berukuran 1,6 m x 1,6 m x 2,8 m untuk mengurangi bahan pencemar yang ada di air limbah tersebut. Air yang telah disaring tersebut
selanjutnya ditampung ke dalam bak yang berukuran sama dengan bak pengendapan, sebelum air tersebut digunakan kembali oleh mesin
mesin creper I dan creper II. Air yang berasal dari mesin hammer mills dan tirisan box
mesin pengering mengalami tahapan yang sama seperti air limbah yang berasal dari creper I dan creper II. Proses daur ulang air pada
mesin hammer mills dan tirisan box mesin pengering dilakukan dengan menggunakan bak pengendapan berukuran 4,5 m x 4,5 m x 3,5 m dan
bak penyaringan berukuran 1,9 m x 1,9 m x 2,5 m. Perhitungan volume bak pengandapan dan bak penyaringan dapat dilihat pada
Lampiran 7.
E. ANALISIS FINANSIAL
1. Penggantian Mesin Pengering
Perhitungan analisis finansial terhadap penggantian mesin pengering diberlakukan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Umur ekonomi proyek ditetapkan selama 20 tahun.
b. Harga-harga yang digunakan dalam analisis ini berdasarkan pada hasil
survey bulan April 2006 sampai Juni 2006.
c. Nilai sisa mesin pada masa akhir proyek 25 persen dari nilai awal.
d. Biaya pemeliharaan sebesar 1 persen dari investasi awal.
e. Bunga pinjaman pada Bank Niaga sebesar 16 persen per tahun.
f. Kapasitas Produksi 12,17 ton per hari
g. Jumlah hari kerja 360 hari per tahun dengan jumlah jam kerja 8,1 jam
per hari.
h. Angsuran kredit dan bunga modal dibayar setiap tahun dengan
angsuran yang sama setiap tahunnya.
Gambar 9. Rancangan proses pendistribusian air hasil daur ulang
Biaya investasi yang dikeluarkan untuk proyek ini digunakan untuk membeli dua unit mesin pengering berkapasitas 900 kg karet per
jam, masing-masing bernilai Rp. 901.600.000 dengan rincian yang dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada tahun ke-0, biaya operasional berasal dari
modal yang digunakan untuk pembelian alat-alat. Perincian modal kerja tersebut dapat dilihat pada 8.
Biaya operasional sebesar Rp. 87.168.800 yang terdapat pada analisis finansial ini terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap yang
dibutuhkan untuk operasional mesin pengering. Biaya tetap yang terdiri dari biaya penyusutan mesin dan biaya pemeliharaan, merupakan biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan tanpa dipengaruhi oleh tingkat produksi. Sedangkan biaya tidak tetap, yang terdiri dari biaya pelumas mesin
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan memperhatikan tingkat produksi. Perincian kebutuhan biaya tetap dan tidak tetap ini
setiap tahunnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Penghematan yang diperoleh oleh perusahaan dari penggantian
mesin pengering ini, berasal dari perbandingan konsumsi bahan bakar solar mesin pengering baru dengan mesin pengering lama. Konsumsi
bahan bakar yang hanya 30 liter solar per ton karet pada mesin pengering baru, memberikan penghematan penggunaan bahan bakar solar sebanyak
26,8 liter solar per ton karet dari mesin pengering lama. Dengan menggunakan harga solar industri sebesar Rp. 5.400 per liter, maka
perhitungan keuntungannya sebagai berikut : 26,8 Lton karet x 12,17 ton karethari x Rp. 5.400L = Rp. 1.761.242hari
Dalam satu tahun, maka penghematan yang diperoleh perusahaan adalah : Rp. 1.761.242hari x 360 haritahun = Rp. 634.047.264tahun.
Setelah dipotong oleh biaya tetap dan biaya tidak tetap, proyek penggantian mesin pengering ini akan menghasilkan keuntungan sebesar
Rp. 546.878.464 per tahun. Menurut UU RI No. 17 tahun 2000, keuntungan lebih dari Rp. 200.000.000 akan dikenakan pajak sebesar 35
persen . Hal ini menyebabkan proyek penggantian mesin pengering ini dikenakan pajak sebesar :
Beban Pajak = 35 x Rp. 546.878.464 tahun = Rp. 191.407.462tahun Potongan pajak keuntungan yang ditetapkan oleh pemerintah
tersebut, menyebabkan tindakan penggantian mesin pengering akan mendapatkan keuntungan dengan perhitungan sebagai berikut :
Keuntungan = Penghematan – Beban Pajak = Rp. 546.878.464 tahun - Rp. 191.407.462tahun
= Rp. 355.471.002tahun Nilai penghematan yang didapat dari proyek dalam analisis
finansial ini dimasukkan sebagai penerimaan pada arus kas penerimaan dan pengeluaran proyek. Selain nilai penghematan, dalam kas penerimaan
juga dimasukkan modal sendiri yang terdiri dari biaya investasi dan modal kerja, serta terdapat nilai sisa dari mesin pada tahun ke-20. Arus kas
penerimaan dan pengeluaran ini dapat dilihat pada Lampiran 11.
2. Good Housekeeping