125 dilakukan analisis dan simulasi kebijakan, yang dikaji dampaknya terhadap
kinerja ekonomi sektoral, ekonomi makro dan pendapatan rumahtangga. Perubahan tingkat pendapatan rumahtangga yang dihasilkan dari model
CGE AGRINDO dianalisis lebih lanjut dengan metode FGT poverty index yang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kemiskinan rumahtangga. Tahap terakhir
adalah interpretasi hasil analisis dan simulasi kebijakan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian serta menyusun implikasi kebijakan.
4.8. Simulasi Kebijakan
Terdapat tiga simulasi kebijakan yang dilakukan dalam penelitian ini. Ketiga simulasi kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Simulasi 1: Peningkatan produktivitas industri pertanian. 2. Simulasi 2: Peningkatan produktivitas industri pertanian Simulasi 1 diikuti
oleh peningkatan produktivitas sektor pertanian. 3. Simulasi 3: Peningkatan produktivitas industri pertanian dan sektor pertanian
Simulasi 2 diikuti oleh peningkatan produktivitas sektor lembaga keuangan Peningkatan produktivitas suatu sektor terjadi karena adanya peningkatan
produktivitas input yang digunakan oleh sektor yang bersangkutan, baik input primer lahan, tenaga kerja dan modal maupun input antara. Demikian juga
halnya pada sektor industri pertanian, peningkatan produktivitas salah satu input yang digunakan tidak secara otomatis menyebabkan peningkatan produksi sektor
yang bersangkutan, karena peningkatan produksi suatu industri pertanian tergantung pada besarnya faktor input pembatas. Peningkatan hanya pada salah
satu input tidak akan optimal hasilnya apabila input lainnya tidak menyesuaikan kapasitasnya. Adanya keterbatasan tersebut menyebabkan simulasi terhadap
126 masing-masing input primer dan input antara tidak dilakukan satu per satu.
Alternatif yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dengan melakukan simulasi peningkatan produktivitas faktor total a1tot pada industri pertanian terpilih,
yaitu industri pengolahan hasil peternakan, industri pengolahan hasil perikanan, industri minyak dan lemak, industri penggilingan beras, industri tepung, industri
gula, industri rokok, industri bambu, kayu dan rotan, industri pupuk dan pestisida, serta Industri pengolahan karet.
Produktivitas faktor total atau Total Factor Productivity TFP mengukur besaran output yang dihasilkan dan input faktor produksi yang digunakan dalam
satuan indeks. Dengan kata lain, indeks TFP adalah rasio antara indeks output dengan indeks input.
Formula yang digunakan untuk menghitung indeks TFP dalam penelitian ini adalah indeks rantai Tornqvist-Theil, dengan metode penghitungan indeks TFP
diadopsi dari model yang dikembangkan oleh Fuglie 2004, sebagai berikut: Indeks output Tornqvist-Theil pada tahun t didefinisikan sebagai:
..............................................4.38 dimana R
i,t
adalah share pendapatan dari output i dan Y
i,t
adalah kuantitas output i pada tahun t. Dengan demikian, tingkat pertumbuhan output Y antara periode t
dan t-1 adalah jumlah tingkat pertumbuhan dari n komoditas yang menyusun output total, masing-masing diboboti dengan rata-rata share penerimaannya
selama t dan t-1. Hampir sama dengan hal di atas, indeks input agregat didefinisikan
sebagai: ..................................4.39
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
+ =
− =
− −
∑
1 ,
, 1
1 ,
, 1
ln 2
ln
t i
t i
n i
t i
t i
t t
Y Y
R R
Y Y
∑
= −
− −
⎟ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎜
⎝ ⎛
+ =
m j
t j
t j
t j
t j
t t
X X
S S
X X
1 1
, ,
1 ,
, 1
ln 2
ln
127 dimana tingkat pertumbuhan agregat input X antara periode t dan t-1 adalah
jumlah tingkat pertumbuhan dari j = 1, 2, ..., m kategori input, masing-masing diboboti dengan rata-rata share S
j
selama periode yang berdekatan share faktor adalah proporsi biaya total yang dibayarkan untuk suatu input.
Perubahan proporsional pada TFP selama periode t dan t-1 diberikan oleh: ………………..……….4.40
Untuk melakukan penghitungan TFP diperlukan data kuantitas dan harga dari setiap output dan input untuk setiap periode. Data yang digunakan dalam
perhitungan TFP diambil dari Statistik Industri Besar dan Sedang untuk periode tahun 2000-2005 yang dikumpulkan oleh Departemen Perindustrian. Langkah
pertama yang dilakukan adalah melakukan agregasi data, dari data propinsi ke dalam data nasional. Selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai pada industri skala
besar dan industri skala sedang. Langkah kedua melakukan agregasi sektor, dari 179 sektor industri yang ada ke dalam 10 sektor industri pertanian terpilih.
Sebelum dilakukan agregasi sektor, terlebih dahulu dilakukan pemilahan jenis industri antara jenis industri yang tergolong ke dalam industri pertanian dan
industri non pertanian. Dari data dasar hasil agregasi tersebut di atas, kemudian dihitung nilai
indeks output dan indeks input dengan menggunakan tersebut di atas. Adapun jenis-jenis input yang digunakan dalam perhitungan indeks input meliputi input
tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, listrik, sewa gudang dan input lain. Dengan metode seperti yang dikemukakan tersebut di atas, maka diperoleh
besaran guncangan shock produktivitas faktor total TFP pada masing-masing sektor industri pertanian terpilih seperti disajikan pada Tabel 3. Adapun besaran
1 1
1
ln ln
ln
− −
−
− =
⎟⎟ ⎠
⎞ ⎜⎜
⎝ ⎛
t t
t t
t t
X X
Y Y
TFP TFP
128 shock untuk peningkatan produktivitas sektor pertanian dan lembaga keuangan,
mengunakan nilai hasil perhitungan Ratnawati et al. 2004 seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 3. Nilai Besaran Shock Peningkatan Produktivitas Industri Pertanian
No. SektorKomoditas Peningkatan
Produktivitas
1. Industri pengolahan hasil peternakan
1.5275 2.
Industri pengolahan hasil perikanan 1.3408
3. Industri minyak dan lemak
2.2022 4.
Beras Industri penggilingan padi 1.2931
5. Industri tepung segala jenis
1.0132 6. Industri
gula 1.5791
7. Industri rokok
0.6283 8.
Industri bambu, kayu dan rotan 1.1106
9. Industri pupuk dan pestisida
1.4919 10.
Industri pengolahan karet 2.0204
Tabel 4. Nilai Besaran Shock Peningkatan Produktivitas Sektor Pertanian dan Lembaga Keuangan
SektorKomoditas Peningkatan Produktivitas
Tanaman Pangan Padi
1.29 Jagung
3.42 Kedelai
1.27 Ketela Pohon
1.56 Umbi-umbian
1.69
Tanaman Perkebunan Karet
1.76 Kopi
0.57 Kelapa Sawit
0.62 Tebu
3.58 Kelapa
0.73
Sektor Lembaga Keuangan
5.14 Sumber: Ratnawati et al. 2004
129 Pada penelitian ini, simulasi kebijakan dilakukan untuk jangka waktu
selama 10 tahun, yaitu tahun 2003-2013. Mengingat model yang digunakan adalah model recursive dynamic, maka unsur dinamis dalam model ditunjukkan
oleh perubahan tenaga kerja dan stok kapital setiap tahun. Hasil simulasi dianalisis berdasarkan dampaknya terhadap kinerja ekonomi sektoral, ekonomi
makro, pendapatan rumahtangga dan tingkat kemiskinan.
V. MEMBANGUN DATA DASAR MODEL KESEIMBANGAN UMUM