Faktor Antenatal Care ANC

tanin akan bersenyawa dengan zat besi dan membentuk sebuah komponen yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Dikhawatirkan ibu yang mengkonsumsi banyak teh ketika hamil akan menderita anemia baik ibu maupun bayinya. Selain itu, teh juga memiliki zat yang mampu memblokir protein, sedangkan protein sangat dibutuhkan oleh ibu hamil dan janinnya Indrayani, 2011.

2.2.3 Faktor Antenatal Care ANC

1. Kunjungan Antenatal Pertama Waktu terbaik untuk melakukan kunjungan awal pada kehamilan adalah saat wanita tersebut merasakan bahwa dirinya kemungkinan hamil. Biasanya terjadi pada sepuluh minggu kehamilan. Adapun tujuannya adalah untuk mempersiapkan ibu hamil dan keluarganya terhadap kehamilannya, persalinan dan nifas termasuk laktasi, perawatan bayi baik dari segi fisik, psikologi, spiritual dan sosial sebagai suatu hal yang dipandang secara holistik Indrayani, 2011. 2. Kuantitas Kunjungan Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama dua kali pada triwulan ketiga. 3. Kualitas Pelayanan Menurut penelitian Wibowo 1992 bahwa kualitas pelayanan antenatal yang paling baik baru mencapai 34,5 dan yang paling buruk mencapai 18 . Dalam hal ini hanya 34,5 ibu hamil yang mendapatkan pelayanan yang kuantitas dan kualitasnya sesuai dengan harapan minimal dalam pedoman pelayanan antenatal Universitas Sumatera Utara care. Pemanfaatan pelayanan antenatal yang berkualitas secara bermakna mampu membantu menurunkan kejadian BBLR sebanyak 2,05 kali. Pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi: pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat, melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas secara teratur mempunyai arti klinis penting karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dan berat badan lahir anak, melakukan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan deteksi dini terjadinya komplikasi, pengukuran tinggi fundus uteri dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin, molahidatidosa, janin ganda dan hidramnion, melakukan palpasi abdominal setiap kali kunjungan, pemberian imunisasi tetanus toxoid, pemeriksaan HB pada kunjungan pertama dan pada trimester III, memberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet, pemeriksaan urin jika ada indikasi, memberikan penyuluhan tentang perawatan diri, membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami keluarga pada trimester III, tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan, dan mencatat semua temuan dalam KMS Mufdlilah, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.3 Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013

6 80 114

Peran Bidan sebagai Pelaksana dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tahun 2014

3 90 80

Pengaruh Konsumsi Tembakau Kunyah Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Simalungun Tahun 2013

8 50 146

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS Haji Medan Tahun 1997 - 2000

0 40 72

Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003 -2004

0 33 99

Karakteristik Kematian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2009.

0 49 120

Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir

4 59 53

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupate

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 1 12

PENGARUH FAKTOR GIZI, MEROKOK, MINUM KOPI, MINUM TEH DAN ANTENATAL CARE TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 TESIS

0 0 19