IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Belanda yang kemudian diambil alih oleh pemerintah
Republik Indonesia pada tanggal 3 Desember 1957. PT. Perkebunan Nusantara VII Persero sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara
BUMN merupakan gabungan dari PT. Perkebunan X Persero, PT. Perkebunan XXXI Persero, eks proyek PT. Perkebunan XI Persero di
Lahat, dan eks proyek PT. Perkebunan XXIII Persero di Bengkulu. PT. Perkebunan Nusantara VII Persero mengelola usaha
perkebunan dengan budidaya berupa karet, kelapa sawit, tebu dan teh. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jalan Teuku Umar
No 300, Kedaton Bandar Lampung, dan memiliki kantor penghubung yang beralamat di Jalan Tebet Timur Dalam IJ14, Jakarta. Tujuan
didirikannya perusahaan ini adalah melaksanakan pembangunan dan pengembangan agrobisnis sektor perkebunan sesuai dengan prinsip
perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuh dalam sekala usaha yang ekonomis. Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi perusahaan
agroindustri terkemuka di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing sehingga dapat tumbuh dan berkembang baik dengan kemampuan sendiri
maupun dengan pola kemitraan. Unit Usaha Way Berulu UU. Wabe merupakan salah satu dari
29 Unit Usaha yang dikelola PTPN VII. Lokasi kantor UU. Wabe terletak di Desa Kebagusan, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Lampung
Selatan, Propinsi Lampung yang berjarak sekitar 20 Km dari kota Bandar Lampung. Areal konsensi UU. Wabe seluruhnya berjumlah 2.403,67 Ha,
terdiri dari areal tanaman karet menghasilkan seluas 1.665 Ha, areal
tanaman karet belum menghasilkan TBM seluas 321 Ha, areal tanaman kakao seluas 20 Ha, areal tanaman ulangan seluas 113 Ha, tanaman entrys
seluas 7 Ha, areal pembibitan seluas 74 Ha, areal lain-lain seluas 203,67 Ha.
UU. Wabe sebagai perusahaan yang memanfaatkan bahan baku lateks kebun memiliki dua buah pabrik, yaitu Pabrik Pengolahan Karet
Remah PPKR dan Pabrik Pengolahan Lateks Pekat. PPKR yang dibangun sejak tahun 1982 memiliki kapasitas produksi 30 ton karet
kering per hari. Pabrik ini mengelola lateks dari produksi kebun sendiri dan dari kebun seinduk yaitu UU. Way Lima dengan mutu produk yang
dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu SIR 3L dan SIR 3WF. Sedangkan Pabrik Pengolahan Lateks Pekat yang ada di UU. Wabe dibangun pada
tahun 1989, memiliki kapasitas produksi 20 ton per hari. Pabrik ini hanya beroperasi apabila ada pesanan dari pembeli, tetapi sejak tahun 1998 UU.
Wabe tidak memproduksi lateks pekat. Selain disebabkan tidak adanya permintaan, juga disebabkan pula oleh biaya produksi lateks pekat yang
terlalu tinggi. Selama menjalankan kegiatannya, UU. Wabe dipimpin oleh
seorang Manajer, yang dalam pelaksanaanya dibantu oleh Sinder Kepala Tanaman, Sinder Tanaman, Sinder Teknik, Sinder Pengolahan, Sinder
SDM dan Umum, serta Sinder Tata Usaha dan Keuangan. Setiap Sinder yang membantu Manajer dalam melaksanakan tugasnya, haruslah dapat
melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif serta dapat saling melakukan koordinasi antara sinder satu dengan sinder lainnya. Bagan
struktur organisasi pada UU. Wabe ditampilkan pada Lampiran 2.
2. Sarana dan Prasarana