BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik observasional dengan desain matched case control study kasus kontrol berpasangan.
Matching dilakukan menurut usia, gravida dan paritas, menggunakan model pendekatan waktu retrospektif. Desain ini dipilih karena dapat digunakan untuk
mencari hubungan seberapa jauh faktor risiko memengaruhi terjadinya penyakit, sesuai untuk penelitian penyakit yang jarang terjadi, dapat menilai beberapa faktor
risiko, menunjukkan risiko relatif yang memadai, jangka waktu penelitian relatif singkat. Matching merupakan suatu upaya dimana kelompok kontrol control
diambil sesuai karakteristik kelompok kasus case yaitu ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan, usia 20-35 tahun, gravida pertama sampai dengan ke tiga, paritas ke
satu sampai dengan ke tiga Basuki, 2000.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang tahun 2013.
a. Masih adanya kelahiran bayi berat lahir rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
b. Populasi atau sampel yang cukup untuk diteliti.
34
Universitas Sumatera Utara
c. Belum pernah dilakukan penelitian tentang bayi berat lahir rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari proses pengajuan judul, pencarian literatur, konsultasi dengan pembimbing, proposal, penelitian, pengolahan data, penyajian
data, pembahasan, kesimpulan dan saran. Keseluruhan proses penelitian tersebut dilakukan pada bulan Nopember 2012 – Nopember 2013. Proses penyebaran
kuesioner dilakukan pada tanggal 6 Juli sd 5 Agustus 2013.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi dengan BBLR dan ibu yang mempunyai bayi tidak BBLR di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Juli 2013 berjumlah 1136 orang. Bayi yang dilahirkan dengan
BBLR berjumlah 63 orang dan yang tidak BBLR berjumlah 1073 orang. 3.3.2 Sampel
Kelompok sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 dua kelompok yaitu
kelompok kasus case dan kelompok kontrol control.
1. Sampel Kasus Untuk kriteria inklusi pada kasus case yaitu ibu yang mempunyai bayi usia
0-12 bulan yang dilahirkan dengan bayi berat lahir rendah BBLR, usia 20-35 tahun,
Universitas Sumatera Utara
gravida pertama sampai dengan ke tiga, paritas ke satu sampai dengan ke tiga dan bersedia menjadi responden.
2. Sampel Kontrol Untuk kriteria inklusi pada kontrol control yaitu ibu yang mempunyai bayi
usia 0-12 bulan yang dilahirkan dengan tidak BBLR, usia 20-35 tahun, gravida pertama sampai dengan ketiga, paritas kesatu sampai dengan ketiga dan bersedia
menjadi responden, dimana sebelumnya kelompok control diambil setelah dilakukan matching yang sesuai dengan karakteristik lingkungan kelompok case.
Penentuan besarnya sampel dapat menggunakan rumus Schlesselman 1982 sebagai berikut:
� = � �
∝ 2
�
+ �
�
��� �� − 1 2
� � �
2
Keterangan: n
= Besar sampel minimum Z
�₂ = Nilai distribusi normal baku tabel Z pada � 5 : 1,96 Z
� = Nilai distribusi normal baku tabel Z pada � 20 : 0,842 P
= Proporsi efek pada kelompok kasus R1+R Q
= 1- P
Universitas Sumatera Utara
Maka jumlah populasinya adalah :
Tabel 3.1 Perhitungan Besar Sampel menurut Beberapa Variabel yang Diteliti Variabel
OR n
₁ n
₂ Lokasi
Referensi 1.
Faktor Gizi
- Berat badan selama hamil
4 19
19 India
Jayant, D., et. al 2011.
- Zat besi 3
29 29
India Jayant, D., et. al
2011. - Merokok
3 29
29 RSU. Zainoel
Abidin Kota Banda Aceh.
Irnawati., Hakim, M., Wibowo, T
2011.
- Minum kopi 2
76 76
Hospital in Pelotas Southern Brazil
Santos, IS., et. al 1998.
2. Antenatal Care
- Kuantitas kunjungan
2 76
76 Departement of
Obstetrics and Gynaecology Lady
Wellingdon and Lady Aitchison
Hospitals. Anjum, F., et. al
2011
Berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas maka diperoleh besar sampel dalam penelitian ini adalah 76 orang karena kasus case yang ada hanya 63 orang,
untuk memenuhi kekurangan kasus maka kontrol diperbanyak dengan perbandingan antara kelompok kasus dan kontrol adalah 1 : 3 dengan pertimbangan kelipatan dari
sampel yaitu 152 orang, jadi untuk memenuhi jumlah sampel secara keseluruhan digunakan rumus Schlesselman 1982 sebagai berikut:
�
′
= �
� + 1 2
�� � �� Dimana:
n = Jumlah kasus dengan kontrol berganda
Universitas Sumatera Utara
c = Perbandingan kontrol terhadap kasus n = Besar kasus yang diperlukan
maka: �
′
= �
3 + 1 2
�3 � � 76
` = 51 sedangkan untuk kontrol n=cx
�
′
=3x51= 153 orang, sehingga besar sampel penelitian berjumlah 204 orang.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Pengumpulan data diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data atau dokumen yang diperoleh dari data demografi Puskesmas Kecamatan Batang Kuis, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Deli
Serdang.
3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner ini dilakukan pada 30 ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan yang dilahirkan dengan BBLR dan yang tidak
BBLR di Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan. Kelayakan dalam
menggunakan instrument yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas
Universitas Sumatera Utara
dan reliabilitas. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kemaknaan suatu alat ukur instrument dalam mengukur suatu
pertanyaan, bahwa instumen dikatakan valid, apabila instumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner sebagai alat ukur
harus mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas suatu instumen dalam kuesioner dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor tiap item dengan
skor total variabel corrected item total corelation, dengan ketentuan bila nilai corrected item total correlation tiap pertanyaan nilai r tabel 0,361 pada alpha 5;
df:28, maka dinyatakan tiap item pertanyaan valid dan sebaliknya Riyanto, 2012.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dalam penelitian ini tekhnik untuk
menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode Cronbach”s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan dengan harga kritik atau standar reliabilitas. Harga kritik untuk
indeks reliabilitas instrumen adalah 0,7. Artinya suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien cronbach’s alpha sekurang-kurangnya 0,7
Widoyoko, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen N
o
Variabel Corrected Item
Total Correlation Status
Cronbach`s Alpha
Status 1 Faktor Gizi
Berat badan 1 0,695
Valid 0,857
Reliabel Berat badan 2
0,496 Valid
Berat badan 3 0,576
Valid Berat badan 4
0,825 Valid
Berat badan 5 0,825
Valid Tablet zat besi 1
0,673 Valid
0,821 Reliabel
Tablet zat besi 2 0,630
Valid Tablet zat besi 3
0,556 Valid
Tablet zat besi 4 0,812
Valid Tablet zat besi 5
0,430 Valid
2 Faktor Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
Merokok 1 0,704
Valid 0,761
Reliabel Merokok 2
0,625 Valid
Merokok 3 0,476
Valid Minum kopi 1
0,476 Valid
0,785 Reliabel
Minum kopi 2 0,468
Valid Minum kopi 3
0,670 Valid
Minum kopi 4 0,670
Valid Minum kopi 5
0,531 Valid
Minum teh 1 0,625
Valid 0,796
Reliabel Minum teh 2
0,677 Valid
Minum teh 3 0,488
Valid Minum teh 4
0,373 Valid
Minum teh 5 0,745
Valid
3 Faktor Antenatal Care
Antenatal pertama 1 0,770
Valid 0,809
Reliabel Antenatal pertama 2
0,672 Valid
Antenatal pertama 3 0,500
Valid Antenatal pertama 4
0,529 Valid
Antenatal pertama 5 0,542
Valid Kuantitas kunjungan 1
0,528 Valid
0,783 Reliabel
Kuantitas kunjungan 2 0,703
Valid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2 Lanjutan
No Variabel
Corrected Item Total Correlation
Status Cronbach`s
Alpha Status
Banyak kunjungan 3 0,641
Valid Kualitas pelayanan 1
0,513 Valid
0,868 Reliabel
Kualitas pelayanan 2 0,513
Valid Kualitas pelayanan 3
0,622 Valid
Kualitas pelayanan 4 0,566
Valid Kualitas pelayanan 5
0,744 Valid
Kualitas pelayanan 6 0,714
Valid Kualitas pelayanan 7
0,684 Valid
Kualitas pelayanan 8 0,566
Valid Kualitas pelayanan 9
0,504 Valid
Berdasarkan Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa seluruh variabel faktor gizi, faktor merokok, minum kopi dan teh serta
faktor antenatal care mempunyai nilai corrected item total correlation 0,361 dan nilai cronbach alpha 0,60, maka dapat
disimpulkan bahwa seluruh pernyataan variabel valid dan reliabel.
3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen yaitu kejadian bayi berat
lahir rendah BBLR.
3.5.2 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Variabel independen dari penelitian ini adalah : faktor gizi Berat badan selama kehamilan kg, zat besi, merokok, minum kopi dan teh serta antenatal care
kunjungan antenatal pertama, banyaknya kunjungan, kualitas pelayanan.
3.5.3 Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari variabel yang diteliti adalah : 1. Bayi berat lahir rendah BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia kehamilan. 2. Faktor gizi adalah suatu zat- zat yang memengaruhi keadaan ibu selama hamil
untuk menghasilkan energi diukur dengan melihat pertambahan berat badan selama hamil dan konsumsi tablet zat besi.
3. Penambahan berat badan selama hamil adalah ibu mengalami peningkatan berat badan selama hamil normalnya
≥10-12 kg selama kehamilan. 4. Tablet zat besi adalah ibu mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama
kehamilan. 5. Faktor merokok, minum kopi, minum teh adalah suatu kondisi yang menjadi
penyebab dan reaksi dari zat-zatbahan yang berisiko bagi kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan
6. Merokok adalah suatu proses pembakaran tembakau dan menjadi kebiasaan ibu selama hamil.
7. Minum kopi adalah suatu kebiasaan ibu minum kopi selama hamil. 8. Minum teh adalah suatu kebiasaan ibu mengkonsumsi teh selama hamil.
Universitas Sumatera Utara
9. Faktor antenatal care adalah keadaan yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan yaitu kunjungan antenatal care pertama pertama kali ibu
memeriksakan kehamilannya, banyaknya kunjungan dan kualitas pelayanan. 10. Kunjungan antenatal care pertama adalah Ibu melakukan kunjunagan kehamilan
yang pertama dimulai dari ibu positif hamil sampai usia kehamilan 12 minggu. 11. Kuantitas kunjungan adalah ibu melakukan pemeriksaan kehamilannya minimal
sebanyak 4x selama kehamilan. 12. Kualitas pelayanan adalah pelayanan antenatal care yang sesuai dengan standar.
3.6 Metode Pengukuran
3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Dependen
1. Kejadian bayi berat lahir rendah BBLR adalah bayi lahir dengan berat lahir kurang dari normal. Pengukuran kategori BBLR terdiri dari dua yaitu :
Kategori : tidak BBLR = 0, apabila berat bayi
≥ 2500 grm. BBLR = 1, apabila berat bayi 2500 grm.
Skala : Ordinal
3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Independen
A. Faktor Gizi terdiri dari :
1. Penambahan berat badan selama hamil, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 0 dan tidak diberi nilai 1.
Kategori : normal = Jika responden mengalami penambahan berat badan selama hamil sebanyak
≥10-12 kg.
Universitas Sumatera Utara
tidak normal = Jika responden mengalami penambahan berat badan 10 kg selama kehamilan.
Skala : ordinal
2. Tablet zat besi, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 0 dan tidak diberi nilai 1.
Kategori : normal = 0 = Jika responden mengkonsumsi tablet zat besi 90 tablet
tidak normal = 1 = Jika responden tidak mengkonsumsi tablet zat besi 90 tablet
Skala : ordinal
1. Faktor Merokok, Minum Kopi, Minum Teh terdiri dari :
1. Merokok, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0.
Kategori : tidak = 0, apabila responden tidak merokok selama hamil
ya = 1, apabila responden merokok selama hamil Skala
: ordinal 2. Minum kopi, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak.
Jika ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0. Kategori
: tidak = 0, apabila responden tidak mengkonsumsi kopi selama hamil
ya = 1, apabila responden mengkonsumsi kopi selama hamil Skala
: ordinal
Universitas Sumatera Utara
3. Minum teh, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 1 dan tidak diberi nilai 0.
Kategori : tidak = 0, apabila responden tidak mengkonsumsi teh selama
hamil ya = 1, apabila responden mengkonsumsi teh selama hamil
Skala : ordinal
2. Faktor Antenatal Care terdiri dari :
1. Kunjungan antenatal pertama, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 0 dan tidak diberi nilai 1.
Kategori : ya = 0, apabila responden melakukan kunjungan ANC
pertama tidak = 1, apabila responden tidak melakukan kunjungan
ANC pertama Skala
: ordinal 2. Kuantitas kunjungan, terdiri dari 1 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan
tidak. Jika ya diberi nilai 0 dan tidak diberi nilai 1. Kategori
: sesuai = 0, apabila responden melakukan ANC sesuai standar tidak sesuai = 1, apabila responden tidak melakukan ANC
sesuai standar Skala
: ordinal
Universitas Sumatera Utara
3. Kualitas pelayanan, terdiri dari 9 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika ya diberi nilai 0 dan tidak diberi nilai 1, sehingga skor terendah 0
dan skor tertinggi 9. Kategori
: sesuai standar = 0, apabila responden memperoleh total 0-4 tidak sesuai standar = 1, apabila responden memperoleh skor
5-9 Skala
: ordinal
Tabel 3.3 Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur Variabel
Cara dan Alat Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
Variabel Dependen
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Wawancara Kuesioner
0 = Tidak BBLR 1 = BBLR
Ordinal
Variabel Independen
- Faktor Gizi
1. Penambahan berat badan
selama hamil Wawancara
Kuesioner 0 = Normal
1 = Tidak Normal Ordinal
2. Tablet zat besi Wawancara
Kuesioner 0 = Konsumsi
1 = Tidak konsumsi Ordinal
- Faktor Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
1. Merokok Wawancara
Kuesioner 0 = Tidak
1 = Ya Ordinal
2. Minum kopi Wawancara
Kuesioner 0 = Tidak
1 = Ya Ordinal
3. Minum teh Wawancara
Kuesioner 0 = Tidak
1 = Ya Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Lanjutan Variabel
Cara dan Alat Ukur
Hasil Ukur Skala Ukur
- Faktor Antenatal Care
1. Kunjungan
antenatal pertama
Wawancara Kuesioner
0 = Ya 1 = Tidak
Ordinal
2. Kuantitas
kunjungan Wawancara
Kuesioner 0 = Sesuai
1 = Tidak sesuai Ordinal
3. Kualitas
pelayanan Wawancara
Kuesioner 0 = Sesuai standar
1 = Tidak sesuai standar Ordinal
3.7 Metode Analisis Data
1. Analisis Univariat, yaitu analisis yang menitik beratkan kepada penggambaran
atau deskripsi data yang diperoleh.
2. Analisis Bivariat, yaitu analisis untuk melihat hubungan variabel independen
dengan dependen dengan menggunakan uji conditional logistic regression.
3. Analisis Multivariat, merupakan analisis lanjutan untuk mengetahui pengaruh antara variabel indenpenden faktor gizi, faktor merokok, minum kopi dan teh
serta faktor antenatal care dengan variabel dependen bayi berat lahir rendah. Analisis multivariat yang digunakan adalah dengan uji conditional logistic
regression. Menurut Sastroasmoro 2002 digunakan juga perhitungan odds ratio
OR untuk mengestimasi tingkat risiko antara variabel.
Bila OR = 1, artinya variabel independen bukan faktor risiko Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor kausatif
Bila OR 1, artinya variabel independen sebagai faktor protektif
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas Batang Kuis terletak di Ibu Kota Kecamatan yaitu terletak dijalan Pancasila No. 26 Desa Batang Kuis Pekan Kabupaten Deli Serdang. Kecamatan ini
merupakan salah satu kecamatan yang terletak di daerah dataran tinggi. Secara geografis Kecamatan Batang Kuis terletak pada posisi 35°-41° Lintang Utara dan
41°-46° Bujur Timur, dengan luas wilayah 40-43 Ha pada ketinggian berkisar 4-30 meter diatas laut dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Pantai Labu
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Morawa
3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Beringin
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan
Wilayah kerja Puskesmas Batang Kuis terdiri dari 11 desa dengan jumlah penduduk 56.778 jiwa dengan 12.031 kepala keluarga. Adapun 11 desa tersebut
adalah: 1. Desa Batang Kuis Pekan terdiri dari 12 dusun
2. Desa Baru terdiri dari 5 dusun 3. Desa Paya Gambar terdiri dari 7 dusun
4. Desa Mesjid terdiri dari 3 dusun 5. Desa Tumpatan Nibung terdiri dari 5 dusun
48
Universitas Sumatera Utara
6. Desa Sidodadi terdiri dari 8 dusun 7. Desa Sena terdiri dari 10 dusun
8. Desa Tanjung Sari terdiri dari 11 dusun 9. Desa Sugiharjo terdiri dari 5 dusun
10. Desa Bakaran Batu terdiri dari 3 dusun 11. Desa Bintang Meriah terdiri dari 5 dusun
4.1.1 Distribusi Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis
Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah kerja puskesmas Batang Kuis adalah sebagai berikut :
1. Puskesmas : 1 Buah
2. Puskesmas Pembantu : 4 Buah
3. Posyandu : 46 Buah
4. Posyandu Lansia : 11 Buah
5. Kader aktif : 160 Orang
6. Poskesdes : 7 Buah
4.1.2 Fasilitas di Puskesmas Batang Kuis
Puskesmas Batang Kuis menjalankan semua program didukung oleh berbagai fasilitas fisik, yang meliputi :
1. Gedung puskesmas permanen 2. Sumber daya manusia
3. Obat-obatan 4. Alat-alat kesehatan
Universitas Sumatera Utara
5. Administrasi 6. Sumber keuangan
4.1.3 Fasilitas Gedung Puskesmas Batang Kuis
Puskesmas Batang Kuis memiliki fasilitas gedung yang terdiri atas : 1. Ruang Kepala Puskesmas
: 1 Buah 2. Ruang Dokter dan Ruang Suntik : 1 Buah
3. Ruang IGD : 1 Buah
4. Ruang Obat : 1 Buah
5. Ruang KIAKB dan imunisasi : 1 Buah
6. Ruang VK : 1 Buah
7. Ruang Lansia : 1 Buah
8. Ruang Poli gigi : 1 Buah
9. Ruang Laboratorium : 1 Buah
10. Ruang Radiologi : 1 Buah
11. Ruang Dapur : 1 Buah
12. Ruang Rapat : 1 Buah
13. Ruang Administrasi : 1 Buah
14. Ruang Tunggu : 1 Buah
15. Kamar Mandi : 1 Buah
16. Rumah Pegawai : 1 Buah
17. Poliklinik : 1 Buah
18. Mushalla : 1 Buah
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Fasilitas Sumber Daya Manusia
Tenaga Medis di Puskesmas Batang Kuis jumlahnya 34 orang dengan rincian sebagai berikut :
1. Dokter umum : 3 Orang
2. Dokter gigi : 2 Orang
3. Perawat : 11 Orang
4. Bidan : 9 Orang
5. Farmasi : 1 Orang
6. Analis : 1 Orang
7. Staf administrasi : 7 orang
4.2 Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk memperoleh gambaran distribusi atau besarnya proporsi variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Analisis ini dilakukan dengan cara mendistribusikan frekuensi subjek penelitian ke dalam variabel-variabel yang diamati untuk menilai kesebandingan
karakteristik yang diteliti antara kasus dan kontrol.
4.2.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, paritas, gravida pendidikan, pekerjaan, tinggi badan ibu, berta badan ibu, jenis kelamin bayi dan berat
badan bayi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Kasus dan Kontrol Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Berdasarkan Karakteristik di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 No
Karakteristik Kasus
Kontrol Total
f f
f
1
Pendidikan
Dasar 12
23,5 34
22,2 46
22,5 Menengah
29 56,9
64 41,9
93 45,6
Tinggi 10
19,6 55
35,9 65
31,9 2
Pekerjaan
BuruhPetaniNelayan 43
84,3 115
75,2 158
77,5 PNS
8 15,7
38 24,8
46 22,5
3 Suku
Melayu 14
27,4 49
32 63
30,9 Batak
10 19,6
31 20,3
41 31,1
Jawa 21
41,2 56
36,6 77
37,7 Lainnya
6 11,8
17 11,1
23 11,3
4
Tinggi Badan Ibu
≤ 145 cm 31
60,8 13
8,5 44
21,57 145 cm
20 39,2
140 91,5
160 78,43
5
Berat Badan Ibu
≤ 47 kg 36
70,6 52
34 88
43,1 47 kg
15 29,4
101 66
116 56,9
6 Jenis Kelamin Bayi
Laki – laki 16
31,3 64
41,8 80
39,2 Perempuan
35 68,7
89 58,2
124 60,8
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Item Jawaban Pertanyaan tentang Faktor Gizi
Pada Tabel 4.2 menjelaskan tentang distribusi jawaban responden berdasarkan jawaban berat badan. Diketahui bahwa dari kasus menunjukkan ibu tidak selalu
melakukan penimbangan berat badan 58,8, pada kontrol diketahui hanya 28,8, sebanyak 82,4 ibu kasus mengaku
selama hamil tidak suka mengemil dan makan
Universitas Sumatera Utara
makanan lain selain nasi , pada ibu kontrol hanya 17,6 . Ketika ditanya apakah
selama hamil ibu sangat nafsu makan , sebanyak 70,6 ibu kasus mengatakan
“tidak”, pada ibu kontrol mengatakan “ya” yaitu 83,0 Sebanyak 86,3 ibu mengatakan bahwa tidak merasa berat badannya bertambah selama hamil, pada ibu
kasus sebanyak 75,2 merasa berat badannya bertambah selama hamil, sehingga ada ketika ditanya apakah
penambahan berat badannya ≥ 10-12 kg, maka sebanyak
4,3 ibu kasus yang mengatakan “ya”
, dan pada kontrol 73.
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Berat Badan Selama Hamil No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
1 Apakah pada saat kehamilan ibu selalu
melakukan penimbangan berat badan? a. Ya
21 41,2
109 71,2
b. Tidak 30
58,8 44
28,8 2
Apakah selama hamil ibu suka ngemil dan makan makanan lain selain nasi?
a. Ya 9
17,6 126
82,4 b. Tidak
42 82,4
27 17,6
3 Apakah selama hamil ibu sangat nafsu makan?
a. Ya 15
29,4 127
83,0 b. Tidak
36 70,6
26 17,0
4 Apakah selama kehamilan ibu merasa berat
badan bertambah? a. Ya
7 13,7
115 75,2
b. Tidak 44
86,3 38
24,8 5
Jika ya, apakah penambahan berat badan ibu selama kehamilan
≥ 10-12 kg? a. Ya
8 15,7
113 68,0
b. Tidak 43
84,3 40
32,0
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 4.3 ketika ditanya apakah tenaga kesehatan memberikan tablet zat besi, sebanyak 70,6 ibu kasus menyatakan “ya’begitu pula pada ibu kontrol yaitu
80,4, namun sebanyak 78,4 ibu kasus mengatakan tidak teratur memakannya, namun pada ibu kontrol hanya 26,8, sehingga tablet zat besi yang dimakan selama
hamil pada ibu kasus tidak sampai 90 tablet yaitu 80,4 ibu, pada kontrol hanya 26,8 ibu. Pada pernyataan
apakah pada saat hamil ibu sering merasa bugar dan bersemangat, sebanyak 76,5 ibu kasus mengatakan “tidak”, namun pada kontrol
sebanyak 79,1 ibu mengatakan “ya”. Jika ibu merasakan lemas dan mengantuk sebanyak 92,2, ibu tidak minum tablet zat besi, tetapi pada kontrol 64,1 ibu
minum tablet zat besi.
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Tablet Zat Besi No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f 1
Apakah tenaga kesehatan memberikan tablet zat besi?
a. Ya
36 70,6 123
80,4
b. Tidak
15 29,4 30
19,6 2
Jika ya, apakah ibu teratur mengkonsumsinya? a. Ya
11 21,6 112
73,2
b. Tidak
40 78,4 41
26,8 3
Tablet zat besi yang ibu konsumsi selama kehamilan sebanyak 90 tablet?
a. Ya
10 19,6 112
73,2
b. Tidak
41 80,4 41
26,8 4
Apakah pada saat hamil ibu sering merasa bugar dan bersemangat ?
a. Yag
12 23,5 121
79,1
b. Tidak
39 76,5 32
20,9 5
Jika ibu merasakan lemas dan mengantuk, apakah ibu minum tablet zat besi?
a. Ya
4 7,8
98 64,1
b. Tidak
47 92,2
55 35,9
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa ibu mengatakan tidak merokok selama hamil sebanyak 94,1, begitu juga pada kontrol yaitu sebanyak 90,2 dan
dari 5,9 ibu kasus dan 9,8 ibu kontrol mengatakan merokok dengan rokok filter, sebanyak 3,9 ibu kasus dan 3,9 ibu kontrol mengatakan tidak merokok lebih dari
1 batang.
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Merokok No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
1 Apakah selama hamil ibu suka merokok?
a. Ya 3 5,9
15 9,8
b. Tidak 48 94,1 138 90,2
2 Jika ya, apakah jenis rokok filter yang ibu hisap?
a. Ya 3 5,9
15 9,8
b. Tidak 48 94,1 138 90,2
3 Apakah lebih 1 batang rokok yang ibu hisap dalam
sehari? a. Ya
2 3,9 6
3,9 b. Tidak
49 96,1 147 96,1 Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dijelaskan tentang minum kopi pada ibu, yaitu
sebanyak 54,9 ibu kasus dan 64,7 ibu kontrol tidak suka minum kopi, namun 68,6 pada kasus dan 17,0 pada kontrol menyatakan minum kopi tetapi tidak
setiap hari. Ketika ditanya apakah ibu minum kopi setiap selesai sarapan pagi, makan
siang dan makan malam setiap hari, maka sebanyak 90,2 ibu kasus mengatakan
“tidak”, begitu juga pada ibu kontrol yaitu sebanyak 90,2 ibu. Selanjutnya diketahui pula pada pernyataan
apakah ibu konsumsi kopi minimal 1 gelas dalam sehari , maka
pada kasus sebanyak 90,2 ibu menyatakan “tidak” dan pada kontrol sebanyak
Universitas Sumatera Utara
88,9 ibu. Sebanyak 66,7 ibu kasus mengatakan kopi yang diminum tidak membutuhkan 1 sachet dalam pembuatannya, begitu pula pada ibu kontrol yaitu
89,5. Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Minum Kopi
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
f f
1 Apakah ibu suka minum kopi?
a. Ya 28 54,9
54 35,3
b. Tidak 23 45,1
99 64,7
2 Jika ya, apakah ibu minum kopi setiap hari?
a. Ya 16 31,4
26 17,0
b. Tidak 35 68,6
127 83,0
3 Apakah ibu minum kopi setiap selesai sarapan
pagi, makan siang dan makan malam setiap hari? a. Ya
5 90,2 15
9,8 b. Tidak
46 9,8
138 90,2
4 Apakah ibu minum kopi minimal 1 gelas dalam
sehari? a. Ya
5 9,8
17 11,1
b. Tidak 46 90,2
136 88,9
5 Apakah dibutuhkan sebanyak 1 sachet untuk
membuat satu gelas kopi?
a. Ya 17 33,3
16 10,5
b. Tidak 34 66,7
137 89,5
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dijelaskan tentang minum teh pada ibu, yaitu sebanyak 78,4 ibu kasus suka minum teh, namun tidak demikian pada kontrol,
hanya 38,6 ibu yang suka minum teh. Ibu kasus menyatakan minum teh setiap hari yaitu 78,4 ibu, namun pada ibu kontrol hanya 43,8 ibu
. Ketika ditanya
apakah ibu minum teh pada saat setelah sarapan pagi, makan siang dan makan malam
, maka
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 74,5 ibu kasus mengatakan “ya”, pada ibu kontrol sebanyak 75,2 menyatakan “tidak”. Selanjutnya diketahui pula pada pernyataan
apakah ibu minum teh minimal 1 gelas dalam sehari
, maka pada kasus sebanyak 72,5 ibu menyatakan “ya”, pada kontrol hanya 39,2. Sebanyak 66,7 ibu kasus mengatakan teh yang
diminum membutuhkan 1 sachet dalam pembuatannya, tetapi pada ibu kontrol,
sebanyak 58,8 menyatakan “tidak”. Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Minum Teh
No Pertanyaan
Kasus Kontrol
f f
1 Apakah selama hamil ibu suka minum teh?
a. Ya 40
78,4 59
38,6 b. Tidak
11 21,6
94 61,4
2 Jika ya, apakah ibu minum teh setiap hari?
a. Ya 40
78,4 67
43,8 b. Tidak
11 21,6
86 56,2
3 Apakah ibu minum teh pada saat setelah sarapan
pagi, makan siang dan makan malam? a. Ya
38 74,5
38 24,8
b. Tidak 13
25,5 115 75,2
4 Apakah dalam sehari minimal 1 gelas teh yang ibu
konsumsi? a. Ya
14 27,5
60 39,2
b. Tidak 37
72,5 93
60,8 5
Apakah dibutuhkan sebanyak 1 sachet untuk membuat satu gelas teh?
a. Ya 19
37,3 63
41,2 b. Tidak
32 62,7
90 58,8
Pada Tabel 4.7, didapat dijelaskan mengenai kunjungan ANC pertama yang dilakukan ibu, dan dapat diketahui pada
ibu kasus mengatakan bahwa ibu hamil tidak perlu untuk memeriksakan kehamilannya
yaitu sebanyak 70,6, sehingga sebanyak
Universitas Sumatera Utara
62,7 ibu tidak memeriksakan kehamilannya. Namun pada ibu kontrol sebanyak 90
menyatakan bahwa ibu hamil perlu untuk memeriksakan kehamilannya, sehingga sebanyak 86,3 ibu kontrol memeriksakan kehamilannya. Pada saat
ditanya apakah tujuan ibu memeriksakan kehamilan yang pertama kali untuk
memastikan kehamilan, maka sebanyak 68,6 ibu kasus menyatakan “tidak” dan ada 88,2 ibu kontrol yang menyatakan “ya”. Pada pernyataan menurut ibu sebaiknya
pertama kali melakukan pemeriksaan kehamilan adalah ketika terlambat haid sampai usia kehamilan 3 bulan, maka pada sebanyak 66,7 ibu kasus mengatakan “tidak”
dan sebanyak 69, ibu kontrol mengatakan “ya”. Terdapat 58,8 ibu kasus memeriksakan kehamilan hanya pada saat ada keluhan atau keperluan saja, namun
tidak demikian dengan ibu kontrol yang memeriksakan kehamilan tidak hanya pada saat ada keluhan atau keperluan saja 73,9.
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Kunjungan ANC Pertama No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
1 Menurut ibu apakah ibu hamil perlu untuk
memeriksakan kehamilannya a. Ya
15 29,4 138 90,2
b. Tidak 36
70,6 15
9,8 2
Apakah ibu memeriksakan kehamilan pertama pada usia kehamilan
≤ 12 minggu? a. Ya
19 37,3 132 86,3
b. Tidak 32
62,7 21
13,7 3
Jika ya, apakah tujuan ibu memeriksakan kehamilan yang pertama kali untuk memastikan
kehamilan?
a. Ya 16
31,4 135 88,2
b. Tidak 35
68,6 18
11,8
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
4 Menurut ibu sebaiknya pertama kali melakukan
pemeriksaan kehamilan adalah ketika terlambat haid sampai usia kehamilan 3 bulan.
a. Ya 17
33,3 107 69,9
b. Tidak 34
66,7 46
30,1 5
Menurut ibu memeriksakan kehamilan tidak hanya pada saat ada keluhan atau keperluan saja
a. Ya 30
58,8 113 73,9
b. Tidak 21
41,2 40 26,1
Berdasarkan Tabel 4.8 banyaknya ANC yang dilakukan ibu kasus tidak dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan 70,6, dan sebanyak 82,4 ibu hamil
tidak melakukan pemeriksaan tiap trimester serta sebanyak 82,4 ibu kasus juga
tidak melakukan kunjungan kehamilan pada trimester I satu kali, II satu kali dan III dua kali. Namun berbeda pada kontrol, yang menyatakan
ANC dilakukan minimal 4 kali selama kehamilan 67,3, dan sebanyak 63,4 ibu hamil melakukan
pemeriksaan tiap trimester serta sebanyak 66,0 ibu kasus juga melakukan
kunjungan kehamilan pada trimester I satu kali, II satu kali dan III dua kali
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Kuantitas ANC No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
1 Apakah menurut ibu minimal 4 kali selama
kehamilan ibu hamil harus memeriksakan kehamilannya?
a. Ya 15
29,4 103 67,3 b. Tidak
36 70,6
50 32,7
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Lanjutan No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
2 Apakah ibu datang untuk memeriksakan
kehamilan sebanyak 4 kali selama kehamilan? a. Ya
9 17,6 97
63,4 b. Tidak
42 82,4 56
36,6 3
Apakah ibu melakukan kunjungan kehamilan pada trimester I satu kali, II satu kali dan III dua
kali?
a. Ya 9 39,2
101 66,0
b. Tidak 42 60,8
52 34,0
Selanjutnya pada Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa dari kualitas pelayanan yang diperoleh oleh tenaga kesehatan, ibu mengatakan pernah melakukan
penimbangan berat badan yaitu 60,8 pada kasus dan 91,5 pada kontrol, begitu juga dalam melakukan pemeriksaan tekanan darah yaitu 88,2 pada kasus dan 91,5
pada kontrol, namun sebanyak 80,4 ibu kasus mengatakan tidak pernah dilakukan pemeriksaaan fundus uteri dengan pita centimeter, tidak demikian halnya dengan ibu
control, sebanyak 82,4 menyatakan pernah dilakukan pemeriksaaan fundus uteri dengan pita centimeter. Pada pemberian imunisasi toxoid dan tablet zat besi diketahui
sebanyak 54,9 ibu kasus diberikan imunisasi toxoid dan 80,4 yang diberikan
tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan, namun tes terhadap penyakit menular seksual mayoritas ibu kasus yaitu 70,6 menyatakan tidak pernah diberikan.
Sementara itu pada ibu kontrol yaitu sebanyak 78,4 diberikan imunisasi toxoid dan 73,2 yang diberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan serta
68,6 diberikan tes terhadap penyakit menular seksual. Namun sebanyak 74,5 pada ibu kasus dan 77,1 pada ibu kontrol yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan ada
Universitas Sumatera Utara
memberikan arahan seperti konsumsi makanan bergizi, tanda bahaya kehamilan dan persiapan rujukan. Pada saat ditanya apakah ibu merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan, maka sebanyak 64,7 ibu kasus merasa puas, begitu pula pada ibu kontrol yaitu 78,4 dan sebanyak 51,0 ibu pada kasus dan 86,3 pada kontrol menyatakan
merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan karena sudah sesuai dengan standar pelayanan antenatal care.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Item Pertanyaan Kualitas Pelayanan No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
1 Melakukan penimbangan berat badan?
a. Ya 31
60,8 140 91,5
b. Tidak 20 39,2
13 8,5
2 Melakukan pengukuran tekanan darah?
a. Ya 45
88,2 132 86,3
b. Tidak 6
11,8 21 13,7
3 Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri dengan
menggunakan pita cm? a. Ya
10 19,2
126 82,4 b. Tidak
41 80,4
27 17,6 4
Memberikan imunisasi tetanus toxoid? a. Ya
28 54,9
120 78,4 b. Tidak
23 45,1
33 21,6 5
Memberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet selama kehamilan?
a. Ya 41
80,4 112 73,2
b. Tidak 10
19,6 41 26,8
6 Melakukan tes terhadap penyakit menular seksual?
a. Ya 15
29,4 105 68,6
b. Tidak 36
70,6 48 31,4
7 Memberikan arahan seperti konsumsi makanan
bergizi, tanda bahaya kehamilan dan persiapan rujukan?
a. Ya 38
74,5 118 77,1
b. Tidak 13
25,5 35 22,9
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Lanjutan No
Pertanyaan Kasus
Kontrol f
f
8 Apakah ibu merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan?
a. Ya 33
64,7 120 78,4
b. Tidak 18
35,3 33 21,6
9 Ibu merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang
diberikan karena sudah sesuai dengan standar pelayanan antenatal care.
a. Ya 26
51,0 132 86,3
b. Tidak 25
49,0 21 13,7
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Tabel 4.10 menjelaskan distribusi frekuensi responden berdasarkan kasus dan kontrol kejadian berat badan lahir rendah, yaitu terdapat 25 kasus dan 75 yang
menjadi kontrol.
Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Wilayah Puskesmas Batang Kuis Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013 Kejadian Berat Badan Lahir
Rendah f
Kasus
Kontrol
51
153
25,0 75,0
Jumlah 204
100,0
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Faktor Gizi, Faktor Merokok,
Minum Kopi, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care
terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Dari Tabel 4.11, diketahui bahwa faktor gizi yang dinilai dari penambahan berat badan selama hamil, pada kelompok kasus penambahan berat badan tidak
normal yaitu 74,5 untuk kasus, pada kontrol hanya 22,9 yang memiliki berat badan hamil tidak normal. Faktor gizi yang lain yaitu zat besi, dapat dilihat bahwa
pada kelompok kasus tidak konsumsi zat besi yaitu 64,7, namun pada kelompok kontrol konsumsi zat besi yaitu 75,8.
Selanjutnya dari faktor merokok, minum kopi, minum teh dan antenatal care
, diketahui bahwa responden baik kasus maupun kontrol menyatakan tidak merokok
yaitu sebanyak 94,1 untuk kasus dan untuk kontrol yaitu 89,54 . Pada konsumsi kopi, diketahui pada kelompok kasus tidak mengkonsumsi kopi yaitu sebanyak
82,4 dan pada kelompok kontrol diketahui sebanyak 83,7 juga tidak minum kopi. Namun, pada minum teh diketahui kelompok kasus menyatakan mengkonsumsi teh
yaitu sebanyak 76,5 , berbeda dengan kelompok kontrol, yang lebih banyak tidak minum teh yaitu 60,8 responden.
Pada faktor antenatal care, diketahui bahwa pada kelompok kasus tidak melakukan kunjungan antenatal care pertama yaitu 60,8 sebaliknya pada kelompok
control melakukan antenatal care yaitu sebanyak 86,3. Berdasarkan banyaknya kunjungan, pada kelompok kasus diketahui 82,4 banyaknya kunjungan tidak sesuai,
berbeda dengan kelompok kontrol yang banyaknya kunjungan sesuai yaitu 73,2.
Universitas Sumatera Utara
Pada kualitas pelayanan diketahui baik kelompok kasus maupun kontrol menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang diperoleh sudah sesuai yaitu 74,5 kasus dan 81,0
kontrol.
Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Gizi, Faktor Merokok,
Minum Kopi, Minum Teh dan
Faktor Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi
Berat Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
Faktor Kasus
Kontrol Total
f f
f Gizi
Penambahan BB Selama Hamil Tidak Normal
41 80,39
39 25,49
80 39,22
Normal
10 19,61
114 74,51
124 60,78
Zat Besi Tidak Konsumsi
34 66,67
42 27,45
76 37,25
Konsumsi 17
33,33 111
72,55 128 62,75
Merokok, Minum Kopi, Minum Teh Merokok
Merokok 3
5,88 16
10,46 19
9,31 Tidak Merokok
48 94,12
137 89,54
185 90,69
Minum Kopi
Minum 16
31,37 53
34,64 69 33,82
Tidak Minum 35
68,63 100
65,36 135 66,18
Minum Teh
Minum 41
80,39 58
37,91 99 48,53
Tidak Minum 10
19,61 95
62,09 105 51,47
Antenatal Care
Kunjungan Antenatal Pertama Tidak Melakukan
31 60,78
42 27,45
73 35,78 Melakukan
20 39,22
111 72,55
131 64,22
Banyaknya Kunjungan
Tidak Sesuai 42
82,35 52
33,99 94 46,08
Sesuai 9
17,65 101
66,01 110 53,92
Kualitas Pelayanan
Tidak Sesuai 13
25,49 29
18,95 42 20,59
Sesuai 38
74,51 124
81,05 162 79,41
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen menggunakan uji Conditional Logistic
Regression pada tingkat kemaknaan α = 0,05. Pada Tabel 4.12, menjelaskan tentang
hasil analisis bivariat dan diketahui dari faktor gizi yaitu adanya pengaruh berat badan terhadap BBLR dengan nilai p = 0,001, berdasarkan nilai OR = 13,940, yang
artinya kemungkinan kejadian BBLR pada ibu hamil yang memiliki berat badan tidak normal 13,940 kali lebih banyak dari pada ibu hamil yang memiliki berat badan hamil
normal. Pada faktor gizi yang lain yaitu zat besi, diketahui juga ada pengaruh zat besi terhadap kejadian BBLR dengan nilai p = 0,001 p0,05, dan nilai OR adalah 4,65,
yang berarti bahwa ibu hamil yang tidak mengkonsumsi zat besi berpeluang 4,65 kali memiliki bayi berat badan lahir rendah dari pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat
besi. Kemudian pada faktor
merokok, minum kopi, minum teh, hasil analisis
bivariat menunjukkan tidak adanya pengaruh merokok terhadap kejadian BBLR, dengan nilai p = 0,314 p 0,05, dan nilai OR diperoleh 0,504 yang berarti bahwa
kemungkinan ibu hamil yang merokok melahirkan dengan BBLR adalah 0,504 kali dari pada ibu hamil yang tidak merokok. Selanjutnya pada kebiasaan minum kopi
didapat hasil bahwa tidak ada pengaruh minum kopi terhadap kejadian BBLR dengan nilai p = 0,652 p 0,05, nilai OR pada minum kopi didapat 0,849 yang memiliki
arti bahwa kejadian BBLR dapat berpeluang 0,849 kali terjadi pada ibu hamil yang
Universitas Sumatera Utara
minum kopi dari pada ibu hamil yang tidak minum kopi. Sebaliknya pada minum teh, diketahui bahwa minum teh berpengaruh terhadap kejadian BBLR dengan nilai p =
0,001 p 0,05. Berdasarkan nilai OR 6,564, dapat disimpulkan bahwa ibu yang memiliki kebiasaan minum teh, memiliki peluang 6,564 kali lebih besar melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah dari pada ibu hamil yang tidak minum teh. Pada faktor antenatal care dapat diketahui bahwa kunjungan ANC pertama
berpengaruh terhadap kejadian BBLR, dengan nilai p = 0,001 p 0,05. Hasil nilai OR = 3,884, yang artinya ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan ANC
berpeluang 3,884 kali lebih besar dari pada ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC selama kehamilannya. Banyaknya kunjungan ANC juga diketahui memiliki
pengaruh terhadap kejadian BBLR dengan nilai p = 0,001 p 0,05, berdasarkan nilai OR = 8,520 dapat diartikan bahwa jika banyaknya kunjungan ANC tidak sesuai,
maka kemungkinan ibu melahirkan berat badan lahir rendah 8,520 kali lebih besar daripada ibu hamil yang banyaknya ANC sesuai. Untuk kualitas pelayanan, dapat
dijelaskan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kejadian BBLR dengan nilai p = 0,320 p 0,05, dan nilai OR diketahui 1,466 yang artinya kejadian
BBLR kemungkinan 1,466 kali lebih besar pada ibu hamil yang mendapatkan kualitas pelayanan tidak sesuai dari pada ibu hamil yang mendapatkan kualitas
pelayanan sesuai.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Pengaruh Faktor Gizi, Faktor Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
dan Faktor
Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskemas Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013
No Faktor
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
P OR
95 CI Kasus
Kontrol f
f
1
Gizi Penambahan BB Selama Hamil
Tidak Normal 41 80,39
39 25,49 0,001 13,940
5,396 – 36,012 Normal
10 19,61 114 74,51
Tablet Zat Besi
Tidak Konsumsi 34 66,67
42 27,45 0,001 4,652
2,348-9,217 Konsumsi
17 33,33 111 72,55 2
Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
Merokok
Merokok 3
5,88 16 10,46 0,314
0,504 0,133-1,912
Tidak Merokok 48 94,12 137 89,54
Minum Kopi
Minum 16 31,37
53 34,64 0,652 0,849
0,417-1,728 Tidak Minum
35 68,63 100 65,36
Minum Teh
Minum 41 80,39
58 37,91 0,001 6,564
2,973-14,496 Tidak Minum
10 19,61 95 62,09
3 Antenatal Care
Kunjungan Antenatal Pertama
Tidak Melakukan 31 60,78
42 27,45 0,001 3,885
1,973-7,647 Melakukan
20 39,22 111 72,55
Kuantitas Kunjungan
Tidak Sesuai 42 82,35
52 33,99 0,001 8,520
3,714-19,546 Sesuai
9 17,65 101 66,01
Kualitas Pelayanan
Tidak Sesuai 13 25,49
29 18,95 0,320 1,466
0,689-3,118 Sesuai
38 74,51 124 81,05
Universitas Sumatera Utara
4.4. Analisis Multivariat