerasi didorong untuk berprestasi baik secara akademis. Hal ini akan mengurangi waktunya untuk melakukan aktivitas yang lain. Siswa akselerasi akan kehilangan aktivitas dalam masa-masa hubungan sosial yang penting pada usianya. Aspek perkembangan sosial merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan sosial anak terutama pada anak sekolah dasar. Pada masa ini anak dapat menjalin hubungan interaksi sosial yang baik dengan lingkungan rumah, masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Interaksi sosial yang terjalin di sekolah

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA UNDERACHIEVER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA SD NEGERI PEKUNDEN SEMARANG

1 17 238

MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VB SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 20142015

1 51 321

MENINGKATKAN KESIAPAN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS VB SD Hj. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

0 4 190

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013

1 18 176

HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA Hubungan Antara layanan Bimbingan Konseling Sekolah dengan Interaksi Sosial pada Siswa Akselerasi.

0 0 16

BAB 1 PENDAHULUAN Hubungan Antara layanan Bimbingan Konseling Sekolah dengan Interaksi Sosial pada Siswa Akselerasi.

0 0 8

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 13 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 176

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SOSIODRAMA

0 0 31

Layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial siswa

1 2 6

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII E SMP N 2 JAKEN

0 1 26