pemanfaatan limbah melalui daur ulang recycle. Usaha pencegahan terbentuknya limbah yang merupakan salah satu strategi penerapan produksi
bersih, dapat dilakukan apabila neraca massa dari masing-masing tahapan proses telah diketahui, sehingga dapat diketahui besarnya input maupun output
yang terjadi selama proses tersebut berjalan. Identifikasi limbah di UU. Wabe dilakukan dengan menyusun neraca
massa pada setiap stasiun proses produksi yang diperoleh dari hasil pengamatan, pengukuran dan wawancara. Neraca massa akan memberikan
gambaran yang jelas tentang jumlah limbah, bahan baku dan produk. Hasil identifikasi limbah tersebut diperlihatkan dengan susunan neraca massa seperti
dibawah ini.
1. Neraca Massa di Proses Pencampuran
Tabel 2. Neraca massa di bulking tank
No Keterangan INPUT OUTPUT
kghari kg hari
Produk Utama
Produk Samping Kehilangan
A INPUT
1 Lateks kebun
53614,680 -
- -
2 Air 14175,126
- -
- 3 Larutan
SMB 23,226
- -
- B OUTPUT
1 Campuran lateks
- 67634,316
- -
2 Limbah -
- 178,716
- Jumlah 67813,032
67634,316 178,716
- Total Input
67813,032 -
Total Output -
67813,032
Lateks kebun yang memiliki nilai Kadar Karet Kering KKK rata- rata sebesar 22,759 persen setelah dimasukkan ke dalam bulking tank
melalui saringan sebesar 20 mesh dilakukan pengenceran. Pengenceran
tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan nilai KKK hingga mencapai 18 persen agar warna lateks yang dihasilkan lebih cerah.
Pengenceran dengan cara menambahkan air tersebut, dapat pula memudahkan penghilangan gelembung udara atau gas yang terdapat di
dalam lateks, serta dapat melunakkan bekuan lateks sehingga mengurangi tenaga yang diperlukan untuk proses penggilingan.
Sebelum dilakukan pengadukan selama 10 menit dengan menggunakan stirer untuk homogenisasi larutan, lateks yang telah
diencerkan menggunakan air rata-rata sebanyak 14.175,126 kg per hari atau sebanyak 1,167 m
3
per ton karet tersebut dicampurkan dengan larutan sodium metabisulfit rata-rata sebanyak 23,226 kg per hari atau 0,523 kg
per ton karet. Proses pencampuran tersebut hanya dilakukan apabila UU. Wabe ingin menghasilkan SIR 3L, namun apabila UU. Wabe ingin
memproduksi SIR 3WF, maka selama proses pencampuran ini tidak perlu ditambahkan larutan sodium metabisulfit.
Jumlah campuran lateks rata-rata sebanyak 67.634,316 kg per hari
atau sebanyak 5,567 m
3
per ton karet yang dihasilkan pada tahap ini merupakan campuran lateks kebun, air pengencer dan larutan sodium
metabisulfit. Selama proses pencampuran di tahap ini tidak menghasilkan limbah, limbah terbentuk pada saat campuran lateks dari bulking tank
dialirkan melalui talang. Limbah rata-rata sebanyak 178,716 kg per hari yang terdiri dari campuran lateks dari bulking tank, disebabkan karena
adanya kebocoran dan kurang permanennya talang yang menghubungkan bulking tank dengan bak pembekuan. Limbah tersebut dialirkan menuju
IPAL melalui saluran air limbah, dengan tujuan untuk mengurangi dampak yang diberikan limbah tersebut terhadap lingkungan.
Terbentuknya limbah pada saat campuran lateks dialirkan melalui talang menuju bak pembekuan, menyebabkan terjadinya penurunan bobot
campuran lateks yang akan dibekukan. Penurunan bobot rata-rata sebanyak 178,716 kg per hari menyebabkan campuran lateks yang akan
dibekukan menjadi rata-rata 67.634,316 kg per hari.
2. Neraca Massa di Bak Pembekuan