43 MSY =
4b a
2
..……………………………………………………….....…7 f opt =
2b a
..……………………………………………....…….……….8 Dalam penggunaan metode ini, beberapa asumsi dasar yang harus
diperhatikan adalah:
1
Stok ikan dianggap sebagai unit tunggal dan sama sekali tidak berpedoman pada struktur populasinya.
2
Stok ikan selalu dalam keadaan yang cenderung menuju situasi steady state sesuai model pertumbuhan biomas seperti kurva logistik.
3
Hasil tangkapan dan upaya penangkapan merupakan data yang bersifat random.
4
Hasil tangkapan yang di daratkan berasal dari kawasan perairan Kabupaten Lampung Selatan dan tidak ada hasil tangkapan yang di daratkan di luar
kawasan.
5
Teknologi penangkapan tidak ada perubahan secara signifikan. Penilaian aspek biologi dilakukan dengan cara beberapa tahapan, yaitu :
mengolah data hasil tangkapan utama dari setiap unit tangkapan ikan yang dioperasikan dengan terlebih dahulu melakukan standarisasi alat tangkap. Setelah
standarisasi alat tangkap, dilakukan perhitungan hasil tangkapan maksimum lestari MSY dengan menggunakan data hasil tangkapan catch dan upaya penangkapan
effort yang diolah menggunakan analisis regresi dari catch per-unit effort CPUE terhadap effort f. Hasil perhitungan MSY dan beberapa parameternya yang
digunakan dalam penilaian dari aspek biologi dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.3.2 Analisis aspek berkelanjutan
Analisis aspek berkelanjutan dimasudkan untuk menyeleksi unit penangkapan ikan tertentu yang dalam operasinya dapat menjamin keberlanjutan ketersediaan
sumberdaya ikan dan keberlanjutan pemanfaatannya. Kriteria yang digunakan mengacu kepada kaidah Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF. Nilai
skor yang diberikan untuk menilai setiap kriteria terkait aspek berkelanjutan ini juga menggunakan metode rating dengan kisaran 1 – 4 Rangkuti, 2004. Secara
spesifik,skor yang diberikan untuk setiap kriteria dari aspek keberlanjutan menurut CCRF ini mengacu pada Tabel 11.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer
http:www.novapdf.com
44 Tabel 11 Kriteria dan skor dalam analisis aspek berkelanjutan unit penangkapan
ikan di Kabupaten Lampung Selatan
No Kriteria
Skor
1 Menerapkan teknologi ramah lingkungan
Subkriteria : Memenuhi 2 kriteria alat tangkap ramah lingkungan
Memenuhi 3 - 5 kriteria alat tangkap ramah lingkungan Memenuhi 5 - 7 kriteria alat tangkap ramah lingkungan
Memenuhi seluruh kriteria alat tangkap ramah lingkungan 1
2 3
4
2 Jumlah hasil tangkapan tidak melebihi TAC
Hasil tangkapan 75 - 100 dari TAC Hasil tangkapan 50 - 75 dari TAC
Hasil tangkapan 25 - 50 dari TAC Hasil tangkapan lebih kecil dari 25 dari TAC
1 2
3 4
3. Menguntungkan
Keuntungan lebih kecil dari Rp 650.000 per bulan Keuntungan antara Rp 650.000 - Rp 1.300.000 per bulan
Keuntungan antara Rp 1.300.000 - Rp 1.650.000 per bulan Keuntungan lebih besar dari Rp 1.650.000 per bulan
1 2
3 4
4 Investasi rendah
Investasi lebih besar dari Rp 2.250.000 per unit Investasi antara Rp 1.250.000 - Rp 2.250.000 per unit
Investasi antara dari Rp 750.000 - Rp 1.250.000 per unit Investasi lebih kecil dari Rp 750.000 per unit
1 2
3 4
5 Penggunaan BBM rendah
Penggunaan BBM lebih besar dari 16 liter per trip Penggunaan BBM antara 12 - 16 liter per trip
Penggunaan BBM antara 8 - 12 liter per trip Penggunaan BBM lebih kecil dari 8 liter per trip
1 2
3 4
6 Memenuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku : 1 CCRF,
2 UU No 312004 tentang Perikanan, 3 Peraturan daerah dan 4 hukum adat Alat tangkap memenuhi 1 dari 4 kriteria di atas
Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada Alat tangkap tersebut memenuhi 3dari 4 kriteria
Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada 1
2 3
4
Sumber : Monintja 2001, disesuaikan dengan kondiansi di Lampung Selatan
3.3.3 Analisis aspek ramah lingkungan