Neraca Massa di Penggilingan Creper I Neraca Massa di Penggilingan Creper II

hari. Keluarnya air dan bahan kimia tersebut selain menyebabkan turunnya bobot bekuan yang semula rata-rata 67.769,800 kg per hari menjadi rata-rata 59.678,086 kg per hari, juga menyebabkan turunnya ketebalan bekuan menjadi 5 cm.

4. Neraca Massa di Penggilingan Creper I

Tabel 5. Neraca massa di mesin creper I No Keterangan INPUT OUTPUT kghari kghari Produk Utama Produk Samping Kehilangan A INPUT 1 Bekuan Tipis 59678,086 - - - 2 Air 25706,217 - - - B OUTPUT 1 Lembaran Bekuan 1 Cm - 33885,217 - - 2 Air Limbah - - 51499,086 - Jumlah 85384,303 33885,217 51499,086 - Total Input 85384,303 - Total Output - 85384,303 Proses penggilingan dengan menggunakan creper I bertujuan untuk menurunkan ketebalan bekuan dari mobile crusher hingga 1 cm, mengeluarkan bahan kimia dan air yang tersisa pada bekuan, serta mencuci bekuan dari bahan kimia yang terdapat di permukaan bekuan dengan menggunakan air yang dialirkan melalui pipa. Air rata-rata sebesar 25.70l,217 kg per hari atau sebesar 2,115 m 3 per ton, selain digunakan untuk pencucian juga digunakan untuk pendingin penggiling. Proses penggilingan dengan creper I menghasilkan limbah cair berwarna putih pekat dengan nilai kekeruhan mencapai 410 FAU. Tingginya nilai kekeruhan pada tahap ini disebabkan karena tahap di mesin creper I ini merupakan tahap pencucian awal terhadap bekuan, sehingga masih banyak bahan pencemar berupa sodium metabisulfit dan asam semut yang terdapat pada bekuan. Limbah cair yang rata-rata mencapai 51.499,86 kg per hari atau sebanyak 4,239 m 3 per ton , yang terdiri dari sisa bahan kimia dan air dari bekuan serta berasal dari sisa pencucian bekuan dialirkan ke IPAL melalui saluran limbah. Hal ini dilakukan UU. Wabe sebagai upaya mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Bekuan yang telah melalui mesin ini akan mengalami pengurangan bobot rata-rata menjadi 33.885,217 kg per hari. Pengurangan bobot tersebut disebabkan karena kandungan air dan bahan kimia yang terkandung didalamnya keluar dari bekuan akibat tekanan yang diberikan oleh mesin penggiling.

5. Neraca Massa di Penggilingan Creper II

Tabel 6. Neraca massa di mesin creper II No Keterangan INPUT OUTPUT kghari kghari Produk Utama Produk Samping Kehilangan A INPUT 1 Lembaran Bekuan 1 Cm 33885,217 - - - 2 Air 22542,154 - - - B OUTPUT 1 Lembaran Bekuan 0.5 Cm - 29005,746 - - 2 Air Limbah - - 27421,625 - Jumlah 56427,371 29005,746 27421,625 - Total Input 56427,371 - Total Output - 56427,371 Bekuan tipis yang melalui mesin creper II ini pada prinsipnya mengalami tahapan yang sama dengan bekuan yang melalui mesin creper I. Perbedaan antara mesin creper I dan creper II adalah ketebalan bekuan yang dihasilkan. Mesin penggiling creper I hanya menipiskan bekuan hingga memiliki ketebalan hingga 1 cm, sedangkan pada mesin penggiling creper II ini akan menipiskan bekuan lateks hingga 0,5 cm. Proses penggilingan pada mesin creper II bertujuan untuk membersihkan bahan kimia pada permukaan bekuan yang masih tersisa pada bekuan setelah melalui mesin creper I. Pada tahap ini lembaran bekuan juga mengalami pengurangan bobot rata-rata menjadi 29.005,746 kg per hari. Pengurangan bobot tersebut disebabkan karena keluarnya bahan kimia dan air yang terkandung di dalam lembaran bekuan pada saat lembaran tersebut mengalami penggilingan. Limbah cair yang dihasilkan pada mesin ini terdiri dari sisa bahan kimia dan air dari bekuan, serta berasal dari sisa pencucian bekuan. Limbah rata-rata sebanyak 27.421,625 kg per hari atau sebanyak 2,257 m 3 per ton ini berwarna putih agak pekat dan memiliki nilai kekeruhan mencapai 140 FAU. Nilai kekeruhan pada tahap ini lebih rendah dari tahap sebelumnya, hal ini disebabkan karena telah berkurangnya bahan kimia yang terdapat pada permukaan bekuan akibat pencucian awal di mesin creper I.

6. Neraca Massa di Hammer Mills

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Goal Programming Untuk Mengoptimalkan Produksi Teh (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV - Pabrik Teh Bah Butong)

2 54 106

Kajian Strategi Bisnis dalam Pelaksanaan Pengembangan Areal (Studi Kasus di PT. Perkebunan Nusantara III (Persero))

3 64 114

Penerapan Total Productive Maintenance (TPM) Untuk Peningkatan Efisiensi Produksi Pada Pabrik RSS PT. Perkebunan Nusantara II Kebun Batang Serangan.

1 52 148

Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina)

15 132 248

Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Medan)

27 212 111

PELAKSANAAN KEPENGURUSAN OLEH PENGURUS KOPERASI (Studi Pada Koperasi Kantor Direksi PTP Nusantara VII Bandar Lampung)

0 34 40

PERBANDINGAN PENDEKATAN TEORITIS INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) 41 PADA BIAYA TANAMAN BELUM MENGHASILKAN KARET (Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Way Berulu di Pesawaran)

1 27 85

Analisis Nilai Tambah dan Kapasitas Produksi Agroindustri Pengolahan Kelapa Sawit (CPO) pada PT Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Rejosari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

17 51 72

Potensi Penerapan Konsep Produksi Bersih pada Industri Keramik di Probolinggo Potensial Implementation of Cleaner Production Concept for Ceramic Industries in Probolinggo

0 0 8

Penerapan Metode Goal Programming Untuk Mengoptimalkan Produksi Teh (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara IV - Pabrik Teh Bah Butong)

0 0 11