Pengaruh Kualitas Pelayanan ANC terhadap Kejadian BBLR

berdasarkan nilai OR = 8,674 dapat diartikan bahwa kunjungan ANC merupakan faktor resiko terjadinya BBLR, jika banyaknya kunjungan ANC dilakukan tidak sesuai, maka kemungkinan ibu melahirkan berat badan lahir rendah 8,674 kali lebih besar dari pada ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC sesuai. Khatun dan Rahman 2008 menyebutkan bahwa antenatal care memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap kejadian BBLR pada bayi. Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC kurang dari 4 kali kemungkinan akan melahirkan bayi dengan BBLR 29,4 kali dibandingkan dengan ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC 4 kali atau lebih pada masa kehamilan. Hasil penelitian lain dari Khatun dan Rahman 2008 menjelaskan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang melakukan kunjungan ANC lebih dari 6 kali memiliki berat lahir 325,88 gram lebih berat dari pada yang melakukan kunjungan 4-5 kali dan memiliki bayi 727,26 gram lebih berat daripada ibu hamil yang melakukan kunjungan 1-3 kali. Hasil wawancara yang dilakukan kepada responden bahwa mereka hanya melakukan kunjungan ANC maksimal sebanyak 3x kunjungan yaitu pada kunjungan ANC I 1 kali, kunjungan ANC II 1 kali dan Kunjungan ANC III 1x karena mereka merasa kalau tidak ada keluhan kandungannya pasti baik-baik saja.

5.3.3 Pengaruh Kualitas Pelayanan ANC terhadap Kejadian BBLR

Hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa kualitas pelayanan tidak berpengaruh terhadap kejadian BBLR dengan nilai p = 0,320 p 0,05, dan nilai OR Universitas Sumatera Utara diketahui 1,47 yang artinya kualitas pelayanan bukanlah faktor risiko terjadinya BBLR. Menurut Mufdlilah 2009 pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi: pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III untuk memantau keadaan ibu dan janin dengan seksama, sehingga dapat mendeteksi secara dini dan dapat memberikan intervensi secara cepat dan tepat, melakukan penimbangan berat badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas secara teratur mempunyai arti klinis penting karena ada hubungan yang erat antara pertambahan berat badan selama kehamilan dan berat badan lahir anak, melakukan pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara rutin dengan tujuan deteksi dini terjadinya komplikasi, pengukuran tinggi fundus uteri dengan tujuan mendeteksi secara dini terhadap berat badan janin, molahidatidosa, janin ganda dan hidramnion, melakukan palpasi abdominal setiap kali kunjungan, pemberian imunisasi tetanus toxoid, pemeriksaan HB pada kunjungan pertama dan pada trimester III, memberikan tablet zat besi sebanyak 90 tablet, pemeriksaan urin jika ada indikasi, memberikan penyuluhan tentang perawatan diri, membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami keluarga pada trimester III, tersedianya alat-alat pelayanan kehamilan dalam keadaan baik dan dapat digunakan, obat-obatan yang diperlukan, dan mencatat semua temuan dalam KMS. Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil oleh tenaga Puskesmas Batang Kuis dinilai sudah sesuai standar, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa dari 204 responden sebanyak 83,8 responden sudah mendapatkan pelayanan sesuai Universitas Sumatera Utara standar. Pelayanan antenatal seperti tes penyakit menular dan pemberian imunisasi tetanus toxoid jarang dilakukan hal ini berkaitan dengan kurangnya kesediaan responden untuk dilakukan tindakan tersebut. Kualitas pelayanan antennal yang diberikan sudah sesuai standart hanya saja kesadaran responden yang belum ada untuk rutin melakukan kunjungan antenatal tersebut. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2009-2013

6 80 114

Peran Bidan sebagai Pelaksana dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tahun 2014

3 90 80

Pengaruh Konsumsi Tembakau Kunyah Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah di Kabupaten Simalungun Tahun 2013

8 50 146

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS Haji Medan Tahun 1997 - 2000

0 40 72

Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Pada Bayi Yang Dilahirkan Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2003 -2004

0 33 99

Karakteristik Kematian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSU Dr.Pirngadi Medan Tahun 2005-2009.

0 49 120

Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir

4 59 53

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupate

0 0 21

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Faktor Gizi, Merokok, Minum Kopi, Minum Teh dan Antenatal Care terhadap Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 1 12

PENGARUH FAKTOR GIZI, MEROKOK, MINUM KOPI, MINUM TEH DAN ANTENATAL CARE TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 TESIS

0 0 19