Sistem Neraca Sosial Ekonomi

147 mempunyai keterkaitan ke belakang yang tinggi, yang ditunjukkan oleh nilai indeks keterkaitan ke belakang yang lebih besar dari satu. Hal ini berarti sektor industri mempunyai kemampuan yang besar dalam menumbuhkan sektorindustri hulunya. Keterkaitan antar sektor ekonomi juga dapat dilihat dari besarnya pangsa input antara yang digunakan. Keterkaitan ke depan dapat dilihat dari besarnya pangsa input antara sektor yang bersangkutan yang digunakan oleh sektor lain dalam proses produksinya. Sebaliknya, keterkaitan ke belakang dapat dilihat dari pangsa input antara sektor lain yang digunakan oleh sektor yang bersangkutan. Pangsa input antara sektor ekonomi yang diteliti secara lengkap disajikan pada Lampiran 1.

5.2. Sistem Neraca Sosial Ekonomi

Badan Pusat Statistik BPS secara periodik mengeluarkan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE atau Social Accounting Matrix SAM untuk Indonesia. SNSE menyediakan informasi mengenai keadaan sosial-ekonomi makro Indonesia, yang tidak hanya meliputi informasi Tabel I-O tetapi juga informasi mengenai distribusi pendapatan untuk semua faktor produksi, pendapatan rumahtangga, dan pola pengeluaran rumahtangga BPS, 2005. Dibandingkan dengan Tabel I-O standar, sebuah Tabel SNSE tidak hanya mengidentifikasi struktur produksi tetapi juga bermanfaat dalam menjelaskan distribusi pendapatan, tenaga kerja, dan akumulasi modal Jemio dan Jansen, 1993. Pada Tabel SNSE, kolom-kolom menunjukkan pendapatan yang diperoleh masing-masing faktor produksi, institusi, sektor produksi, dan sektor lainnya. Sementara itu baris-baris menunjukkan sisi pengeluaran dari klasifikasi sektor ini. Penyederhanaan dari SNSE dapat dilihat pada Tabel 12. 148 Tabel 12. Tabel SNSE Secara Sederhana P E N G E L U A R A N 1 2 3 4 5 Faktor Produksi Institusi termasuk Rumahtangga Aktivitas Produksi Neraca Lainnya Total Neraca Modal Luar Negeri P E N E R I M A A N 1 Faktor Produksi Distribusi Pendapatan Faktor Penerimaan Faktor Produksi 2 Institusi termasuk Rumahtangga Distribusi Pendapatan terhadap RT dan Institusi Lainnya Transfer, Pajak dan Subsidi Penerimaan Institusi dari Luar Negeri Pendapatan Institusi 3 Aktivitas Produksi Permintaan Barang dan Jasa Institusi Permintaan antar Industri Formasi Modal Ekspor Pendapatan Kotor 4 Neraca Modal Tabungan Institusi Tabungan Agregat Luar Negeri Impor Barang dan Jasa Institusi Aktivitas Produksi Impor Barang Impor pada Barang Investasi Total Pengeluaran dari Luar Negeri 5 Total Pengeluaran Faktor Produksi Pengeluaran Institusi Output Kotor Aggregate Investasi Total Penerimaan dari Luar Negeri Sumber: Thorbecke 1985 148 149 SNSE Indonesia tahun 2003 dikeluarkan dalam dua kelompok sektoral, yaitu versi 23 x 23 dan 102 x 102. Pengelompokan sektor produksi pada SNSE berbeda dengan pengelompokan pada Tabel I-O. Untuk menggabungkan data dari SNSE dan Tabel I-O diperlukan pengelompokkan sektor antar keduanya Oktaviani, 2000. Pengelompokan sektor dalam penelitian, Tabel I-O 2003 dan SNSE 2003 disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Pengelompokan Sektor Ekonomi yang Diteliti dari Tabel Input-Output dan Sistem Neraca Sosial Ekonomi, Tahun 2003 No. Sektor ekonomi yang diteliti 38 Sektor I-O 2003 72 Sektor SNSE 2003 23 Sektor 1. Padi 1 1 2. Kedelai 2 1 3. Jagung 4 1 4. Ubi kayu 5 1 5. Sayur-sayuran dan buah-buahan 7 1 6. Tanaman bahan makanan lainnya 3, 6, 8 1 7. Karet 9 2 8. Tebu 10 2 9. Kelapa 11 2 10. Kelapa sawit 12 2 11. Tembakau 13 2 12. Kopi 14 2 13. Teh 15 2 14. Kakao 18 2 15. Tanaman perkebunan lainnya 16-17, 19 2 16. Tanaman lainnya 20 2 17. Peternakan 21-23 3 18. Kehutanan 24-25 4 19. Perikanan 26 5 20. Pertambangan 27-29 6, 7 21. Industri pengolahan hasil peternakan 30 8 22. Industri pengolahan hasil perikanan 31 8 23. Industri minyak dan lemak 33 8 24. Beras Industri penggilingan padi 34 8 25. Industri tepung segala jenis 35 8 26. Industri gula 36 8 27. Industri rokok 39 8 28. Industri bambu, kayu dan rotan 42 10 29. Industri pupuk dan pestisida 44 12 30. Industri pengolahan karet 47 11 150 Tabel 13. Lanjutan No. Sektor ekonomi yang diteliti 38 Sektor I-O 2003 72 Sektor SNSE 2003 23 Sektor 31. Industri lainnya 32, 37-38, 40-41, 43, 45-46, 48-56 9, 11 32. Listrik, gas dan air bersih 57 13 33. Bangunan 58, 68 14, 21 34. Perdagangan, hotel dan restoran 59-60 15, 16, 17 35. Jasa transportasi 61-65 18, 19 36. Lembaga keuangan 67 20 37. Pemerintahan umum dan pertahanan 69 22 38. Jasa lainnya 66, 70-72 23

5.3. Klasifikasi Rumahtangga