Keparahan Kemiskinan Dampak Peningkatan Produktivitas terhadap Kemiskinan

212

6.4.3. Keparahan Kemiskinan

Kelemahan indeks kedalaman kemiskinan adalah mengabaikan atau belum memperhatikan distribusi pendapatan di antara penduduk miskin. Untuk menutupi kelemahan ini, maka pada penelitian ini dilakukan analisis keparahan kemiskinan severity of poverty dengan menggunakan indikator indeks keparahan kemiskinan poverty severity index. Indikator ini selain memperhitungkan jarak yang memisahkan orang miskin dari garis kemiskinan juga ketimpangan pendapatan di antara orang miskin tersebut. Hasil analisis keparahan kemiskinan secara lengkap disajikan pada Tabel 34. Sebelum dilakukan simulasi kebijakan, indeks keparahan kemiskinan berkisar antara 0.31-1.11 persen. Peningkatan produktivitas industri pertanian simulasi 1 berdampak terhadap penurunan indeks keparahan kemiskinan pada kelompok rumahtangga perdesaan dan kelompok rumahtangga golongan rendah di perkotaan. Kondisi sebaliknya dialami oleh kelompok rumahtangga golongan atas dan bukan angkatan kerja di perkotaan, dimana pada kelompok rumahtangga ini justru terjadi peningkatan indeks keparahan kemiskinan. Dampak serupa akan terjadi apabila peningkatan produktivitas industri pertanian diikuti oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian simulasi 2. Peningkatan produktivitas pada industri pertanian, sektor pertanian dan lembaga keuangan secara bersamaan simulasi 3 akan memberi manfaat lebih besar bagi kelompok rumahtangga golongan atas dan bukan angkatan kerja di perkotaan. Hal ini bisa dilihat dari penurunan indeks keparahan kemiskinan pada kedua kelompok rumahtangga ini. Kondisi sebaliknya terjadi pada kelompok rumahtangga buruh pertanian di perdesaan, dimana terjadinya peningkatan produktivitas lembaga keuangan berdampak terhadap peningkatan indeks keparahan kemiskinan. 213 Tabel 34. Dampak Simulasi Kebijakan Peningkatan Produktivitas terhadap Keparahan Kemiskinan No. Kelompok Rumahtangga Dasar 1 Sim 1 2 Sim 2 2 Sim 3 2 Perubahan 3 Sim 1 Sim 2 Sim 3 1 Buruh Pertanian di Perdesaan 0.0094 0.0091 0.0092 0.0095 -3.5059 -2.4455 0.7356 2 Pengusaha Pertanian di Perdesaan 0.0077 0.0075 0.0076 0.0077 -2.6223 -1.3239 -0.0256 3 RT Bukan Pert. Gol. Rendah di Perdesaan 0.0111 0.0111 0.0111 0.0111 -0.3906 -0.3906 -0.3906 4 Bukan Angkatan Kerja di Perdesaan 0.0102 0.0100 0.0101 0.0103 -2.1347 -1.1561 0.8012 5 RT Bukan Pertanian Gol. Atas di Perdesaan 0.0101 0.0100 0.0100 0.0100 -0.9311 -0.9311 -0.9311 6 RT Bukan Pert. Gol. Rendah di Perkotaan 0.0031 0.0030 0.0030 0.0030 -2.8066 -2.8066 -2.8066 7 Bukan Angkatan Kerja di Perkotaan 0.0031 0.0032 0.0032 0.0031 1.6858 1.6858 -1.4919 8 RT Bukan Pertanian Gol. Atas di Perkotaan 0.0032 0.0033 0.0033 0.0032 2.9355 2.9355 -0.1837 Keterangan: 1 Nilai poverty severity index sebelum dilakukan simulasi kebijakan 2 Sim 1: peningkatan produktivitas industri pertanian Sim 2: sim 1 diikuti peningkatan produktivitas sektor pertanian Sim 3: sim 2 diikuti peningkatan produktivitas lembaga keuangan 3 Nilai perubahan antara indeks simulasi dasar dengan indeks masing-masing simulasi kebijakan 21 3

VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN