2. Tablet Zat Besi Selama kehamilan terjadi pembentukan sel-sel yang luar biasa banyaknya,
disertai penambahan volume darah. Semua zat gizi berperan dalam proses ini, namun kebutuhan akan asam folat vitamin B11, kobalamin vitamin B12, besi, dan seng
memerlukan perhatian secara khusus karena memiliki peran yang sangat penting dalam sintesis DNA, RNA, dan sel-sel baru. Sumber besi adalah makanan hewani
seperti hati, daging, ayam, ikan, dan telur. Makanan nabati seperti serealia, kacang- kacangan dan hasil olahnya serta sayuran hijau Almatsier, et.al, 2011.
Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh yang diperlukan untuk hemopoesis, juga untuk metabolisme protein, pertumbuhan tulang, daya tahan
tubuh dan mencegah kelelahan. Selama hamil kebutuhan akan zat besi bertambah. Zat besi bagi wanita hamil yang tidak anemia adalah 30 mg ferosus mulai 12 minggu
kehamilan. Pada wanita hamil dengan anemia defisiensi zat besi diberikan 60-120 mghari. Ibu hamil yang mendapatkan asupan zat gizi cukup pada masa
kehamilannya, akan memberkan cadangan zat besi pada bayinya untuk kurun waktu 3 bulan setelah kelahiran Indrayani, 2011.
2.2.2 Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
1. Merokok Ibu yang merokok selama kehamilan sering mengandung bayi lebih kecil dari
pada yang tidak merokok. Ibu yang merokok mempunyai angka lebih besar terhadap ketidakberhasilan kehamilan karena meningkatnya kematian perinatal. Efek
tembakau dapat menyebabkan berat plasenta yang rendah, abortus spontan, malforasi
Universitas Sumatera Utara
Kongenital, masalah pernafasan pada bayi baru lahir dan bayi. Ibu hamil merokok sering melahirkan janin yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Hal ini
berkaitan dengan pengaruh penyebaran karbonmonoksida CO, nikotin, dan ikatan- ikatan lain yang terdapat dalam rokok serta transpor oksigen didalam janin. Selain itu
ada kemungkinan penggunaan energi makanan yang tidak efisien pada ibu hamil yang merokok. Ibu hamil merokok kurang dari enam batang sehari akan melahirkan
bayi berat lahir rendah BBLR 41 lebih tinggi dari pada ibu hamil yang tidak merokok Almatsier, et.al, 2011.
Menurut Wibowo 1992 yang mengutip pendapat Atriyanto 2006 merokok saat hamil berhubungan dengan turunnya berat badan bayi saat lahir, dan
penurunannya proporsional dengan jumlah rokok yang dihisap. Penelitian di Montreal dan Puerto Rico mendapatkan bahwa ibu dengan kebiasaan merokok 10
batang per hari berisiko melahirkan bayi BBLR 1,64 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak merokok, dan pada ibu yang merokok 10-19 batang per hari risiko
melahirkan bayi BBLR meningkat menjadi 2,39 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak merokok saat kehamilannya.
2. Minum Kopi Kopi dapat menyebabkan detak jantung dan metabolisme pada tubuh ibu,
yang dapat menimbulkan stress yang nantinya mengganggu perkembangan janin. Kopi juga dapat menyebabkan insomnia, mudah gugup, sakit kepala, merasa tegang
dan lekas marah. Kafein berdampak pada janin karena dapat masuk kedalam peredaran darah janin melalui plasenta, dampaknya yaitu keguguran, berat lahir
Universitas Sumatera Utara
rendah, sindrom kematian bayi mendadak SIDS, detak jantung meningkat. Dianjurkan agar ibu hamil membatasi minuman yang mengandung kafein seperti
kopi, teh, cola dan minuman ringan lainnya. Sebuah penelitian menunjukan bahwa sedikitnya dua cangkir dapat berisiko keguguran dua kali lipat. Ibu yang
mengkonsumsi 71-140 mg melahirkan bayi dengan berat seperempat lebih kecil, jika mengkonsumsi lebih dari 4 cangkir kopi setiap hari dapat menyebabkan Sudden
Infant Death Syndrome SIDS Indrayani, 2011. 3. Minum Teh
Teh dikenal sebagai tanaman yang dikenal memiliki banyak manfaat, mulai dari minuman yang segar dan untuk pengobatan. Teh adalah minuman yang
mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman camellia sinensis dengan air
panas. Teh merupakan sumber alami kafein. Selain zat tanin teh juga mengandung kafein sekitar 3 dari berat kering atau 40 mg per cangkir. Kafein tidak hanya
terdapat dalam kopi melainkan juga terdapat pada teh, cokelat, minuman bersoda, dan minuman berenergi yang banyak disukai karena menimbulkan rasa segar dan
menghilangkan rasa mengantuk Manganti, 2011. Teh berbahaya bagi ibu hamil karena beberapa zat yang terkandung dalam teh
menyerap zat yang dibutuhkan oleh ibu hamil untuk janinnya dan memberikan efek negatif terhadap kondisi bayi. Seorang ibu hamil membutuhkan suplai gizi yang
tinggi baik untuk metabolisme diri sendiri dan untuk asupan gizi janin. Terlalu banyak mengkonsumsi teh dapat menyebabkan kelainan zat tanin. Terlalu banyak zat
Universitas Sumatera Utara
tanin akan bersenyawa dengan zat besi dan membentuk sebuah komponen yang tidak dapat diserap oleh tubuh. Dikhawatirkan ibu yang mengkonsumsi banyak teh ketika
hamil akan menderita anemia baik ibu maupun bayinya. Selain itu, teh juga memiliki zat yang mampu memblokir protein, sedangkan protein sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil dan janinnya Indrayani, 2011.
2.2.3 Faktor Antenatal Care ANC