Perahukapal penangkap ikan Unit Penangkapan Ikan

21 Tabel 2 Jumlah trip perikanan tangkap menurut jenis alat tangkap di Kabupaten Lampung Selatan 2000 – 2005 Jumlah trip pada tahun trip Jenis alat tangkap 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Payang 10.250 14.700 15.025 22.535 17.280 20.000 Sero 6.375 12.240 4.620 41.328 14.400 26.400 Bubu 4.200 5.520 8.330 35.804 15.720 38.400 Jaring Insang Hanyut 10.800 24.700 18.460 31.515 18.400 33.600 Jarin Insang Tetap 48.360 8.640 8.579 13.900 10.400 21.000 Bagan Perahu 48.180 18.750 35.420 19.445 22.080 48.600 Bagan Apung 26.410 45.570 62.610 65.548 46.720 40.500 Hand Line 9.940 149.450 92.612 263.909 146.560 346.400 Pukat Udang 3.220 4.760 3.050 4.980 4.820 5.060 Pukat Pantai 11.200 26.040 32.412 24.752 11.400 15.600 Jaring Lingkar 5.750 13.330 13.465 4.950 14.883 17.248 Trammel Net 5.850 5.775 1.864 129 6.720 4.628 Serok 4.420 98.000 30.215 1.854 15.480 6.600 Jermal 1.650 3.360 3.146 3.572 3.586 2.240 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006

2.1.2 Perahukapal penangkap ikan

Suatu armada merupakan sekelompok kapal-kapal yang terorganisasi untuk melakukan beberapa hal secara bersama-sama seperti kegiatan penangkapan ikan Ditjen Perikanan Tangkap, 2002, dengan kata lain Armada Perikanan adalah sekelompok kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di suatu daerah perairan fishing ground. Monintja 2001 menyatakan armada penangkapan terdiri dari beberapa unit penangkapan ikan, yang terdiri dari kapal, alat tangkap, dan nelayan. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, mendefinisikan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengelolaan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian atau eksplorasi perikanan. Soekarsono 1995 menyatakan bahwa kapal adalah suatu bentuk konstruksi yang dapat terapung floating di air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya dapat menggunakan dayung, angin dan mesin yaitu : 1 Penggerak dayung Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 22 Kapal yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan dayung oar di samping kirikanan lambung hull kapal. 2 Penggerak angin Kapal yang konstruksinya menggunakan tiang-tiang layar dan beberapa macam layar sail untuk memanfaatkan tenaga hembusan angin pada layar kapal tersebut. 3 Tenaga mesin Kapal yang mempunyai ruang mesin di dalam lambung kapal di mana mesin tersebut mampu menggerakkan baling-baling propeller kapal sebagai sarana doronggerak kapal. Perahu atau kapal digunakan untuk mengangkut nelayan, alat-alat penangkap dan hasil tangkapan dalam rangka penangkapan dengan bagan, sero, kelong dan lain- lain termasuk perahu atau kapal penangkap Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2002. Kapal-kapal yang dipakai dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya hayati perikanan, dikenal dengan nama kapal ikan, mempunyai peranan yang sangat penting dalam tujuan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tersebut serta jenis dan bentuk yang berada sesuai dengan tujuan usaha, keadaan perairan, fishing ground, dan lain sebagainnya Pasaribu, 1985. Nomura dan Yamazaki 1975, secara garis besar mengelompokkan kapal ikan menjadi empat jenis yaitu : 1 Kapal yang khusus digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Termasuk dalam kelompok kapal penangkapan ikan adalah kapal yang khusus dipakai dalam usaha menangkap dan mengumpulkan sumberdaya hayati perairan, antara lain kapal pukat udang, perahu pukat cincin, perahu jaring insang, perahu payang, perahu pancing tonda, kapal rawai, kapal huhate dan sampang yang dipakai dalam mengumpul rumput laut, memancing dan lain-lain. 2 Kapal induk adalah kapal yang dipakai sebagai tempat mengumpulkan hasil tangkapan, mengangkut dan mengolahnya. 3 Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut hasil perikanan dari kapal induk atau kapal penangkap ikan dari fishing ground ke pelabuhan. Kapal induk juga berfungsi sebagai kapal pengangkut ikan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan efisiensi dan permodalan. Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 23 4 Kapal penelitian, pendidikan dan latihan adalah kapal ikan yang digunakan untuk keperluan penelitian, pendidikan dan latihan penangkapan yang pada umumnya adalah kapal-kapal milik instansi atau dinas. Pasaribu 1985 mengatakan bahwa peningkatan armada perikanan diperlukan : 1 penguasaan teknologi perkapalan, khususnya kapal perikanan; 2 permodalan; 3 man power; dan 4 kebijaksanaan-kebijaksanaan dan operasionalnya yang realistis dan terarah. Secara umum perahu atau kapal penangkap di Indonesia diklasifikasikan sebagai berikut Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2002 : 1 Perahu tidak bermotor, yang terdiri atas : i Jukung ii Perahu papan, yang terdiri atas : a Kecil perahu yang terbesar panjangnya kurang dari 7 m b Sedang perahu yang terbesar panjangnnya dari 7 sampai 10 m c Besar perahu yang terbesar panjangnya 10 m atau lebih 2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor, yang dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya, yaitu : i Kurang dari 5 GT ii 5 - 10 GT iii 10 - 20 GT iv 20 - 30 GT v 30 - 50 GT vi 50 - 100 GT vii 100 - 200 GT viii Lebih dari 200 GT Tipe kapal ikan secara umum terdiri dari dua kelompok, yakni : 1 tipe kapal ikan yang menggunakan alat penangkap pancing dan, 2 tipe kapal ikan yang menggunakan alat tangkap jaringnet Andarto dan Sutedjo, 1993. Kapal perikanan juga dapat dikategorikan menjadi perikanan skala kecil dan skala besar. Perikanan skala kecil menggunakan mesin luar sebesar 10 HP atau 5 GT dan daerah operasinya pada zona I atau jalur 1 dengan jarak 4 mil dari garis pantai dan sebagian menggunakan mesin luar sebesar 50 atau 25 GT dengan jalur operasinya pada Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com 24 zona II atau jalur 2 dengan jarak 4 mil – 8 mil dari garis pantai. Perikanan skala besar merupakan perikanan industri yang menggunakan mesin dalam dengan kekuatan 200 HP atau 100 GT dan jalur operasinya pada jalur 3 dan 4 dengan jarak 8 mil – 12 mil dari garis pantai dan atau 12 mil. Selanjutnya Soekarsono 1995, mengklasifikasikan kapal perikanan menurut fungsinya, yaitu kapal tonda troller, kapal rawai dasar bottom long liner, kapal rawai tuna tuna long liner, kapal pukat cincin purse seiner, kapal jaring insang gillnetter, kapal bubu pot fishing vessel, kapal pikat udang shrimp trawler, kapal set net, kapal pengangkut ikan dan jenis kapal lainnya. Kabupaten Lampung Selatan memiliki jumlah perahukapal penangkapan ikan dengan kategori: 1 Perahu tanpa motor yang terdiri dari: jukung, perahu papan kecil, sedang dan besar, 2 Perahu motor tempel dan, 3 Kapal motor yang terdiri dari: 0-5 GT, 5-10 GT dan 10-20 GT. Perahu atau kapal yang digunakan nelayan Kabupaten Lampung Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu perahu tanpa motor PTM, perahu motor tempel PMT, dan kapal motor KM. Perahu tanpa motor dan perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang mendominasi kegiatan penangkapan ikan, karena harga perahu ini terjangkau bagi sebagian besar nelayan di Kabupaten Lampung Selatan. Perkembangan perahukapal penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah perahukapal perikanan tangkap Kabupaten Lampung Selatan 2000-2005 Kategori PerahuKapal unit Dengan perahu tanpa motor Dengan kapal motor Perahu papan Ukuran kapal motor GT Tahun Jukung Kecil Sedang Besar Dengan motor tempel 5 5 – 10 10 – 20 2000 256 237 186 148 176 94 37 11 2001 181 212 169 162 186 113 67 29 2002 176 213 162 153 192 109 60 35 2003 174 211 168 158 199 105 63 38 2004 187 226 132 170 213 98 68 41 2005 172 218 142 165 254 104 70 48 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006

2.1.3 Nelayan