5.2. Faktor Merokok, Minum Kopi, Minum Teh
Faktor merokok, minum kopi dan minum teh merupakan beberapa penyalahgunaan zat yang bermasalah sering dilakukan oleh ibu hamil. Zat – zat yang
bermasalah tersebut termasuk kafein dan tembakau yang mengakibatkan adanya ketergantungan pada penggunaan zat tersebut.
5.2.1 Pengaruh Merokok terhadap Kejadian BBLR
Ibu yang merokok selama kehamilan sering mengandung bayi lebih kecil dari pada yang tidak merokok. Ibu yang merokok mempunyai angka lebih besar terhadap
ketidakberhasilan kehamilan karena meningkatnya kematian perinatal. Efek tembakau dapat menyebabkan berat plasenta yang rendah, abortus spontan, malforasi
kongenital, masalah pernafasan pada bayi baru lahir dan bayi. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada responden kasus dari 51
responden, sebanyak 5,88 ibu yang merokok melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, sementara sebanyak 94,1 ibu yang tidak merokok, melahirkan bayi
tidak BBLR. Selanjutnya, pada responden kontrol dari 153 responden, sebanyak 10,5 yang merokok, melahirkan bayi BBLR dan sebanyak 89,5 melahirkan bayi
tidak BBLR. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada pengaruh merokok terhadap kejadian BBLR, dengan nilai p = 0,314 p 0,05, dan nilai OR diperoleh
0,50 yang berarti bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya BBLR namun memiliki hubungan yang negatif.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Farraz 1990 bahwa paparan asap rokok menyebabkan berat badan lahir bayi dengan risiko relatif antara
Universitas Sumatera Utara
1,0 sampai 1,6 kali. Sirajuddin at.al 2011 dalam penelitiannya mengatakan bahwa jumlah batang rokok yang dihisap 25 batanghari maka berisiko 1, artinya jika
seseorang merokok 1 bungkus sehari maka sudah dapat menyebabkan berat lahir bayi 2500 gram. Penelitian yang dilakukan oleh British Medical Association
Tobacco Control Resource Centre menunjukkan bahwa ibu yang merokok selama kehamilan memiliki resiko melahirkan bayi berat lahir rendah BBLR sebesar 1,5 -
9,9 kali dibandingkan dengan berat badan lahir bayi dari ibu yang tidak merokok. Penelitian yang dilakukan oleh Shiono at.al 2007 membuktikan bahwa
rokok menyebabkan kanker paru, risiko penyakit kardiovaskular, aterosklerosis, penyakit jantung koroner. Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan
kelahiran prematur, gangguan perkembangan post natal dan fetal hypoxemia melalui reduksi darah dari plasenta.
Nikotin memiliki vasokonstriktor yang kuat, dan meningkatkan tekanan darah, denyut jantung dan kadar epinefrin dan noripinefrin dalam darah. Selama
kehamilan nikotin, karbon monoksida dan berbagai komponen yang ada dalam rokok memengaruhi sirkulasi ibu dan menyebabkan kontriksi pembuluh darah uteri dan
plasenta, khususnya karbonmonoksida yang dapat mengurangi oksigen yang dibawa ke janin, akibatnya janin akan mengalami gangguan pertumbuhan.
Merokok selama kehamilan sangat dikaitkan dengan berat badan lahir rendah. Hasil wawancara dilapangan dengan menggunakan kuesioner didapatkan bahwa
responden pada kasus sebanyak 94,12 mengatakan bahwa ibu tidak suka merokok hanya mereka sering terpapar oleh asap rokok yang ada dilingkungan disekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Budaya merokok kebanyakan dilakukan oleh kaum pria bukan wanita. Wanita kebanyakan terpapar oleh asap rokok yang dihisap oleh suami dan orang di
lingkungan sekitarnya. Sebagian kecil ibu merokok filter dan lebih dari 1 batang rokok yang mereka hisap.
5.2.2 Pengaruh Minum Kopi terhadap Kejadian BBLR