BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Faktor Gizi
Dalam masa kehamilan, kebutuhan zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan
persediaan laktasi baik untuk ibu maupun janin. Faktor gizi dalam penelitian ini meliputi variabel berat badan dan zat besi.
5.1.1 Pengaruh Penambahan Berat Badan Selama Hamil terhadap Kejadian BBLR
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden kasus memiliki penambahan berat badan tidak normal yaitu sebanyak 41 orang atau 80,39,
sebaliknya pada responden kontrol, mayoritas penambahan berat badan ibu saat hamil adalah normal yaitu sebanyak 114 orang atau 74,51. Pada analisis bivariat
menunjukkan adanya pengaruh berat badan terhadap BBLR dengan nilai p = 0,001 dan OR 13,940, dan ketika dimasukkan kedalam analisis multivariat penambahan
berat badan ibu selama hamil merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kasus BBLR, hal ini ditunjukkan dengan nilai OR = 11, 206, yang artinya bahwa ibu
hamil yang berat badannya ≤ 9 kg selama kehamilan mempunyai risiko melahirkan
BBLR sebesar 11,206 kali dibanding dengan ibu yang mempunyai berat badan normal selama hamil.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Jaya 2010, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara berat badan ibu saat hamil
71
Universitas Sumatera Utara
dengan BBLR. Hal ini dibuktikannya dalam hasil penelitiannya yaitu dari 44 bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sebanyak 58,6 memiliki ibu dengan
status gizi kurang, sedangkan 72,2 ibu dengan status gizi baik dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal.
Penelitian yang dilakukan oleh Usman 2013 mengatakan bahwa Usia ibu antara 20-35 tahun merupakan usia yang baik untuk kehamilan karena memberikan
pertambahan berat badan yang lebih tinggi dan sesuai untuk kehamilan dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Secara statistik ada hubungan yang bermakna antara
total kenaikan berat badan ibu dengan berat lahir bayi p0,05 dengan korelasi positif. Dengan rata-rata total kenaikan berat badan 11,56 kg pada ibu hamil
menghasilkan berat badan lahir bayi rata-rata 3119 gram. Menurut Varney 2007, bahwa berat badan digunakan sebagai ukuran standar
evaluasi semua bayi baru lahir di seluruh dunia, dan merupakan pengukuran yang paling akurat dan yang rutin dilakukan. Banyak penelitian berfokus pada efek
malnutrisi pada hasil kehamilan itu sendiri. Hal ini disebabkan karena nutrisi merupakan salah satu faktor penentu pada semua kehamilan, adanya perbedaan pada
berat badan bayi yang lahir secara langsung dapat dikaitkan dengan status gizi selama kehamilan.
Menurut Maulana 2009, penambahan berat badan yang terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan ukuran berbagai jaringan reproduksi, adanya
pertumbuhan janin, dan terbentuknya cadangan lemak dalam tubuh ibu. Risiko melahirkan BBLR meningkat pada kenaikan berat badan yang kurang selama
Universitas Sumatera Utara
kehamilan. Untuk menghindari terjadinya kelahiran bayi BBLR atau di bawah 2500 gram, seorang ibu harus menjaga kondisi fisiknya dengan mencukupkan kebutuhan
gizinya. Proverawati 2011 menyatakan bahwa kenaikan berat badan selama hamil adalah sekitar 10-12 kg, dengan asumsi kenaikan trimester I kurang dari 1 kg,
trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Penambahan berat badan selama hamil mempunyai arti penting untuk
mengetahu status gizi ibu hamil, dalam hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner didapatkan bahwa responden pada kasus sebanyak 80,39
yang mengalami penambahan berat badan kurang dari 9 kg, mereka mengatakan selama hamil tidak nafsu makan dan tidak suka ngemil atau makan makanan lain
selain nasi. Mereka juga membatasi makan dikarenakan takut gemuk setelah melahirkan. Selama kehamilan ibu juga tidak selalu melakukan penimbangan berat
badan secara rutin. Penambahan berat badan juga kurang terkontrol dengan baik dikarekan selama hamil ibu jarang melakukan kunjungan antenatal care.
5.1.2 Pengaruh Tablet Zat Besi terhadap Kejadian BBLR