Sistem pengembangan unit penangkapan ikan

88 maksimal dan pengelolaan investasi yang rendah. Adanya sumberdaya manusia yang terampil dan kondisi perairan yang baik, diharapkan akan dapat memberikan keuntungan dan pengelolaan investasi yang rendah dalam pengembangan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan, dengan demikian produktivitas nelayan akan meningkat dan tentunya diharapkan pendapatan nelayan di Kabupaten Lampung Selatan akan meningkat. Pendapatan nelayan yang meningkat diharapkan akan memberikan dampak meningkatnya kesejahteraan nelayan di Kabupaten Lampung Selatan.

5.2.5. Sistem pengembangan unit penangkapan ikan

Sistem pengembangan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilakukan dengan tiga skenario, yaitu skenario pertama dengan melakukan perhitungan jumlah produksi, jumlah MSY, upaya penangkapan, f. optimum, terhadap empat belas alat tangkap yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, yang nantinya akan diketahui jumlah unit penangkapan ikan yang akan ditambah. Skenario kedua dengan melakukan perhitungan jumlah produksi, jumlah MSY, upaya penangkapan, f. optimum, terhadap tujuh alat tangkap yang merupakan hasil analisis berdasarkan aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan investasi, dan dianalisis kembali dengan menggunakan metode AHP, dengan tetap memberi porsi pengembangan kepada tujuh alat yang tidak terpilih, dan skenario ketiga adalah dengan melakukan perhitungan jumlah produksi, jumlah MSY, upaya penangkapan, f. optimum, terhadap tujuh alat tangkap yang merupakan hasil analisis berdasarkan aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan investasi, dan dianalisis kembali dengan menggunakan metode AHP, dengan tidak memberi porsi pengembangan kepada tujuh alat yang tidak terpilih, dengan asumsi bahwa tujuh alat tangkap lain yaitu, pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan jermal tidak dikembangkan dan secara berangsur-angsur dialihkan pada tujuh alat tangkap yang dikembangkan yaitu, jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu, bagan apung. Untuk melakukan perhitungan pada skenario pertama, harus diketahui terlebih dahulu jumlah produksi ikan tahun terakhir berdasarkan alat tangkap yang Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 89 ada, jumlah MSY, jumlah upaya penangkapan, dan f. optimum. Jumlah MSY dapat diketahui dari jumlah MSY sumberdaya ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang dan biota laut non ikan yang berjumlah 17.702,03 ton. Dasar pengembangan unit penangkapan ikan pada skenario pertama ini adalah MSY, diasumsikan adanya kontrol yang ketat dari dinas kelautan dan perikanan, instansi pemerintah lainnya yang terkait, organisasi masyarakat, dan para akademisi, sehingga produksi perikanan di Kabupaten Lampung Selatan, tidak melebihi jumlah MSY. Berikut ini dapat dilihat jumlah produksi, jumlah MSY, upaya penangkapan dan f. optimum berdasarkan empat belas alat tangkap yang ada di Kabupaten Lampung Selatan, seperti terlihat pada Tabel 23. Tabel 23. Produksi unit penangkapan ikan, MSY, upaya penangkapan, f. optimum, dan UPI yang dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan No Unit penangkapan ikan Produksi tahun terakhir ton Prosentase terhadap MSY unit Upaya penangkapan unit Prosentase terhadap f. optimum Jumlah UPI yang ditambah unit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Payang JIT JIL Hand line Sero Pukat pantai Bagan perahu Bagan apung JIH Serok Bubu Trammel net Jermal Pukat udang 176,7 107,2 2.213,8 57,6 2.296,8 6.523,2 1.441,5 579,7 632,4 220,5 108 807,8 224,4 172,8 1,00 0,60 12,50 0,32 12,97 36,85 8,14 3,27 3,57 1,24 0,61 4,56 1,26 0,98 239 148 2.019 72 1.132 2.408 544 216 249 90 83 620 170 241 2,24 1,39 18,91 0,67 10,60 22,55 5,09 2,02 2,33 0,84 0,78 5,81 1,59 2,26 71 44 600 21 336 716 162 64 74 27 25 184 50 72 Jumlah 15.562,4 87,88 8.231 77,08 2446 Sumber : Data olahan lapang Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 90 Berdasarkan Tabel 23.dapat diketahui jumlah total produksi ikan menurut jenis alat tangkap adalah sebesar 15.562,4 ton. Prosentase produksi terhadap MSY sebesar 87,88, berarti masih ada 12,12 lagi produksi ikan yang dapat ditingkatkan Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa alat tangkap pukat pantai, jaring insang lingkar, sero, bagan perahu, trammel net dan jaring insang hanyut, menghasilkan produksi yang lebih besar dibandingkan dengan 8 delapan alat tangkap lainnya yaitu jermal, serok, bagan apung, hand line, payang, jaring insang tetap, bubu, dan pukat udang. Pukat pantai produksinya sebesar 6.523,2 ton, sero 2.296,8 ton, jaring insang lingkar 2.213,8 ton, bagan perahu 1.441,5 ton, trammel net 807,8 ton dan jaring insang hanyut 632,4 ton. Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui unit penangkapan ikan yang memiliki peluang untuk dikembangkan dengan memperhatikan produksi tahun terakhir dihubungkan dengan prosense terhadap jumlah MSY yang masih bisa dikembangkan adalah pukat pantai sebesar 36,85 , hand line 0,32, bubu 0,61, jaring insang tetap 0,60, pukat udang 0,98, payang 1,00, serok 1,24, jermal 1,26, bagan apung 3,27, jaring insang hanyut 3,57, trammel net 4,56, bagan perahu 8,14, jaring insang lingkar 12,50, dan sero12,97. Tabel 23 juga memperlihatkan hubungan antara upaya penangkapan tahun terakhir dengan upaya penangkapan optimum f.opt. Upaya penangkapan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan sebesar 8.231 unit dengan upaya penangkapan optimum f.opt sebesar 10.677 unit, artinya jumlah unit penangkapan ikan yang masih bisa ditambah adalah sebanyak 2.446 unit. Prosentase upaya penangkapan terhadap upaya penangkapan optimum sebesar 77,08, artinya upaya penangkapan masih dapat ditingkatkan sebesar 22,92 lagi. Hal ini menunjukkan semua upaya penangkapan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan masih dapat ditingkatkan. Prosentase upaya penangkapan unit penangkapan ikan tahun terakhir terhadap upaya penangkapan optimum f.opt adalah sebagai berikut, payang 2,24, jaring insang tetap 1,39, jaring insang lingkar 18,91, hand line 0,67, sero 10,60, pukat pantai 22,55, bagan perahu 5,09, bagan apung 2,02, jaring insang hanyut 2,33, serok 0,84, bubu 0,78, trammel net 5,81, jermal 1,59, dan pukat udang 2,26. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 91 Jumlah unit penangkapan ikan yang dapat ditambah adalah payang 71 unit, jaring insang tetap 44 unit, jaring insang lingkar 600 unit, hand line 21 unit, sero 336 unit, pukat pantai 716 unit, bagan perahu 162 unit, bagan apung 64 unit, jaring insang hanyut 74 unit, serok 27 unit, bubu 25 unit, trammel net 184 unit, jermal 50 unit, dan pukat udang 72 unit. Skenario kedua yang dilakukan dalam sistem pengembangan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan adalah dengan melakukan perhitungan jumlah produksi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB, upaya penangkapan, 80 upaya penangkapan optimum f. opt terhadap tujuh alat tangkap yang merupakan hasil analisis berdasarkan aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan investasi, dan dianalisis kembali dengan menggunakan metode AHP, dengan tetap memberi porsi pengembangan kepada tujuh alat yang tidak terpilih, yang nantinya juga akan diketahui jumlah unit penangkapan ikan yang akan ditambah di Kabupaten Lampung Selatan. Jaring insang hanyut dan bagan perahu merupakan unit penangkapan ikan yang mendapat prioritas pertama dan kedua untuk dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan adalah unit penangkapan ikan hasil analisis dengan memperhatikan berbagai aspek yaitu aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan investasi, dan dianilisis kembali dengan menggunakan metode AHP. Berdasarkan hasil analisis aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, dan aspek kelayakan investasi, menghasilkan unit penangkapan ikan yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan. Secara berurutan hasilnya adalah hand line dengan skor 8,9, jaring insang hanyut 8,4, bubu 8, payang 7,7, bagan perahu 7,4, bagan apung 7,4, dan sero 7,3. Dari hasil tersebut dengan menggunakan metode AHP diperoleh hasil analisis secara berurutan adalah jaring insang hanyut 0,206, bagan perahu 0,193, hand line 0,164, sero 0,116, payang 0,110, bubu 0,106, bagan apung 0,105 dengan tingkat inconsistency terpercaya masing-masing sebesar 0,06. Cara perhitungan untuk mengetahui jumlah produks unit penangkapan ikan, jumlah upaya penangkapan, dan upaya penangkapan optimum dilakukan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 92 tehadap ketujuh alat tangkap yang direkomendasikan untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis metode AHP. Ketujuh alat tangkap tersebut adalah jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu, dan bagan apung. Perhitungan menggunakan dasar jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB sebesar 14.161,62 dan 80 upaya penangkapan optimum f.opt sebesar 8.542 unit, yang hasilnya tetap memberi porsi pengembangan kepada tujuh alat yang tidak terpilih, yaitu pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan jermal. Perhitungan jumlah produksi, prosentase terhadap jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB, upaya penangkapan, prosentase terhadap 80 f.optimum unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan hasil analisis menggunakan metode AHP, dapat terlihat pada Tabel 24. Tabel 24 Komposisi hasil analisis metode AHP, jumlah produksi, JTB, 80 f.opt, dan UPI yang dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan No Unit penangkapan ikan Produksi tahun terakhir ton Prosentase terhadap JTB unit Upaya penangkapan unit Prosentase terhadap 80 f. optimum Jumlah UPI yang ditambah unit 1 2 3 4 5 6 7 JIH Bagan perahu Hand line Sero Payang Bubu Bagan apung 632,4 1.441,5 57,6 2.296,8 176,7 220,4 579,7 4,46 10,18 0,41 16,22 1,25 1,56 4,09 249 544 72 1.132 239 83 216 2,91 6,37 0,84 13,25 2,80 0,97 2,53 30 67 9 140 29 10 226 Jumlah 5.405,1 38,17 2.535 77,08 311 Sumber : Data olahan lapang Seperti diketahui, jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB merupakan 80 dari jumlah MSY. Jumlah MSY dapat diketahui dari jumlah MSY sumberdaya ikan pelagis besar, pelagis kecil, demersal, udang dan biota laut non ikan yang berjumlah 17.702,03 ton, artinya jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 14.161,62 ton. Jumlah tangkapan yang dipebolehkan ini menjadi dasar perhitungan Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 93 ketujuh alat tangkap yang dikembangkan berdasarkan hasil analisis metode AHP. Produksi total ketujuh alat tangkap sebesar 5.405,1 ton. Berdasarkan Tabel 24, prosentase produksi ikan terhadap jumlah tangkapan yang diperbolehkan masing- masing alat tangkap adalah jaring insang hanyut 4,46, bagan perahu 10,18, hand line 0,41, sero 16,22, payang 1,25, bubu 1,56, dan bagan apung 4,09. Prosentase total produksi ketujuh alat tangkap tersebut adalah 38,17. Perhitungan terhadap upaya penangkapan unit penangkapan ikan, dan upaya penangkapan optimum f.opt digunakan dasar 80 dari f.optimum, karena dalam menghitung jumlah produksi digunakan 80 dari MSY atau jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Apabila digunakan 80 dari f.otimum, maka jumlah 80 f.optimum adalah sebesar 8.542 unit. Jumlah upaya penangkapan ketujuh alat tangkap sebesar 2.535 unit. Pengurangan dari 80 f.optimum dengan jumlah total upaya penangkapan empat belas alat tangkap yang ada, merupakan upaya penangkapan unit penangkapan ikan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan, berdasarkan analisis metode AHP. Unit penangkapan ikan yang dapat ditambah dengan menggunakan ketujuh alat tangkap hasil analisis metode AHP dengan tetap memberi porsi pengembangan pada alat tangkap yang tidak terpilih adalah sebesar 311, dengan rincian sebagai berikut, jaring insang hanyut sebesar 30 unit, bagan perahu 67 unit, hand line 9 unit, sero 140 unit, payang 29 unit, bubu 10 unit, dan bagan apung 26 unit. Skenario ketiga yang dilakukan dalam sistem pengembangan unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan adalah dengan melakukan perhitungan jumlah produksi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB, upaya penangkapan, 80 upaya penangkapan optimum f.opt, terhadap tujuh alat tangkap yang merupakan hasil analisis berdasarkan aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan investasi, dan dianalisis kembali dengan menggunakan metode AHP, diasumsikan bahwa tujuh alat tangkap lain yaitu, pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan jermal tidak dikembangkan dan secara berangsur-angsur dialihkan pada tujuh alat tangkap yang dikembangkan yaitu, jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu, bagan apung. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 94 Perhitungan terhadap upaya penangkapan unit penangkapan ikan, dan upaya penangkapan optimum f.opt digunakan dasar 80 dari f.optimum, karena dalam menghitung jumlah produksi digunakan 80 dari MSY atau jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Apabila digunakan 80 dari f.otimum, maka jumlah 80 f.optimum adalah sebesar 8.542 unit. Jumlah upaya penangkapan ketujuh alat tangkap sebesar 2.535 unit. Pengurangan dari 80 f.optimum dengan jumlah total upaya penangkapan tujuh alat tangkap yang ada, merupakan upaya penangkapan unit penangkapan ikan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan, seperti terlihat pada Tabel 25. Tabel 25 Jumlah produksi, JTB, upaya penangkapan, 80 f.opt dan UPI yang dikembangkan Kabupaten Lampung Selatan No Unit penangkapan ikan Produksi tahun terakhir ton Prosentase terhadap JTB unit Upaya penangkapan unit Prosentase terhadap 80 f. optimum Jumlah UPI yang ditambah unit 1 2 3 4 5 6 7 JIH Bagan perahu Hand line Sero Payang Bubu Bagan apung 632,4 1.441,5 57,6 2.296,8 176,7 220,4 579,7 4,46 10,18 0,41 16,22 1,25 1,56 4,09 249 544 72 1.132 239 83 216 2,91 6,37 0,84 13,25 2,80 0,97 2,53 590 1.289 171 2.682 566 197 512 Jumlah 5.405,1 38,17 2.535 77,08 6.007 Sumber : Data olahan lapang Upaya penangkapan unit penangkapan ikan yang dapat ditambah dengan menggunakan ketujuh alat tangkap hasil analisis metode AHP dengan asumsi bahwa tujuh alat tangkap lain yaitu, pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan jermal tidak dikembangkan dan secara berangsur-angsur dialihkan pada tujuh alat tangkap yang dikembangkan yaitu, jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu, bagan apung adalah sebesar 6.007 unit, dengan rincian sebagai berikut, jaring insang hanyut sebesar 590 unit, bagan perahu 1.289 unit, hand line 171 unit, sero 2.682 unit, payang 566 unit, bubu 197 unit, dan bagan apung 512 unit. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 95 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan