115 model itu sendiri tetapi sebagai alat prosedural penyelesaian, yang menggunakan
notasi konstan melekat pada delFudge pada atau di luar persamaan tersebut. Kita perlu mendefinisikan variabel delFudge secara eksogenus sama dengan 1.
Karena variabel dalam model menghubungkan antar periode waktu masa datang relatif terhadap data base atau waktu yang berjalan, maka keseimbangan
ekonomi akan bergerak dari keseimbangan periode yang sedang berjalan saat ini dan penyelesaiannya ke periode di masa datang. Jika delFudge = 0, maka
konstanta tersebut tidak berpengaruh. Penyelesaian perubahan praeksogenus akan secara langsung berhubungan dengan databasenya. Notasi konstanta ditambahkan
agar model dapat mencerminkan keseimbangan periode waktu T di masa datang. Hal ini dapat dicapai dengan menetapkan secara eksogenus delFudge = 1.
Selanjutnya pendugaan linear dilakukan pada keseimbangan awal dimana del- Fudge = 0, dan pada delFudge = 1.
4.4. Elastisitas dan Parameter Lainnya
Model CGE membutuhkan data parameter elastisitas dan beberapa parameter perilaku behavioural lainnya. Parameter elastisitas yang digunakan dalam model ini
adalah elastisitas Armington, elastisitas substitusi untuk tenaga kerja, elastisitas substitusi untuk faktor primer, elastisitas permintaan ekspor dan elastisitas
pengeluaran. Parameter lain yang diperlukan adalah parameter yang berhubungan dengan investasi. Idealnya, parameter-parameter tersebut diperoleh dari data time
series yang kemudian diestimasi dengan menggunakan alat analisis ekonometrika. Namun demikian, secara relatif belum banyak usaha yang ditujukan untuk tugas
mendasar ini bagi Indonesia, sebagian terkait dengan keterbatasaan ketersediaan data time series yang baik Oktaviani, 2000. Oleh sebab itu, beberapa parameter
yang datanya tidak ditemukan di lapangan, nilai parameternya diperoleh dari hasil
116 studi terdahulu, baik studi yang dilakukan di Indonesia maupun studi yang
dilakukan di negara lain yang kemudian diaplikasikan secara logis untuk Indonesia.
4.5. Agregasi Sektor
Rumahtangga dan Input Lainnya
Rumahtangga didisagregasi mengikuti pengelompokan pada SNSE 2003 menjadi delapan kelompok rumahtangga berdasarkan lokasi dan jenis pekerjaan,
yaitu lima kelompok rumahtangga perdesaan rural dan tiga kelompok rumahtangga di perkotaan urban.
Lima kelompok rumahtangga perdesaan rural tersebut adalah sebagai berikut:
1. Rural 1 adalah buruh pertanian di perdesaan.
2. Rural 2 adalah pengusaha pertanian di perdesaan.
3. Rural 3 adalah rumahtangga bukan pertanian golongan rendah di perdesaan,
yaitu pengusaha bebas golongan rendah, tenaga Tata Usaha TU, pedagang keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan, dan buruh kasar.
4. Rural 4 adalah Bukan Angkatan Kerja BAK di perdesaan, yang meliputi
bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas di perdesaan. 5.
Rural 5 adalah rumahtangga bukan pertanian golongan atas di perdesaan, meliputi pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer,
militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas. Tiga kelompok rumahtangga yang berada di perkotaan urban adalah
sebagai berikut: 1.
Urban 1 adalah rumahtangga bukan pertanian golongan bawah di perkotaan, yang meliputi pengusaha bebas golongan rendah, tenaga TU, pedagang
keliling, pekerja bebas sektor angkutan, jasa perorangan dan buruh kasar.
117 2.
Urban 2 adalah bukan angkatan kerja BAK di perkotaan, meliputi bukan angkatan kerja dan golongan tidak jelas.
3. Urban 3 adalah rumahtangga bukan pertanian golongan atas di perkotaan,
seperti pengusaha bebas golongan atas, pengusaha bukan pertanian, manajer, militer, profesional, teknisi, guru, pekerja TU dan penjualan golongan atas.
Input primer yang digunakan meliputi tenaga kerja, lahan dan kapital. Tenaga kerja diklasifikasikan atas tenaga kerja terdidik skilled labor dan tenaga
kerja tidak terdidik unskilled labor. Klasifikasi tenaga kerja yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti kategori yang ditemukan pada tabel SAM tahun
2003, dimana tenaga kerja dikategorikan menjadi 4 kelompok besar yaitu tenaga kerja pertanian, operator, tata usaha dan profesional. Pada penelitian ini, tenaga
kerja pertanian dan operator dikelompokkan lagi menjadi tenaga kerja tidak terdidik unskilled, sedangkan tata usaha dan profesional dikelompokkan menjadi
tenaga kerja terdidik skilled. Adapun input primer lainnya lahan dan kapital tidak didisagregasi lagi.
4.6. Analisis Kemiskinan