95
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1 Unit penangkapan ikan yang terpilih sebagai opsi pengembangan sehingga sumberdaya yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal adalah jaring
insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu,dan bagan apung. Sedangkan unit penangkapan ikan yang tidak terpilih sebagai opsi untuk
dikembangkan adalah pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap JIT, jaring insang lingkar, trammel net, serok, dan jermal.
2 Terpilihnya jaring insang hanyut sebagai prioritas pertama dan bagan perahu sebagai prioritas kedua pengembangan unit penangkapan ikan yang tepat dalam
kerangka pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan di Kabupaten Lampung Selatan karena jaring insang hanyut JIH mengakomodir
dengan lebih baik enam kriteria pengembangan yang perlu dicapai yaitu teknologi ramah lingkungan, jumlah tangkapan tidak melebihi TAC,
penggunaan BBM rendah, menguntungkan, investasi yang rendah, dan hukum. Selain itu juga jaring insang hanyut JIH mengakomodir dengan lebih baik
enam pembatas dalam pengembangan unit penangkapan ikan yaitu selektivitas yang tinggi, sumberdaya manusia yang terampil, kondisi perairan, kualitas ikan,
aman, dan diterima secara sosial. 3 Sistem pengembangan unit penangkapan ikan di Kabupaten Selatan
dapat dilakukan dengan tiga skenario, yaitu skenario pertama: analisis alat tangkap secara keseluruhan empat belas alat tangkap dengan memperhatikan
jumlah produksi tahun terakhir, MSY, upaya penangkapan tahun terakhir, dan penangkapan penangkapan optimum f.opt. Hasil yang diperoleh dengan
menggunakan skenario pertama, unit penangkapan ikan yang dapat ditambah sebesar
2446
unit dengan rincian, payang 71 unit, jaring insang tetap 44 unit, jaring insang lingkar 600 unit, hand line 21 unit, sero 336 unit, pukat pantai 716
unit, bagan perahu 162 unit, bagan apung 64 unit, jaring insang hanyut 74 unit, serok 27 unit, bubu 25 unit, trammel net 184 unit, jermal 50 unit, dan pukat
udang 72 unit. Skenario kedua: merupakan hasil analisis dengan memperhatikan aspek biologi, aspek berkelanjutan, aspek ramah lingkungan, aspek kelayakan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
96 investasi, dan dianalisis dengan menggunakan metode AHP, unit penangkapan
ikan yang layak dikembangkan adalah jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu,dan bagan apung. Perhitungan dilakukan dengan
memperhatikan jumlah produksi tahun terakhir, jumlah tangkapan yang diperbolehkan JTB, upaya penangkapan tahun terakhir, dan 80 upaya
penangkapan optimum f.opt dari ketujuh alat tangkap, dengan tetap memberi porsi pengembangan pada alat tangkap yang tidak terpilih. Upaya penangkapan
unit penangkapan ikan yang dapat ditambahkan berjumlah 311 unit, dengan rincian jaring insang hanyut sebesar 30 unit, bagan perahu 67 unit, hand line 9
unit, sero 140 unit, payang 29 unit, bubu 10 unit, dan bagan apung 26 unit. Skenario ketiga: merupakan hasil analisis dengan menggunakan metode AHP,
cara perhitungan sama dengan skenario kedua, dengan asumsi bahwa tujuh alat tangkap lain yaitu, pukat udang, pukat pantai, jaring insang tetap, jaring insang
lingkar, trammel net, serok, dan jermal tidak dikembangkan dan secara berangsur-angsur dialihkan pada tujuh alat tangkap yang dikembangkan yaitu,
jaring insang hanyut, bagan perahu, hand line, sero, payang, bubu, bagan apung adalah sebesar 6.007 unit, dengan rincian sebagai berikut, jaring insang hanyut
sebesar 590 unit, bagan perahu 1.289 unit, hand line 171 unit, sero 2.682 unit, payang 566 unit, bubu 197 unit, dan bagan apung 512 unit.
6.2 Saran