7
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini ditujukan untuk: 1 Melakukan seleksi unit penangkapan ikan berdasarkan aspek biologi, aspek
berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, dan aspek kelayakan investasi. 2 Menentukan sistem pengembangan unit penangkapan ikan tepat guna di
Kabupaten Lampung Selatan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah : 1 Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi perikanan tangkap.
2 Bahan informasi atau rujukan bagi penelitian selanjutnya. 3 Bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan
perikanan tangkap khususnya di Kabupaten Lampung Selatan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
8
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Unit Penangkapan Ikan
Unit penangkapan ikan merupakan satu kesatuan dalam operasi penangkapan ikan. Unit penangkapan ikan terdiri atas perahu atau kapal penangkapan ikan, alat
penangkapan ikan dan nelayan. Jika satu perahu atau kapal dalam satu tahun operasi menggunakan dua jenis alat yang berbeda-beda dalam waktu yang berbeda pula,
maka jumlah unit penangkapan dihitung dua. Selain itu, unit penangkapan ikan diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi jenis alat tangkap yang mengikuti standar
di Indonesia Ditjen Perikanan Tangkap, 2004.
2.1.1 Alat penangkapan ikan
Berbagai ahli telah melakukan klasifikasi teknik penangkapan ikan. Terdapat perbedaan pengklasifikasian dari masing-masing ahli karena perbedaan titik
pandang, tujuan dan kondisi perairan. Namun, prinsip dasar dari pengklasifikasian adalah bagaimana ikan itu tertangkap.
Nomura dan Yamazaki 1975 mengklasifikasikan alat penangkapan ikan menjadi 9 jenis, yang terdiri dari 7 alat tangkap dikategorikan menggunakan jaring,
1 alat tangkap pancing, dan 1 alat tangkap lainnya. Alat tangkap dan teknik penangkapan tersebut adalah sebagai berikut:
1 Alat tangkap yang memakai jaring netting gear i Gil net yaitu semua jenis jaring surface gill net, mid water gill net, bottom
gill net, dan sweeping gill net kecuali jaring yang menangkap ikan secara terbelit.
ii Entangle net yaitu jaring yang menangkap ikan secara terbelit misalnya tuna drift net dan trammel net.
iii Towing net, yaitu kelompok jaring yang dalam operasinya ditarik atau didorong dan berkantong misalnya beach seine, cantrang, trawl.
iv Lift net, yaitu semua jenis jaring angkat misalnya floating lift net, bottom lift net.
v Surronding net, yaitu menangkap ikan dengan melingkari gerombolan ikan dan ikan masuk ke kantong atau kantong bentukan, misalnya purse seine.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
9 vi Covering net, yaitu menangkap ikan dengan menutup dari atas, umumnya
dioperasikan di perairan dangkal, misalnya jala lempar, lantern net net berbingkai.
vii Trap net, yaitu menangkap ikan dengan perangkap. Berdasarkan ukurannya ada yang kecil, sedang, dan besar, dan berdasarkan posisinya ada yang
portable trap net dan guilding barrier, misalnya jenis-jenis bubu dan sero. 2 Alat tangkap pancing, yaitu semua jenis alat tangkap pancing, misalnya pole and
line, trolling line, drift line, bottom long line. 3 Alat penangkapan lainnya, yaitu alat tangkap yang tidak termasuk dalam
kelompok alat tangkap di atas. Alat tangkap tersebut antara lain harpoons dan spears menangkap ikan dengan menggunakan panah dan tombak,
menggunakan scoop net, electrical fishing, dan lain-lain. Von Brandt 1984 telah melakukan klasifikasi teknis penangkapan ikan pada
tahun 1964 menjadi 15 jenis, kemudian berdasarkan atas saran-saran yang masuk dari berbagai ahli maka pada tahun 1984 klasifikasi berubah menjadi 16 jenis. Ke-16
jenis teknik penangkapan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Penangkapan ikan dengan tidak menggunakan alat misalnya menangkap
dengan menggunakan tangan secara langsung. 2 Penangkapan ikan dengan menjepit dan menggunakan alat untuk melukai
misalnya dengan tombak. 3 Penangkapan ikan dengan memabukkan. secara mekanik dengan melakukan
pemboman, secara kimiawi dilakukan dengan racun dan arus listrik. 4 Penangkapan ikan dengan menggunakan pancing semua jenis pancing.
5 Penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap misalnya sero, bubu. 6 Penangkapan ikan dengan menggunakan perangkap terapung digunakan untuk
menangkap ikan-ikan yang sedang melompat. 7 Bagnets misalnya dengan scoop net.
8 Penangkapan dengan menarik alat tangkap misalnya jenis-jenis trawl. 9 Seine nets yaitu alat tangkap yang menggunakan sayap kemudian ditarik
seperti pukat pantai atau beach seine
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
10 10 Surrounding nets yaitu alat tangkap yang melingkari gerombolan ikan dengan
menutup pada bagian tepi dan bagian bawah jaring, misalnya pada alat tangkap purse seine.
11 Drive in nets biasanya alat tangkapnya skala kecil, misalnya jaring yang ditarik dengan tangan untuk menangkap ikan.
12 Lift nets yaitu semua jenis jaring angkat misalnya bagan. 13 Falling gear, yaitu alat tangkap yang cara penangkapannya dilakukan dengan
membuang alat dari atas ke bawah misalnya jala lempar. 14 Gill nets yaitu semua jenis jaring insang misalnya jaring insang hanyut.
15 Tangle nets yaitu penangkapan dengan alat tangkap jaring, dengan maksud agar ikan terbelit misalnya jaring listrik.
16 Harvesting machines yaitu semua jenis alat tangkap yang disebutkan di atas yang semua penanganannya dengan mesin misalnya fish pump.
Secara umum standar alat tangkap perikanan laut di Indonesia menurut Ditjen Perikanan Tangkap DKP, 2004 diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Pukat udang shrimp net 2 Pukat kantong seine net, yang terdiri dari :
i Payang termasuk lampara
ii Dogol iii Pukat pantai
3 Pukat cincin purse seine 4 Jaring insang gill net
i Jaring inang hanyut ii Jaring isang lingkar
iii Jaring klitik iv Jaring insang tetap
v Jaring net 5 Jaring angkat lift net
i Bagan perahurakit
ii Bagan tancap termasuk kelong iii Serok
iv Jaring angkat lainnya
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
11 6 Pancing hook and lines
i Rawai tuna
ii Rawai hanyut lain selain rawai tuna iii Rawai tetap
iv Huhate v Pancing yang lain
vi Pancing tonda 7 Perangkap traps
i Sero
ii Jermal iii Bubu
iv Perangkap lainnya 8 Alat pengumpul kerang dan rumput shell fish and seaweed collection
i Alat pengumpul
ii Alat pengumpul rumput laut 9 Muro ami
10 Lain-lain, seperti: jala, tombak, dan lain-lain. Alat penangkapan ikan yang digunakan nelayan di Kabupaten Lampung
Selatan cukup banyak jenisnya. Dari sekian banyak jenis alat tangkap yang ada, terdapat 14 empat belas unit penangkapan ikan yang masih digunakan, yaitu :
1 Payang Menurut klasifikasi Von Brandt 1984, payang termasuk ke dalam kelompok
besar ”Seine Net”, yaitu alat tangkap yang memiliki warp penarik yang sangat panjang dengan cara melingkari area atau wilayah seluas-luasnya dan kemudian
menariknya ke kapal atau pantai. Seine net telah ditemukan sejak abad ketiga sebelum Masehi di Phoenicia, Mesir dan Yunani kuno. Bangsa Romawi
menggunakannya dalam kegiatan penangkapan ikan dan menyebarkannya ke daerah Eropa seiring dengan pendudukan yang dilakukannya.
Alat tangkap yang termasuk ke dalam kelompok payang adalah payang teri atau tongkol boat seine, dogol dan pukat pantai beach seine. Jaring pada payang
terdiri atas kantong, dua sayap, dua tali ris, tali selambar, serta pelampung dan pemberat. Kantong merupakan satu kesatuan yang berbentuk kerucut, semakin ke
ujung mata jaringnya semakin kecil. Ikan hasil tangkapan akan terkumpul di bagian kantong ini, semakin kecil ukuran mata jaring, maka akan semakin kecil
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
12 kemungkinan ikan meloloskan diri Monintja, 1991. Sayap merupakan lembaran
jaring yang disatukan dan berfungsi sebagai penggiring dan pengejut bagi ikan, sehingga ikan mengarah ke mulut jaring. Sayap terdiri atas sayap kiri dan sayap
kanan, memiliki ukuran mata jaring yang lebih besar dari bagian lainnya Monintja, 1991. Tali ris terdiri atas tali ris atas dan tali ris bawah yang berfungsi
untuk merentangkan jaring dan merupakan tempat tali pelampung floats dan pemberat sinker. Tali ris atas lebih panjang dari tali ris bawah yang menyebabkan
bibir jaring bagian atas lebih menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang
biasanya hidup di bagian lapisan atas air dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring sehingga ikan yang akan meloloskan diri
menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring Subani dan Barus, 1989. Pembukaan mulut jaring payang ditentukan oleh adanya beberapa
pelampung dan pemberat. Fungsi pelampung adalah untuk mempertahankan bentuk jaring sesuai dengan yang diinginkan dan tujuan penangkapan ikan, selain itu juga
untuk memelihara jaring agar tetap terapung, meskipun dipengaruhi oleh arus angin dan penarikan jaring selama operasi penangkapan ikan berlangsung. Pemberat
berfungsi agar bagian bawah jaring terendam sempurna, sehingga membentuk bukaan mulut jaring yang maksimal Monintja, 1991.
2 Pukat pantai beach seine Pukat pantai adalah salah satu jenis pukat kantong yang digunakan untuk
menangkap ikan, baik ikan pelagis maupun demersal yang berada di tepi pantai. Pukat pantai disebut juga pukat tepi, karena pengoperasiannya hanya terbatas pada
tepi pantai. Alat ini terdiri dari dua buah sayap yang panjangnya sama. Ukuran sayapnya
berbeda antar pukat pantai tergantung pada skala usahanya, biasanya 50 – 300 m. Pada tali ris atas menggunakan pelampung dan pada tali ris bawah menggunakan
pemberat. Ukuran mata jaringnya sangat kecil, terutama ke arah kantong 0,4 cm. Alat ini mempunyai tali yang panjang, yang digunakan untuk menarik pukat pantai
tersebut ke arah pantai. Operasi penangkapan dilakukan kapan saja baik pagi maupun malam hari,
kecuali jika gelombang laut besar akan menyulitkan dalam oprasi penangkapan. Jenis
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
13 ikan pelagis kecil dan jenis ikan demersal merupakan hasil tangkapan dari alat
tangkap pukat pantai ini. 3 Pukat udang
Pukat udang tergolong sebagai alat tangkap trawl, dimana jaring berbentuk kerucut, terdiri atas dua lembar sayap yang dihubungkan dengan tali penarik, badan,
by-catch exeluder divice BED dan kantong. BED adalah bingkai berjeruji yang dipasang pada antara bagian badan dan kantong yang berfungsi menyaring atau
meloloskan ikan yang bukan menjadi tujuan utama tangkapan. Tujuan utama pukat udang adalah untuk menangkap udang dan juga ikan
perairan dasar. Alat penangkap ini dioperasikan dengan cara ditarik pada dasar perairan oleh satu atau dua buah kapal, baik melalui samping atau belakang kapal
selama jangka waktu tertentu. Jaring ditarik secara horizontal di dalam air, dan juga karena dilengkapi dengan papan pembuka mulut jaring sehingga mulut jaring akan
terbuka selama operasi penangkapan ikan dilakukan. 4 Jaring insang hanyut drift gillnet
Sesuai dengan namanya yaitu jaring insang hanyut, maka dalam operasionalnya alat ini dihanyutkan searah pergerakan arus atau pengoperasian alat tangkap ini
dengan cara jaring dibiarkan hanyut di bagian permukaan perairan. Alat tangkap ini berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat serta
tali ris atas bawah. Jaring insang hanyut cukup selektif karena memiliki mesh size 5 cm 2 inci.
Berdasarkan waktu pengoperasiannya jaring ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaring insang hanyut siang dan jaring insang hanyut malam. Pengoperasian alat
tangkap ini dilakukan dengan menggunakan kapal motor, dengan lama trip sekitar 3-7 hari. Setting dilakukan 3-5 kali dalam sehari semalam dan waktu yang
dibutuhkan dari setting sampai hauling sekitar 2-3 jam. 5 Jaring insang tetap set gillnet fixed gillnet
Jaring insang tetap set gillnet fixed gillnet adalah jaring insang yang cara pengoperasiannya diset atau dipasang secara tetap di daerah penangkapan fishing
ground, baik dipasang secara tetap di permukaan, kolom perairan atau di dasar perairan. Jaring insang yang diset tetap di bagian permukaan disebut dengan jaring
insang tetap permukaan perairan surface set gillnet, sedangkan yang diset tetap di
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
14 bagian kolom perairan disebut dengan jaring insang tetap kolom perairan mid
watersubmerged set gillnet jaring yang diset tetap di dasar perairan disebut dengan jaring tetap dasar perairan bottom set gillnet. Cara pemasangan dari ketiga jenis
jaring insang ini adalah dengan cara menyambungkan salah satu atau kedua ujungnya melalui tali penghubung pada jangkar atau pada pemberat utama agar
kedudukan jaring tidak berpindah tempat selama alat dioperasikan. Jaring insang ini biasanya dioperasikan di perairan pantai, teluk atau muara untuk menangkap ikan-
ikan pelagis atau ikan dasar dan biota perairan lainnya yang beruaya ke tempat di mana jaring insang dipasang.
Jaring insang tetap di permukaan ada yang dioperasikan pada malam hari, ada juga yang dioperasikan dengan menggunakan alat bantu cahaya light fishing untuk
menarik perhatian ikan-ikan yang mempunyai sifat fototaksis positif supaya ikan- ikan terjerat atau terpuntal pada mata jaring tertangkap.
6 Jaring insang lingkar Jaring insang lingkar biasanya hanya dioperasikan di perairan pantai atau di
perairan yang kedalamannya tidak melebihi dari tinggi jaring yang akan dioperasikan. Pemasangan jaring setting biasanya dilakukan pada siang hari
meskipun ada juga yang pemasangannya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu cahaya light fishing. Pada umumnya jaring lingkar
dioperasikan para nelayan di Kabupaten Lampung Selatan adalah pada siang hari. Konstruksi jaring lingkar yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lampung
Selatan umumnya menggunakan jaring 1 lembar yang memakai ukuran mata jaring 1- 3 inci. Panjang jaring dalam satu tingting bervariasi mulai dari 100 – 400 m.
Metode pengoperasian jaring lingkar oleh para nelayan di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya dengan cara melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu
atau dua perahu pada gerombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian
jaring ditarik supaya ikan terjerat atau terpuntal pada jaring. 7 Bubu portable traps
Alat ini dapat dibuat dari anyaman bambu bamboo netting, anyaman rotan rattan netting, dan anyaman kawat wire netting. Bentuknya bermacam-macam,
ada yang seperti tabung, setengah lingkaran, empat persegi panjang, segitiga
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
15 memanjang, dan sebagainya. Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau
tanpa umpan. Bubu yang banyak dioperasikan di perairan Kabupaten Lampung Selatan untuk
menangkap berbagai jenis ikan karang. Umumnya, bubu yang digunakan terdiri dari tiga bagian yaitu:
i Badan atau tubuh bubu Badan atau tubuh bubu umumnya terbuat dari anyaman bambu yang berbentuk
empat persegipanjang dengan panjang 125 cm, lebar 80 cm dan tinggi 40 cm. Bagian ini dilengkapi dengan pemberat dari batu bata bisa juga pemberat
lainnya yang berfungsi untuk menenggelamkan bubu ke dasar perairan yang terletak pada keempat sudut bubu.
ii Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan terletak pada sisi bagian bawah
bubu. Lubang ini berdiameter 35 cm, posisinya tepat di belakang mulut bubu. Lubang ini dilengkapi dengan penutup.
iii Mulut bubu Mulut bubu berfungsi sebagai tempat masuknya ikan yang terletak pada bagian
depan badan bubu. Posisi mulut bubu menjorok ke dalam badan atau tubuh bubu berbentuk tabung. Semakin ke dalam diameter lubangnya semakin mengecil.
Pada bagian mulut bagian dalam melengkung ke bawah sepanjang 15 cm. Lengkungan ini berfungsi agar ikan yang masuk sulit untuk meloloskan diri
keluar. Sebelum alat tangkap bubu dimasukkan ke dalam perairan maka terlebih dahulu
dilakukan penentuan daerah penangkapan. Penentuan daerah penangkapan tersebut didasarkan pada tempat yang diperkirakan banyak terdapat ikan demersal, yang
biasanya ditandai dengan banyaknya terumbu karang atau berdasarkan pengalaman nelayan.
Bagi bubu yang tidak menggunakan umpan, setelah tiba di daerah penangkapan, maka dilakukan penurunan pelampung tanda, dilanjutkan penurunan
bubu beserta pemberatnya. Untuk bubu yang menggunakan umpan biasanya dari ikan terlebih dahulu diberi umpan lalu dimasukkan ke dalam perairan. Setelah
posisinya dianggap baik maka pemasangan bubu dianggap selesai. Pada beberapa waktu kemudian 1-3 hari pengangkatan bubu dilakukan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
16 7 Jermal
Jermal adalah perangkap yang terbuat dari jaring yang berbentuk kantong dan dipasang semi permanen melawan arus biasanya arus pasang surut. Alat tangkap
ini biasanya digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti arus. Lama pemasangannya sangat relatif, jika sudah banyak ikan yang masuk ke dalam jaring,
maka segera alat tangkap ini ditarik kantongnya dan selanjutnya dikeluarkan hasil tangkapannya. Untuk memudahkan pengoperasiannya, pada fishing ground biasanya
dibuat bangunan untuk menunggu dan memantau hasil tangkapan. 8 Serok
Serok umumnya merupakan alat bantu penangkapan, yaitu untuk membantu mengambil menyerok hasil tangkapan yang diperoleh dari penggunaan alat tangkap
lain. Namun ada juga serok yang digunakan secara mandiri sebagai alat penangkapan misalnya pada penangkapan lemuru dan ubur-ubur.
9 Bagan perahu Komponen bagan perahu pada umumnya terdiri dari jaring bagan, perahu dan
rumah bagan. Bagan perahu di Kabupaten Lampung Selatan saat ini masih berskala tradisional, hal ini terlihat dari ukuran yang relatif kecil, pengoperasian masih
dilakukan secara manual, dan alat bantu pengumpul ikan berupa lampu petromak. Di pelataran bagan terdapat alat penggulung roller yang berfungsi untuk mengangkat
jaring bagan pada saat dioperasikan dengan menggunakan tenaga memutar roller. Kontruksi bagan perahu berbentuk empat persegi panjang, jaring atau waring
yang digunakan dipasang pada bingkai berukuran 12x12 meter persegi. Ukuran mata jaring 0,3 hingga 0,5 cm dan tidak bersimpul, sebab dengan jaring tanpa simpul akan
memudahkan pengoperasian, peningkatan efektifitas serta daya tahan jaring. Perahu yang digunakan berukuran panjang 7 m hingga 10 m tergantung ukuran bingkai yang
diinginkan oleh nelayan, bermesin tempel 5 PK dan kapal terbuat dari kayu. Jenis ikan hasil tangkapan didominasi oleh ikan teri, sedangkan jumlah trip per bulan
mencapai 20 trip. Operasi penangkapan dimulai dengan mempersiapkan segala sesuatunya di
darat seperti perbekalan makanan dan minuman seperlunya, minyak tanah 5 hingga 10 liter dan perbekalan lampu petromak sebanyak 2 hingga 4 buah, keranjang
berkapasitas 10 atau 30 kilogram sebanyak 10 hingga 15 buah.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
17 Adapun tahap pengoperasian alat tangkap bagan perahu adalah sebagai berikut:
i Setting, jaring diturunkan sampai pada kedalaman tertentu sesuai dengan banyaknya lampu petromak yang digunakan. Lama jaring di dalam air adalah
1-2 jam atau tergantung banyaknya ikan yang terkumpul, keadaan daerah serta musim penangkapan.
ii Lampu petromak digunakan sebagai alat bantu untuk menarik perhatian ikan pada saat operasi penangkapan. Banyaknya lampu yang digunakan biasanya 2
hingga 4 buah, lampu mulai dinyalakan setelah jaring diturunkan, kemudian dipasang pada saat mulai gelap. Pemasangan lampu dilakukan dengan cara
menggantungkan lampu tersebut pada sebilah bambu dengan jarak + 1 meter dari permukaan laut.
iii Hauling, jaring diangkat dari dalam perairan secara berlahan-lahan ketika jaring mulai mendekat permukaan. Hal ini disebabkan agar ikan-ikan yang sudah
terkumpul didalam jaring tidak kaget dan meloloskan diri. Penarikan jaring dilakukan dengan menggunakan roller.
iv Ikan yang sudah terkumpul didalam jaring, kemudian diarahkan pada satu sisi untuk memudahkan dalam pengambilan hasil tangkapan yang menggunakan alat
bantu serok bergagang besi panjang. v Ikan yang sudah diambil dengan serok, kemudian ditampung dalam sebuah
keranjang. vi Setelah itu jaring perlahan-lahan diturunkan untuk dioperasikan kembali,
selanjutnya dilakukan penyortiran terhadap ikan berdasarkan ukuran dan jenis ikan.
10 Hand line Hand line pancing tangan adalah salah satu alat tangkap yang dikenal oleh
masyarakat luas, utamanya di kalangan nelayan. Pancing prinsipnya terdiri dari dua kelompok utama, yaitu tali line dan mata pancing hook.
Tali pancing biasanya terbuat dari bahan nylon monofilament. Keuntungan dari jenis tali pancing jenis nylon monofilament yaitu kuat, tahan lama dan tidak busuk
dalam air. Sedangkan untuk mata pancing umumnya terbuat dari baja atau bahan yang anti karat dan mempunyai berkait balik. Panjang tali pancing bervariasi antara
100 m sampai 200 m, dan ukuran tali pancing bernomor 100 atau 500. Pemberat berbentuk kerucut dengan diameter 4 cm, tinggi 6 cm dan berat 500 gram. Kapal
yang digunakan terbuat dari kayu dengan panjang 10 m, lebar 3 m tinggi 1,10 m.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
18 Kapal ini telah dilengkapi oleh palka untuk menyimpan ikan tuna dengan panjang
2 m, lebar 1,20 m tinggi 1,10 m yang berkapasitas kurang lebih 1 ton. Persiapan pada pengoperasian hand line rumpon dimulai pukul 22.00 atau
02.00 dengan mempersiapkan segala keperluan akomodasi yang berhubungan dengan operasi penangkapan. Setelah tiba pada rumpon, kapal diikat dengan jarak
kira-kira jarak 500 meter dari rumpon. Persiapan dimulai dengan persiapan umpan yang untuk memancing ikan tuna tuna. Umpan diperoleh dengan cara memancing
ikan disekitar rumpon yang menggunakan umpan benang berwarna pada pancing yang biasanya terdiri dari 5 hingga 8 mata pancing dalam satu unit pancing. Umpan
yang diperoleh dikaitkan pada mata pancing yang biasanya berukuran setebal 0,5 cm dan panjang 5 cm.
12 Bagan tancap Bagan tancap merupakan rangkaian atau susunan bambu berbentuk persegi
empat yang ditancapkan sehingga berdiri kokoh di atas perairan, dimana pada tengah dari bangunan tersebut dipasang jaring. Dengan kata lain, alat tangkap ini sifatnya in
mobile. Hal ini karena alat tersebut ditancapkan ke dasar perairan, yang berarti kedalaman laut tempat beroperasinya alat ini menjadi sangat terbatas yaitu pada
perairan dangkal. Pada keempat sisinya terdapat bambu-bambu menyilang dan melintang yang
dimaksudkan untuk memperkuat berdirinya bagan. Diatas bangunan bagan di bagian tengah terdapat bangunan rumah yang berfungsi sebagai tempat istirahat, pelindung
lampu dari hujan dan tempat untuk melihat ikan. Di atas bangunan ini terdapat roller yang terbuat dari bambu yang berfungsi untuk menarik jaring. Umumnya alat
tangkap ini berukuran 9 m x 9 m sedangkan tinggi dari dasar perairan rata-rata 12 m. Dengan demikian, kedalaman perairan untuk tempat pemasangan alat tangkap ini
rata-rata pada kedalaman 8 m, namun pada daerah tertentu ada yang memasang pada kedalaman 15 m, karena ditancapkan ke dasar perairan maka substrak yang baik
untuk pemasangan adalah lumpur campur pasir. Jaring yang biasa digunakan pada alat tangkap ini adalah jaring yang terbuat
dari waring dengan mesh size 0,4 cm. Posisi jaring dari bagan ini terletak di bagian bawah dari bangunan bagan yang diikatkan pada bingkai bambu yang berbentuk segi
empat. Bingkai bambu tersebut dihubungkan dengan tali pada ke empat sisinya yang
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
19 berfungsi untuk menarik jaring. Pada ke empat sisi jaring ini diberi pemberat yang
berfungsi untuk memberikan posisi jaring yang baik selama dalam air. Ukuran jaring biasanya satu meter lebih kecil dari ukuran bangunan bagan. Selama ini untuk
menarik perhatian ikan berkumpul di bawah bagan, umumnya nelayan masih menggunakan lampu petromaks yang jumlahnya bervariasi dari 2 - 5 buah.
Pada saat nelayan tiba di bagan, maka yang pertama dilakukan adalah menurunkan jaring dan memasang lampu yaitu pada bulan gelap. Setelah beberapa
jam kemudian sekitar 4 jam atau dianggap sudah banyak ikan yang terkumpul di bawah bagan maka penarikan jaring mulai dilakukan. Penarikan dilakukan dengan
memutar roller, sehingga jaring akan terangkat ke atas. Setelah jaring terangkat maka pengambilan hasil tangkapan dilakukan dengan menggunakan scoop net.
13 Bagan apung Pada prinsipnya bagan apung merupakan modifikasi dari bagan tancap.
Perbedaannya dengan bagan tancap adalah apabila bagan tancap tiang penyangga ditancapkan di dasar perairan, bagan apung tiang penyangga diganti dengan beberapa
buah drum yang terbuat dari plastik antara 4 – 6 buah. Biasanya bagan apung ini dibawa oleh kapal penarik sesuai dengan fishing ground yang diperkirakan oleh
nelayan. 14 Sero
Sero guilding barrier adalah alat penangkapan ikan yang dipasang secara tetap di dalam air, yang biasanya terdiri dari susunan pagar-pagar yang akan
menuntun ikan menuju perangkap. Alat ini biasanya terbuat dari kayu, waring, atau bambu, dan terdiri dari bagian-
bagian yaitu a Penaju leading net yang berfungsi untuk menghadang ikan-ikan yang beruaya khususnya pada saat pasang, b Daerah bunuhan, biasanya terletak
pada bagian yang lebih dalam. Dengan demikian, pemasangan alat tangkap ini hanya bisa dilakukan pada daerah-daerah yang landai yang sedikit miring. Nelayan banyak
memasangnya pada daerah-daerah pinggir pantai. Dalam operasi penangkapannya sangat sederhana karena setelah alat tangkap
ini dipasang di perairan diharapkan ikan-ikan yang melewati penaju dari alat tangkap ini akan masuk ke daerah bunuhan. Pada saat air surut pengambilan ikan di daerah
bunuhan segera dilakukan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
20 Alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lampung
Selatan adalah payang, pukat udang, pukat pantai, sero, bubu, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, jaring lingkar, trammel net, bagan perahu, bagan apung, serok,
jermal, dan hand line. Adapun alat tangkap yang paling dominan yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lampung Selatan adalah payang, sero, bubu, jaring
insang hanyut, jaring insang tetap, bagan perahu, bagan apung, dan hand line. Jumlah unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah unit penangkapan ikan di Kabupaten Lampung Selatan2000– 2005. Jumlah unit penangkapan pada tahun unit
Jenis alat tangkap
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Payang
184 226
221 146
208 239
Sero
621 561
1.382 814
1.181 1.122
Bubu
46 40
179 66
87 83
Jaring Insang Hanyut
71 130
147 121
183 249
Jaring Insang Tetap
149 120
124 72
93 148
Bagan Perahu
307 201
338 401
363 544
Bagan Apung
200 266
306 200
370 216
Hand Line
36 34
60 26
52 72
Pukat Udang
77 123
88 163
148 241
Pukat Pantai
1047 1230
2112 2040
2035 2408
Jaring Insang Lingkar
627 845
1.244 1.024
1.116 2.019
Trammel Net
900 924
1.170 804
1.552 1.192
Serok
14 25
93 61
79 90
Jermal
84 101
158 109
205 170
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
Pada umumnya nelayan di Kabupaten Lampung Selatan melakukan operasi penangkapan ikan dengan one day fishing, dengan rata-rata jumlah hari operasi
adalah 170 hari selama 1 tahun. Perkembangan jumlah trip kapal menurut alat tangkap di Kabupaten Lampung Selatan, dapat dilihat pada Tabel 2.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
21 Tabel 2 Jumlah trip perikanan tangkap menurut jenis alat tangkap di Kabupaten
Lampung Selatan 2000 – 2005 Jumlah trip pada tahun trip
Jenis alat tangkap
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Payang
10.250 14.700
15.025 22.535
17.280 20.000
Sero
6.375 12.240
4.620 41.328
14.400 26.400
Bubu
4.200 5.520
8.330 35.804
15.720 38.400
Jaring Insang Hanyut
10.800 24.700
18.460 31.515
18.400 33.600
Jarin Insang Tetap
48.360 8.640
8.579 13.900
10.400 21.000
Bagan Perahu
48.180 18.750
35.420 19.445
22.080 48.600
Bagan Apung
26.410 45.570
62.610 65.548
46.720 40.500
Hand Line
9.940 149.450 92.612 263.909 146.560 346.400
Pukat Udang
3.220 4.760
3.050 4.980
4.820 5.060
Pukat Pantai
11.200 26.040
32.412 24.752
11.400 15.600
Jaring Lingkar
5.750 13.330
13.465 4.950
14.883 17.248
Trammel Net
5.850 5.775
1.864 129
6.720 4.628
Serok
4.420 98.000
30.215 1.854
15.480 6.600
Jermal
1.650 3.360
3.146 3.572
3.586 2.240
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
2.1.2 Perahukapal penangkap ikan
Suatu armada merupakan sekelompok kapal-kapal yang terorganisasi untuk melakukan beberapa hal secara bersama-sama seperti kegiatan penangkapan ikan
Ditjen Perikanan Tangkap, 2002, dengan kata lain Armada Perikanan adalah sekelompok kapal-kapal yang akan melakukan kegiatan penangkapan ikan di suatu
daerah perairan fishing ground. Monintja 2001 menyatakan armada penangkapan terdiri dari beberapa unit penangkapan ikan, yang terdiri dari kapal, alat tangkap, dan
nelayan. Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, mendefinisikan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk
melakukan penangkapan
ikan, mendukung
operasi penangkapan
ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengelolaan ikan, pelatihan perikanan, dan
penelitian atau eksplorasi perikanan. Soekarsono 1995 menyatakan bahwa kapal adalah suatu bentuk konstruksi
yang dapat terapung floating di air dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang, yang sifat geraknya dapat menggunakan dayung, angin dan mesin
yaitu : 1 Penggerak dayung
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
22 Kapal yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan dayung oar di samping
kirikanan lambung hull kapal. 2 Penggerak angin
Kapal yang konstruksinya menggunakan tiang-tiang layar dan beberapa macam layar sail untuk memanfaatkan tenaga hembusan angin pada layar kapal
tersebut. 3 Tenaga mesin
Kapal yang mempunyai ruang mesin di dalam lambung kapal di mana mesin tersebut mampu menggerakkan baling-baling propeller kapal sebagai sarana
doronggerak kapal. Perahu atau kapal digunakan untuk mengangkut nelayan, alat-alat penangkap
dan hasil tangkapan dalam rangka penangkapan dengan bagan, sero, kelong dan lain- lain termasuk perahu atau kapal penangkap Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2002.
Kapal-kapal yang dipakai dalam kegiatan pengelolaan sumberdaya hayati perikanan, dikenal dengan nama kapal ikan, mempunyai peranan yang sangat
penting dalam tujuan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tersebut serta jenis dan bentuk yang berada sesuai dengan tujuan usaha, keadaan perairan, fishing
ground, dan lain sebagainnya Pasaribu, 1985. Nomura dan Yamazaki 1975, secara garis besar mengelompokkan kapal
ikan menjadi empat jenis yaitu : 1 Kapal yang khusus digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Termasuk
dalam kelompok kapal penangkapan ikan adalah kapal yang khusus dipakai dalam usaha menangkap dan mengumpulkan sumberdaya hayati perairan, antara
lain kapal pukat udang, perahu pukat cincin, perahu jaring insang, perahu payang, perahu pancing tonda, kapal rawai, kapal huhate dan sampang yang
dipakai dalam mengumpul rumput laut, memancing dan lain-lain. 2 Kapal induk adalah kapal yang dipakai sebagai tempat mengumpulkan hasil
tangkapan, mengangkut dan mengolahnya. 3 Kapal pengangkut ikan adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut hasil
perikanan dari kapal induk atau kapal penangkap ikan dari fishing ground ke pelabuhan. Kapal induk juga berfungsi sebagai kapal pengangkut ikan. Hal ini
berkaitan dengan pertimbangan efisiensi dan permodalan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
23 4 Kapal penelitian, pendidikan dan latihan adalah kapal ikan yang digunakan
untuk keperluan penelitian, pendidikan dan latihan penangkapan yang pada umumnya adalah kapal-kapal milik instansi atau dinas.
Pasaribu 1985 mengatakan bahwa peningkatan armada perikanan diperlukan : 1 penguasaan teknologi perkapalan, khususnya kapal perikanan;
2 permodalan; 3 man power; dan 4 kebijaksanaan-kebijaksanaan dan operasionalnya yang realistis dan terarah.
Secara umum perahu atau kapal penangkap di Indonesia diklasifikasikan sebagai berikut Ditjen Perikanan Tangkap, DKP, 2002 :
1 Perahu tidak bermotor, yang terdiri atas : i Jukung
ii Perahu papan, yang terdiri atas : a Kecil perahu yang terbesar panjangnya kurang dari 7 m
b Sedang perahu yang terbesar panjangnnya dari 7 sampai 10 m c Besar perahu yang terbesar panjangnya 10 m atau lebih
2 Perahu motor tempel 3 Kapal motor, yang dapat dikategorikan berdasarkan ukurannya, yaitu :
i Kurang dari 5 GT
ii 5 - 10 GT
iii 10 - 20 GT iv 20 - 30 GT
v 30 - 50 GT
vi 50 - 100 GT vii 100 - 200 GT
viii Lebih dari 200 GT Tipe kapal ikan secara umum terdiri dari dua kelompok, yakni : 1 tipe kapal
ikan yang menggunakan alat penangkap pancing dan, 2 tipe kapal ikan yang menggunakan alat tangkap jaringnet Andarto dan Sutedjo, 1993. Kapal perikanan
juga dapat dikategorikan menjadi perikanan skala kecil dan skala besar. Perikanan skala kecil menggunakan mesin luar sebesar 10 HP atau 5 GT dan daerah
operasinya pada zona I atau jalur 1 dengan jarak 4 mil dari garis pantai dan sebagian menggunakan mesin luar sebesar 50 atau 25 GT dengan jalur operasinya pada
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
24 zona II atau jalur 2 dengan jarak 4 mil – 8 mil dari garis pantai. Perikanan skala
besar merupakan perikanan industri yang menggunakan mesin dalam dengan kekuatan 200 HP atau 100 GT dan jalur operasinya pada jalur 3 dan 4 dengan jarak
8 mil – 12 mil dari garis pantai dan atau 12 mil. Selanjutnya Soekarsono 1995, mengklasifikasikan kapal perikanan menurut fungsinya, yaitu kapal tonda troller,
kapal rawai dasar bottom long liner, kapal rawai tuna tuna long liner, kapal pukat cincin purse seiner, kapal jaring insang gillnetter, kapal bubu pot fishing vessel,
kapal pikat udang shrimp trawler, kapal set net, kapal pengangkut ikan dan jenis kapal lainnya.
Kabupaten Lampung Selatan memiliki jumlah perahukapal penangkapan ikan dengan kategori: 1 Perahu tanpa motor yang terdiri dari: jukung, perahu papan
kecil, sedang dan besar, 2 Perahu motor tempel dan, 3 Kapal motor yang terdiri dari: 0-5 GT, 5-10 GT dan 10-20 GT.
Perahu atau kapal yang digunakan nelayan Kabupaten Lampung Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu perahu tanpa motor PTM,
perahu motor tempel PMT, dan kapal motor KM. Perahu tanpa motor dan perahu motor tempel merupakan jenis perahu yang mendominasi kegiatan penangkapan
ikan, karena harga perahu ini terjangkau bagi sebagian besar nelayan di Kabupaten Lampung Selatan. Perkembangan perahukapal penangkapan ikan di Kabupaten
Lampung Selatan terlihat pada Tabel 3. Tabel 3 Jumlah perahukapal perikanan tangkap Kabupaten Lampung Selatan
2000-2005 Kategori PerahuKapal unit
Dengan perahu tanpa motor Dengan kapal motor
Perahu papan Ukuran kapal motor GT
Tahun Jukung
Kecil Sedang Besar
Dengan motor
tempel 5
5 – 10 10 – 20 2000
256 237
186 148
176 94
37 11
2001 181
212 169
162 186
113 67
29 2002
176 213
162 153
192 109
60 35
2003 174
211 168
158 199
105 63
38 2004
187 226
132 170
213 98
68 41
2005 172
218 142
165 254
104 70
48
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
2.1.3 Nelayan
Nelayan menurut ensiklopedi Indonesia adalah ”Orang yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung seperti para penebar dan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
25 penarik jaring, maupun secara tidak langsung seperti juru mudi perahu layar,
nakhoda kapal ikan bermotor, ahli mesin kapal, juru masak kapal penangkapan ikan sebagai mata pencaharian”. Inti pengertian batasan ini menyatakan, bahwa nelayan
adalah pekerjaan orang yang kerja utamanya menangkap ikan. Batasan pengertian yang ada pada ensiklopedi Indonesia itu, tampaknya diikuti sama persis didalam
statistik perikanan Indonesia dalam angka, 1992 yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan, Jakarta 1995, bunyinya adalah sebagai
berikut: ”Nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikanbinantang air lainnyatanaman air. Orang yang hanya melakukan
pekerjaan, seperti membuat jaring, mengangkut alat-alatperlengkapan kedalam perahukapal, mengangkut ikan dari perahukapal tidak dimasukkan sebagai nelayan,
tetapi ahli mesin, juru masak yang bekerja diatas kapal penangkap dimasukkan sebagai nelayan”. Menurut Undang-undang nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan
pasal 1 ayat 10 disebutkan, Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Selanjutnya pada pasal 1 ayat 11 disebutkan, Nelayan
kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan, nelayan diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Nelayan penuh: yaitu nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikanbinatang air lainnyatanaman air.
2 Nelayan sambilan utama: yaitu nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan operasi penangkapan ikanbinatang air
lainnyatanaman air. Di samping melakukan pekerjaan penangkapan, nelayan kategori ini dapat pula mempunyai pekerjaan lain.
3 Nelayan sambilan tambahan: yaitu nelayan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan. Nelayan yang ada di
Kabupaten Lampung Selatan sebagai besar merupakan nelayan kecil yang melakukan pekerjaan operasi penangkapannya sebagai nelayan penuh dan
nelayan sambilan utama. Adapun perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 4.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
26 Tabel 4 Perkembangan jumlah nelayan di Kabupaten Lampung Selatan 2000– 2005
Tahun Jumlah Rumah Tangga Perikanan RTP
2000 1.145
2001 1.487
2002 1.584
2003 1.562
2004 1.587
2005 1.619
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
2.2 Sumberdaya Perikanan Tangkap
Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya alam yang didukung oleh sumberdaya manusia, modal, teknologi dan informasi, yang mencakup seluruh
potensi di lautan maupun di perairan daratan yang dapat didayagunakan untuk kegiatan usaha perikanan Setyohadi, 1997. Pengelolaan sumberdaya perikanan laut
perlu dilakukan dengan prinsip dan kaidah yang benar. Esensi pengelolaan sumberdaya perikanan adalah mencari keseimbangan antara eksploitasi dan
kemampuan daya reproduksi atau daya pulih sumberdaya Nikijuluw, 2005. Bila keseimbangan dapat dicapai, maka meskipun di satu sisi sumberdaya dieksploitasi
secara terus menerus, di sisi lain sumberdaya tersebut masih memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri.
Menurut Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan pasal 1, Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan
perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya
hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati. Selanjutnya pada pasal 2 disebutkan, pengelolaan perikanan dilakukan berdasarkan asas manfaat, keadilan,
kemitraan, pemerataan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, dan kelestarian yang berkelanjutan.
Sumberdaya hayati laut yang sudah dimanfaatkan meliputi ikan pisces, kelompok udang crustacea, binatang berkulit lunak mollusca dan rumput laut.
Sebagai suatu negara yang terletak di daerah tropis, Indonesia tergolong dalam
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
27 perikanan multi spesies. Sumberdaya perikanan dikelompokkan menjadi kelompok
sumberdaya perikanan demersal dan pelagis Direktorat Jenderal Perikanan, 1997. Secara umum sumberdaya hayati laut dapat dikelompokkan ke dalam
4 kelompok Naamin dan Badrudin, 1992 yang diacu dalam Ihsan, 2000 : 1 Sumberdaya ikan demersal, yaitu jenis ikan yang hidup di atau dekat dasar
perairan. 2 Sumberdaya pelagis kecil, yaitu jenis ikan yang berada di sekitar permukaan.
3 Sumberdaya ikan pelagis besar, yaitu jenis ikan oseanik yang bermigrasi sangat jauh seperti tuna dan cakalang dan,
4 Sumberdaya udang dan biota laut non ikan lainnya. Sumberdaya perikanan tangkap yang didaratkan nelayan di Kabupaten
Lampung Selatan cukup beragam. Namun dari sekian banyak ikan yang didaratkan tersebut, terdapat 14 empat belas jenis ikan utama yang didaratkan seperti ikan
kembung Indian mackerel, teri anchovies, selar trevallies, kurisi threadfin breams, kuwe trevallin, tongkol eastem little tuna, tenggiri narrow barred king
mackerel, lemuru Indian oil sardines, layur hair tails, peperek pony fishessleep mouths, ekor kuning yellow tailfusiliers, udang putih banana prawn, layang
scads, cumi-cumi common squid. Jenis alat tangkap yang memberikan kontribusi yang cukup besar di
Kabupaten Lampung Selatan adalah payang, sero, bubu, jaring insang hanyut, jaring insang tetap, bagan perahu, bagan apung, dan hand line. Produksi perikanan tangkap
berdasarkan jenis alat tangkapnya yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Tabel 5.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
28 Tabel 5 Produksi perikanan tangkap menurut jenis alat tangkap di Kabupaten
Lampung Selatan 2000 – 2005 Produksi pada tahun ton
Jenis alat tangkap
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Payang
166 169,2
160,8 225,6
231,2 176,7
Sero
1.371,6 1.306,8 1.600,5 1.776,6
1.927,5 2.296,8
Bubu
69,6 63,6
126 97,2
85,3 108
Jaring Insang Hanyut
294 405,9
269,7 381,3
477,4 632,4
Jaring Insang Tetap
128 92,8
85,6 106,8
102,4 107,2
Bagan Perahu
1.060,2 693,1
629,3 1.258,6
1.001,3 1441,5
Bagan Apung
702 855,6
594 629,3
1.004,4 579,7
Hand Line
46,8 44,1
42,7 55,3
1.927,5 2.296,8
Pukat Udang
69,6 84,8
151,2 129,6
153,5 172,8
Pukat Pantai
3.712 4.028
4.057,2 6.285,6
5.473 6.523,2
Jaring Insang Lingkar
874,9 1.046,5
1.417,3 2.003,2
1.472,6 2.213,8
Trammel Net
696 736,6
425,7 601
774,9 807,8
Serok
48,3 94,5
182,5 201,6 235,2 220,5
Jermal
127,4 159,9
113,1 159,9 200,2 224,4
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
Adapun perkembangan jumlah volume produksi dan nilai produksi perikanan tangkap menurut jenis ikan yang dominan di Kabupaten Lampung Selatan, disajikan
pada Tabel 6, sedangkan nilai produksinya disajikan pada Tabel 7. Tabel 6 Produksi perikanan tangkap menurut jenis ikan di Kabupaten Lampung
Selatan 2000 – 2005 Tahun Ton
Jenis Ikan
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Peperek
683,8 543,2
789,2 522
544,4 376,9
Kuwe
502,4 543,6
411,4 695,6
1.097,7 1.422,5
Layur
332,5 212,7
1.072,5 593,7
444,8 615,5
Kurisi
326,9 487,2
1.267,3 1.183,6
730,8 1.108,8
Layang
687,2 792,6
2.373,7 2.176,9
1.328,5 1.839,8
Selar
564,2 984,3
1.900,7 1.277,5
1.463,3 1.599,2
Lemuru
206,3 530,6
569,2 1.132,2
2.087,8 2.005,6
Kembung
1.256,3 1.764,5
2.894,8 2.685,5
3.505,5 2.907.
Teri
1.233,5 3.855,5
1.597,1 1.583,3
2.596,6 3.324,6
Tenggiri
506,2 132,2
286,2 498,6
817,4 920,7
Tongkol
996,4 1.252,7
1.000,8 677,9
781,6 876,1
Ekor Kuning
225,7 375,6
251,1 350,6
255,7 226
Udang Putih
145,6 265,8
39,8 973,9
1.545,9 1.018,6
Cumi-cumi
85,3 485
340,5 576,1
842,8 898,8
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
29 Tabel 7 Nilai produksi perikanan tangkap menurut jenis ikan di Kabupaten Lampung
Selatan 2000 – 2005
Tahun x Rp 1000
Jenis Ikan
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Peperek
2.393.300 2.172.800 2.699.790
1.305.000 1.861.440
912.200
Kuwe
1.758.400 4.539.060 3.485.300 5.874.000
11.624.120 11.307.700
Layur
1.163.750 903.975 4.816.800 3.108.900
2.310.520 4.103.200
Kurisi
1.144.150 2.314.200 5.523.920 3.895.220
2.166.720 5.544.000
Layang
2.405.200 3.368.350 11.056.660 9.144.000
6.336.540 11.450.800
Selar
1.974.700 4.429.350 8.616.020 6.260.800
7.158.770 9.948.600
Lemuru
699.300 1.727.103 2.479.080 3.840.200
6.604.640 5.822.100
Kembung
6.909.650 8.381.375 16.400.080 16.744.500
22.177.750 21.023.100
Teri
4.317.250 24.096.875 7.195.740 8.781.600 13.871.400
20.737.500
Tenggiri
2.784.100 1.025.325 2.868.720 6.497.200
7.984.344 10.300.500
Tongkol
4.483.800 6.576.675 7.090.940 5.124.200
5.015.700 6.325.000
Ekor Kuning
789.950 2.159.700 1.341.270 1.257.200
1.354.490 1.422.900
Udang Putih
1.237.600 3.987.000
774.600 11.886.600 15.134.100
10.539.500
Cumi-cumi
1.336.050 3.880.000 2.609.260 5.640.700
6.073.080 7.065.100
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lampung Selatan 2006
2.3 Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap