II. TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGENDALIAN LIMBAH
Limbah hampir selalu terbentuk pada setiap kegiatan industri. Kegiatan industri tersebut di satu sisi memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat dan mendatangkan keuntungan sosial-ekonomi, namun di sisi lain berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Strategi pendekatan
pengelolaan lingkungan hidup telah mengalami perubahan seiring dengan semakin meningkatnya masalah pencemaran. Perlindungan lingkungan yang
selama ini dilakukan oleh industri-industri hanya ditekankan pada usaha penanganan dan pembuangan limbah. Salah satu usaha tersebut dilakukan
dilakukan dengan cara membangun Instalasi Pengolahan Limbah IPAL. Perlindungan seperti ini disebut konsep End of Pipe Treatment EOP, dimana
pada konsep ini limbah dilihat sebagai sesuatu yang sudah terjadi dan berusaha ditangani agar tidak mencemari lingkungan.
Penerapan EOP pada dasarnya telah memberikan sumbangan yang nyata bagi pencegahan pencemaran lingkungan, tetapi konsep ini mempunyai
kekurangan karena membutuhkan tambahan lahan, waktu dan biaya yang mahal. Selain itu, penerapan konsep EOP juga menyebabkan timbulnya
produk limbah baru dan perpindahan masalah dari media lingkungan yang satu dengan media lainnya Theodore dan Young, 1992. Sebenarnya
pengendalian terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri dapat dilakukan dengan usaha pencegahan terhadap timbulnya limbah, mulai
dari sumber bahan baku, proses manufaktur, alat-alat pemroses sampai tahap finishing Tim Bapedal dan Tim BPTK Bogor Pusat Penelitian Karet , 1999.
Usaha pencegahan limbah ini sudah lama diperkenalkan oleh UNEP United National Environment Program sejak tahun 1989, dengan sebutan produksi
bersih. Menurut UNEP 2001, produksi bersih adalah aplikasi secara terus- menerus dari suatu strategi pencegahan pencemaran lingkungan terhadap
proses dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan.
Gambar 1. Unsur-unsur utama definisi produksi bersih Menurut Tim Bapedal dan Tim BPTK Bogor Pusat Penelitian Karet
1999, produksi bersih memiliki acuan strategis yang dilandasi pemahaman atas pentingnya kelestarian lingkungan, selanjutnya diikuti langkah nyata yang
kemungkinan mengharuskan adanya perubahan tata cara produksi seperti penyediaan sarana penyimpanan bahan baku untuk mencegah pembentukan
limbah berbahaya, penggantian mesin produksi yang tidak efisien, penerapan sistem daur ulang air proses, dan modifikasi sistem penanganan limbah.
Perwujudan kelestarian lingkungan melalui upaya produksi bersih tersebut, menurut Raka, et al 1999 didasarkan pada empat strategi, yaitu :
1. Merupakan upaya penerapan strategi pencegahan yang berkelanjutan terhadap proses dan produk untuk mengurangi resiko terhadap manusia
dan lingkungan hidup serta sumber daya alamnya. 2. Merupakan upaya untuk menggarap proses produksi dengan strategi yang
meliputi pelestarian bahan mentah dan energi, penghilangan pemakaian B3 Bahan Berbahaya dan Beracun, dan pengurangan kadar racun dari semua
bentuk buangan dan limbah sebelum meninggalkan proses produksi. 3. Dalam proses menghasilkan produk, strategi produksi bersih memusatkan
perhatian pada upaya pengurangan dampak lingkungan di seluruh daur
suatu produk, mulai dari ekstraksi bahan mentah sampai ke pembuangan limbah produk tersebut.
4. Meliputi upaya penguasaan teknik pelaksanaan, penyempurnaan teknik yang sudah ada, dan pengubahan sikap, pandangan serta perilaku
produsen.
B. PENERAPAN PRODUKSI BERSIH