76 secara sosial karena pengusahaan sero memenuhi sifat investasi murah hanya bahan
jaring berbentuk perangkap, menguntungkan hemat BBM namun jangkauan penangkapan luas, tidak bertentangan dengan budaya, dan memenuhi peraturan
perikanan yang berlaku. Pukat pantai merupakan unit penangkapan yang cenderung merusak
lingkungan dibandingkan unit penangkapan lainnya di perairan Kabupaten Lampung Selatan. Bersama dengan jaring insang lingkar, jaring insang tetap, pukat pantai
cenderung merusak lingkungan dengan total skor masing-masing 17, dan Pukat pantai mempunyai selektifitas yang rendah karena menangkap lebih dari 3 spesies
ikan dengan variasi ukuran yang berbeda jauh. Dalam operasinya, pukat pantai biasanya menangkap semua jenis ikan yang tersangkut pukat mulai dari ikan besar
seperti tongkol, tenggiri, dan kurisi, ikan sedang dan kecil seperti lemuru, kembung, layang, teri serta berbagai jenis biota laut non ikan. Di samping itu, nilai
beberapa kriteria ramah lingkungan lainnya juga rendah karena hasil tangkapnya berkualitas rendah, by-catch tinggi, kriteria dampak ke biodiversity cukup tinggi, dan
kurang dapat diterima secara sosial. Jaring insang lingkar mempunyai sifat destructive yang tinggi terhadap
habitat karena semua habitat biota laut yang terperangkap atau dilingkupi jaring insang lingkar minimal akan rusak jika tidak tertangkap pada saat jaring insang
lingkar tidak ditarik. Jaring insang lingkar juga mempunyai selektifitas rendah karena dapat menangkap 3 spesies ikan atau kurang dengan variasi ukuran yang
berbeda jauh, by-catch cukup tinggi, dampak ke biodiversity cukup tinggi karena menyebabkan kematian beberapa spesies dan merusak habitat, dan kurang dapat
diterima secara sosial karena cenderung bertentangan dengan budaya dan peraturan perikanan yang berlaku.
5.1.4 Aspek kelayakan investasi
Hasil analisis aspek kelayakan investasi terhadap unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan untuk penggunaaan efektif selama 6 tahun
menunjukkan bahwa pukat udang dan pukat pantai tidak layak dikembangkan karena nilai NPV 0 dan nilai IRR yang lebih kecil dari 8,5 . Pukat udang yang
mempunyai nilai NPV Rp 1.720.718 dan nilai IRR = 7,37 dalam usahanya
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
77 menunjukkan potensi kerugian sebesar Rp 1.720.718 dengan pertumbuhan usaha
hanya 7,37 per tahun, lebih rendah dari bunga bank 8,5 per tahun. Pukat pantai mempunyai NPV sekitar Rp 3.362.297 dan IRR = 6,53 dalam usahanya akan
mengalami kerugian sekitar Rp 3.362.297 dengan pertumbuhan usaha 6,53 per tahun lebih rendah daripada bunga bank.
Prospek yang bagus dan layak menunjukkan bila modal diinvestasikan untuk pengembangan unit penangkapan ikan payang, sero, bubu, JIT, JIH, jaring insang
lingkar, trammel net, bagan perahu, bagan apung, dan hand line. Prospek yang juga layak, namun tidak memberikan keuntungan yang besar ditunjukkan oleh serok dan
jermal. Keuntungan bersih yang dapat diberikan oleh serok dan jermal masing- masing sekitar Rp 6.554.496 dan Rp 2.642.691, sedangkan modal awal yang
dibutuhkan masing-masing sekitar Rp 53.696.000 dan Rp 60.992.000 Lampiran 19 dan 20.
Dari segi manfaat-biaya dan pertumbuhan usaha, serok dan jermal mempunyai BC ratio masing-masing 1,15 dan 1,12, dan mempunyai IRR masing
11,31 dan 9,52 sedikit lebih tinggi dari batas kelayakan BC ratio 1 dan IRR 8,5 . Dari segi pengembalian investasi, semua unit penangkapan ikan mempunyai
ROI 1 yang berarti bahwa semua unit penangkapan memberikan manfaat yang lebih besar daripada modal yang dikeluarkan untuk pengusahaannya, meskipun tidak
semuanya memberikan keuntungan yang layak. Hasil analisis unit penangkapan ikan yang memenuhi lebih baik dan lengkap
dari pada aspek pengembangan baik dari aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, maupun aspek kelayakan investasi, unit penangkapan ikan yang
menjadi opsi pengembangan di Kabupaten Lampung Selatan adalah payang, bubu, sero, jaring insang hanyut, bagan perahu, bagan apung, dan hand line. Unit
penangkapan ikan yang bukan menjadi opsi pengembangan adalah pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan
jermal. Payang merupakan unit penangkapan ikan yang mempunyai kelayakan investasi yang baik diantara semua unit penangkapan ikan yang ada di Kabupaten
Lampung Selatan dan mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan. Pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel
net, serok dan jermal tidak menjadi opsi pengembangan karena tidak dapat
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
78 memenuhi segala aspek yang dianalisis dalam penelitian ini, yaitu aspek biologi,
aspek ramah lingkungan, aspek berkelanjutan dan aspek kelayakan investasi. Jaring insang tetap untuk dibeberapa daerah di pantai Laut Jawa dan daerah
lainnya masih digunakan dan terus dikembangkan. Hal ini tentu saja dipengaruhi situasi dan kondisi suatu daerah. Kebiasaan nelayan dalam menggunakan alat
tangkap dan hasil analisis aspek bilogi, berkelanjutan, ramah lingkungan dan aspek kelayakan investasi yang dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan merupakan
alasan mengapa jaring insang tetap tidak direkomendasikan untuk dikembangkan.
5. 2 Strategi Pengembangan Unit Penangkapan Ikan
Penentuan prioritas pengembangan dilakukan dengan tiga tahap analisis terstruktur, yaitu 1 analisis kepentingan enam kriteria pengembangan; 2 analisis
kepentingan enam pembatas limit factor pengembangan yang perlu diperhatikan untuk setiap kriteria pengembangan; dan 3 analisis kepentingan tujuh unit
penangkapan ikan yang menjadi opsi pengembangan. Untuk mengakomodir harapan semua stakeholders, maka data yang diinput dalam program AHP merupakan
pendapattanggapan perwakilan semua stakeholders yang terkait dengan kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Lampung Selatan dan dikumpulkan melalui
kuesioner. Stakeholders tersebut terdiri dari nelayan, pengusaha perikanan tangkap juragan, pedagangpengolah hasil perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan,
Pengelola TPIPPI, dan konsumenmasyarakat umum.
5.2.1 Kriteria pengembangan unit penangkapan ikan