Sifat Fisis Bahan dan Metode .1 Bahan
                                                                                41 0.73
–  0.75  g  cm
-3
dengan  rata-rata  0.74  g  cm
-3
.  Nilai  kerapatan  papan  bambu komposit  lebih  tinggi  dibanding  kerapatan  bahan  bakunya.  Hal  ini  terjadi  karena
dalam pembuatan papan bambu komposit ditambahkan perekat dan dilakukan proses pengempaan untuk menyatukan elemen bahan penyusunnya. Nilai rata-rata kerapatan
bilah bambu andong yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0.72 g cm
-3
.
Gambar 4.5  Keragaan papan bambu komposit hasil penelitian Tabe 4. 2   Sifat fisis dan mekanis papan bambu komposit dan ringkasan hasil analisis
keragaman ANOVA Sifat yang diuji
Posisi buku Hasil
ANOVA P
1
P
2
P
3
P
4
P
5
Kadar air 11.2
0.08 11.6
0.19 11.1
0.68 11.3
0.33 11.5
0.40 tn
Kerapatan
g cm
-3
0.74 0.03
0.73 0.03
0.75 0.03
0.75 0.03
0.74 0.02
tn PT
3.1 0.37
3.9 0.07
3.1 0.38
2.6 0.71
1.5 0.12
PL 2.2
0.59 2.7
0.60 2.3
0.16 2.4
0.03 1.8
0.23 tn
MOR kg cm
-2
1 159 151
1 039 139
1 198 167
971 184
1 085 69
tn MOE
× 10
3
kg cm
-2
175. 3 20.2
171.4 20.1
176. 3 6.8
163. 7 16.7
166.2 9.6
tn KT kg cm
-2
549.8 29
629.4 72
571.2 13
533.1 11
518.6 77
KR kg cm
-2
71.1 2.5
64.4 3.8
72.3 2.9
72.7 8.2
71.2 6.7
tn Delaminasi
Setiap  nilai  merupakan  rata-rata  dari  3  ulangan  kecuali  nilai  keteguhan  rekat  merupakan  rata-rata dari  6  ulangan;  Angka  dalam  kurung  adalah  simpangan  baku;  PT  =  pengembangan  tebal;  PL  =
pengembangan lebar; MOR = modulus patah; MOE = modulus elastisitas; KT = keteguhan tekan; KR = keteguhan rekat;  tn = tidak nyata;   = nyata ;   = sangat nyata.
42 Pengembangan  tebal  papan  bambu  komposit  bervariasi  antara  1.5
–  3.9 dengan  rata-rata  2.9.  Hasil  penelitian  Nugroho  dan  Ando  2001  menunjukkan
bahwa pengembangan tebal rata-rata bambu lamina 4 lapis yang dibuat dari pelupuh bambu  moso  dan  direkat  dengan  perekat  berbahan  dasar  resorsinol  adalah  12.13.
Hasil  penelitian  lain  yang  dilakukan  oleh  Lee  dan  Liu  2003  menunjukkan  bahwa pengembangan  tebal  lantai  bambu  moso  3  lapis  masing
–  masing  yang  dibuat  di laboratorium dan  yang diperdagangkan  di  Amerika Serikat  berturut-turut  adalah 1
dan 0.7. Sulastiningsih et al. 2005 mengemukakan bahwa papan bambu lamina 3 lapis
yang dibuat dengan perekat tanin resorsinol formaldehida dengan lapisan tengah dari kayu  akasia  dan  kayu  tusam  sedangkan    lapisan  luarnya  dibuat  dari  bilah  bambu
andong memiliki pengembangan tebal bervariasi antara 0.8 – 3.3. Sedangkan hasil
penelitian  Guo  2007  menunjukkan  bahwa  pengembangan  tebal  panel  bambu  yang dibuat  dari  Dendrocalamus  yunnanicus  dengan  laminasi  sejajar  adalah  0.35  dan
laminasi  silang  adalah  3.6.    Papan  komposit  yang  dibuat  dari  bilah  bambu menghasilkan papan dengan permukaan  yang utuh sehingga tidak ada celah bagi air
untuk  masuk  ke  papan  tersebut,  akibatnya  pengembangan  tebal  yang  terjadi  relatif kecil.  Berdasarkan informasi tersebut dapat diketahui bahwa papan bambu komposit
yang dibuat dari bilah bambu memiliki kestabilan dimensi yang lebih baik dibanding papan bambu komposit yang dibuat dari pelupuh bambu.
Hasil    analisa  keragaman  pada  Tabel  4.2  menunjukkan  bahwa  pengembangan tebal papan bambu komposit sangat dipengaruhi oleh adanya buku pada bilah bambu.
Keberadaan buku pada bilah bambu menurunkan pengembangan tebal papan bambu komposit. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan struktur sel antara bagian buku
dengan  bagian  ruas  pada  batang  bambu,  khususnya  struktur  sel  pembuluh  pada bagian  buku  lebih  kompleks  dibanding  bagian  ruas  Shao  et  al.  2010  sehingga
menghasilkan bahan yang lebih padat dan keras. Kondisi tersebut dapat menghalangi masuknya air ke dalam papan bambu komposit.
Pengembangan  lebar  papan  bambu  komposit  bervariasi  antara  1.8 –  2.7
dengan  rata-rata  2.3.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  hasil  penelitian  terdahulu yang menyatakan bahwa pengembangan lebar papan bambu lamina yang dibuat dari
bilah bambu andong dan direkat dengan perekat  urea formaldehida bervariasi antara 2.04
–  2.70  dengan  rata-rata  2.38  Sulastiningsih  dan  Santoso.  2012.  Hasil analisa  keragaman  pada  Tabel  4.2  menunjukkan  bahwa  pengembangan  lebar  papan
bambu komposit tidak dipengaruhi oleh adanya buku pada bilah bambu.
                