Penyusunan Matriks-Matriks MEMBANGUN DATA DASAR MODEL KESEIMBANGAN UMUM

156 Tabel 16. Lanjutan Miliar Rupiah Sektor Lahan Modal 15. Tanaman perkebunan lainnya 3 105.99 2 659.74 16. Tanaman lainnya 4 762.56 4 078.30 17. Peternakan 9 073.32 21 525.91 18. Kehutanan 7 261.08 7 412.91 19. Perikanan 27 540.95 8 883.55 20. Pertambangan 0.00 148 129.58 21. Industri pengolahan hasil peternakan 0.00 2 811.11 22. Industri pengolahan hasil perikanan 0.00 7 355.15 23. Industri minyak dan lemak 0.00 14 351.65 24. Beras Industri penggilingan padi 0.00 8 168.61 25. Industri tepung segala jenis 0.00 14 500.32 26. Industri gula 0.00 1 494.37 27. Industri rokok 0.00 6 409.19 28. Industri bambu, kayu dan rotan 0.00 21 353.05 29. Industri pupuk dan pestisida 0.00 4 455.22 30. Industri pengolahan karet 0.00 8 294.15 31.Industri lainnya 0.00 272 894.19 32. Listrik, gas dan air bersih 0.00 17 709.72 33. Bangunan 0.00 119 625.04 34. Perdagangan, hotel dan restoran 0.00 221 927.69 35. Jasa transportasi 0.00 53 784.80 36. Lembaga keuangan 0.00 66 238.34 37. Pemerintahan umum dan pertahanan 0.00 6 959.26 38. Jasa lainnya 0.00 7 9541.38 Sumber: Badan Pusat Statistik Diolah dari Tabel I-O, 2003 dan SNSE, 2003

5.6. Penyusunan Matriks-Matriks

Pajak Data pajak yang diperlukan dalam model keseimbangan umum adalah pajak pendapatan pada setiap sektor berdasarkan sumber dan pengguna. Akan tetapi belum ada publikasi mengenai pajak pendapatan pada setiap sektor. Beberapa data perpajakan memang telah diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia dalam laporannya, tetapi data tersebut tidak meliputi pajak pendapatan per sektor. Sistem perpajakan di Indonesia meliputi pajak penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai PPN barang mewah, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, bea 157 perolehan hak atas tanah dan bangunan, cukai, bea masuk, pajakpungutan ekspor, dan pajak lainnya. Besarnya penerimaan pemerintah dari pajak tersebut disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Penerimaan Perpajakan Pemerintah, Tahun 2003 Tipe Penerimaan Perpajakan Nilai Miliar Rupiah Pangsa 1. Pajak Dalam Negeri 241 692.20 95.12 a. Pajak Penghasilan 120 924.80 47.59 b. Pajak Pertambahan Nilai 80 789.90 31.80 c. Pajak Bumi dan Bangunan 7 523.60 2.96 d. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 2 401.70 0.95 e. Cukai 27 945.60 11.00 f. Pajak Lainnya 2 106.60 0.83

2. Pajak Perdagangan Internasional 12 397.80

4.88 a. Bea Masuk 8 022.80 3.16 b. PajakPungutan Ekspor 4.375.00 1.72 Total Penerimaan Perpajakan 254 090.00 100.00 Sumber: Bank Indonesia 2004 Nilai pajak berdasarkan sektor komoditas diperlukan sebagai data dasar pada model keseimbangan umum. Data ini diturunkan dari pajak tidak langsung yang terdapat pada Tabel I-O. Di sini diasumsikan bahwa satu industri hanya memproduksi satu komoditas, sehingga pajak berbasiskan industri sama dengan pajak berbasiskan komoditas. Pembayaran pajak tidak langsung dan permintaan komoditas oleh pengguna dihitung berdasarkan nilai yang terdapat pada matriks pajak dan nilai dasar dari pembelian oleh setiap pengguna. Asumsi yang digunakan adalah bahwa tingkat pajak tidak langsung yang dikenakan pada setiap komoditas yang dibeli oleh pengguna adalah sama. Dengan demikian besarnya pajak tidak langsung pada komoditas domestik dapat dihitung berdasarkan rumus: 158 DomTaxR c = DomTax c Sales c c ∈COM ………………...…..…………..5.10 dimana: DomTax c = pajak tidak langsung pada setiap komoditas. Sales c = total pembelian komoditas c oleh setiap pengguna Total pembelian diperoleh dengan cara menjumlahkan pembelian komoditas pada semua pengguna pada matriks absorpsi penyerapan. Besarnya penarikan pajak domestik tidak langsung dari setiap pengguna berdasarkan komoditas dapat dihitung berdasarkan rumus: Tax Re v cis k = VBAS cis k DomTaxR c ......................................................5.11 c ∈COM,i ∈ IND, k ∈USER,s = DOM dimana: VBAS cis k = Nilai dasar komoditas domestik c dinilai berdasarkan pada harga di tingkat produsen oleh pengguna k seperti yang terdapat pada Tabel I-O. Pada komoditas impor, pajak penjualan impor komoditas c dapat dihitung berdasarkan: Im pTaxR c = Im pTax c Vimp c ..................................................................5.12 dimana: Im pTax c = Pajak penjualan impor berdasarkan komoditas Vimp c = Total nilai dasar impor barang c oleh setiap pengguna Selanjutnya, pendapatan dari pajak impor pada setiap pengguna berdasarkan komoditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Im pTax Re v cis k = VBAS cis k Im pTaxR c ………………………......…….5.13 c ∈COM,i ∈IND, k ∈USER,s = IMP 159

5.7. Elastisitas dan Parameter Lain