Analisis Data Metode .1 Pembuatan Bilah Bambu
                                                                                51 pengaruh  berat  labur  perekat  dan  waktu  kempa  terhadap  sifat  fisis  dan  kualitas
perekatan papan bambu komposit dilakukan analisa keragaman dan hasilnya disajikan pada Tabel 5.5, sedangkan hasil uji bedanya disajikan pada Tabel 5.6.
Kadar  air  rata-rata  papan  bambu  komposit  hasil  penelitian  ini  adalah  10.8. Secara  keseluruhan,  kadar  air  papan  yang  dihasilkan  telah  memenuhi  persyaratan
Standar Nasional Indonesia untuk produk kayu olahan seperti kayu lapis penggunaan umum BSN 2000a, SNI 01-5008.2-2000, venir lamina BSN 2000b, SNI 01-6240-
2000,    serta  papan  sambung  dan  bilah  sambung  untuk  meja  BSN  2000c,  SNI  01- 6243.2.2000,  karena  nilainya  tidak  lebih  dari  14,  dan  memenuhi  persyaratan
Standar Jepang untuk lantai JAS MAFF Notification No.240 2003 dan kayu lamina JAS MAFF Notification No. 234 2003, karena nilainya tidak lebih dari 15.
Gambar 5.3  Keragaan papan bambu komposit hasil penelitian Kerapatan  rata-rata  papan  bambu  komposit  hasil  penelitian  ini  berkisar  antara
adalah  0.74 –  0.77  g  cm
-3
dengan  rata-rata  0.76  g  cm
-3
.  Kerapatan  papan  bambu komposit  seperti  halnya  kerapatan  produk  komposit  lainnya  dipengaruhi  oleh
kerapatan  atau  berat  jenis  bahan  penyusunnya,  adanya  perekat  dan  proses pengempaan. Bilah bambu andong  tanpa kulit sudah diserut kedua permukaannya
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  memiliki  kerapatan  rata-rata  0.73  g  cm
-3
. Berdasarkan  hasil  analisa  keragaman  pada  Tabel  5.5  kadar  air  dan  kerapatan  papan
bambu komposit hanya dipengaruhi oleh berat labur perekat sedangkan waktu kempa tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hasil uji beda pada Tabel 5.6 menunjukkan
bahwa kadar air dan kerapatan papan bambu komposit yang dibuat dengan berat labur perekat 250 g m
-2
tidak berbeda nyata dengan papan yang dibuat dengan berat labur perekat 300 g m
-2
. Pengembangan tebal papan bambu komposit hasil penelitian ini berkisar antara
3.5  -  4.54  dengan  rata-rata  4.19  Tabel  5.3  dan  Gambar  5.4.  Hasil  analisa keragaman pada Tabel 5.5 menunjukkan bahwa faktor berat labur dan waktu kempa
tidak  berdiri  sendiri  dalam  mempengaruhi  pengembangan  tebal  papan  bambu komposit melainkan saling berinteraksi. Pada Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa papan
bambu  komposit  yang  dibuat  dengan  berat  labur  250  g  m
-2
dan  waktu  kempa  30 menit  memiliki  nilai  pengembangan  tebal  yang  sama  4.37  dengan  papan  bambu
komposit  yang  dibuat  dengan  berat  labur  300  g  m
-2
dan  waktu  kempa  60  menit.
                                            
                