90 dengan dua macam kekentalan. Perbandingan pelapis akhir dengan pelarutnya
berturut-turut adalah A1 = 5 : 3; A2 = 5 : 2; B1 = 5 : 5; B2 = 5 : 3. Masing-masing pelapis akhir yang telah diencerkan diaplikasikan secara merata pada masing-masing
permukaan papan bambu komposit dengan menggunakan spray gun dan dibiarkan mengering. Pemberian pelapis akhir dilakukan 2 kali dengan terlebih dahulu
dilakukan pengampelasan ambang setelah pemberian pelapis akhir pertama kering dengan menggunakan kertas ampelas nomor 1000 kemudian diaplikasikan pelapis
akhir kedua dan dibiarkan mengering.
7.2.2.6 Pengujian Kualitas Hasil Finishing 7.2.2.6.1 Uji Retak Permukaan
Degree of Checking
Pengujian retak permukaan dilakukan secara visual dengan mengacu pada ASTM D 660-93. Pengujian dilakukan dengan bantuan kaca pembesar. Hasil
pengamatan berupa cacat retak dibandingkan dengan jenis cacat retak sesuai dengan ASTM D 660-93.
7.2.2.6.2 Uji Ketahanan Lapisan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga
Standar yang digunakan dalam pengujian ini adalah ASTM D 1308-02. Adapun reagents bahan kimia rumah tangga sebagai pereaksi yang digunakan adalah kecap,
minyak goreng, cuka, soft drink dan kopi. Sebelum diuji, maka contoh uji harus dikeringudarakan selama 1 minggu. Pelaksanaan pengujian dilakukan dengan
membagi permukaan contoh uji menjadi 6 bagian. Lima bagian untuk tempat reagents dan satu bagian sebagai kontrol. Setiap bagian ditetesi 1mL bahan kimia rumah
tangga dengan menggunakan pipet ukuran 5-mL dan segera ditutup dengan gelas arloji dan didiamkan selama 1 jam. Selanjutnya contoh uji dibersihkan dengan kain
lap bersih kemudian diamati apakah terjadi perubahan fisik pada permukaan contoh uji seperti perubahan warna, perubahan derajat kilap, lepuh, pelunakan,
pengembangan, hilangnya daya rekat atau fenomena khusus lainnya. Data hasil pengujian ini bersifat kualitatif.
7.2.2.6.3 Uji Gores Cross Cut
Kualitas hasil finishing selain terletak pada tampilan fisiknya juga diukur melalui kekuatan atau daya rekatnya. Untuk menguji kekuatan rekat suatu bahan
finishing maka dilakukan uji gores Cross cut. Pengujian ini dilakukan dengan cara membuat sayatan silang pada lapisan finishing dan mengangkatnya dengan cepat dan
kuat menggunakan seal tape. Titik terlemah terletak pada persilangan garis. Apabila ikatan antara permukaan papan bambu komposit dengan bahan finishing tidak kuat
maka pada bagian persilangan itu akan terangkat dan rusak.
7.2.2.6.4 Uji Ketahanan Lapisan Finishing terhadap Panas dan Dingin
Dalam pengujian ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga, material penguji reagents hanya menyentuh permukaan saja. Sementara itu
pada penggunaannya seringkali perabot rumah tangga mendapat kontak dengan bahan
91 panas atau dingin. Panas dan dingin merambat melalui lapisan finishing sehingga
dapat mempengaruhi ikatan antara bahan finishing dengan permukaan papan yang dilapisi bahan finishing mengembang atau menyusut. Oleh karena itu perlu
dilakukan uji ketahanan lapisan finishing terhadap panas dan dingin.
Pengujian ketahanan terhadap panas dilakukan dengan cara meletakkan gelas kecil berisi air panas mendidih yang didiamkan sampai air dalam gelas menjadi
dingin. Pengujian ketahanan terhadap dingin dilakukan dengan cara meletakkan batu es dalam gelas dan diletakkan pada permukaan contoh uji dan didiamkan sampai
seluruh es mencair. Selanjutnya contoh uji dibersihkan dengan kain lap bersih kemudian diamati apakah terjadi perubahan fisik pada permukaan contoh uji seperti
perubahan warna, perubahan derajat kilap, lepuh, pelunakan, pengembangan, hilangnya daya rekat atau fenomena khusus lainnya. Data hasil pengujian ini bersifat
kualitatif.
7.2.2.6.5 Uji Kadar Emisi Formaldehida
Penetapan emisi formaldehida dilakukan menurut cara WKI Wilhelm Klauditz Institut Roffael. 1993. Prinsip penetapan dan cara kerja penetapan emisi
formaldehida mengikuti penelitian sebelumnya yaitu pada Bab 5 sub Bab 5.2.2.6 halaman 49.
7.2.3 Analisis data Data hasil pengujian kualitas hasil finishing dibandingkan dengan standar yang
diacu. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan kualitas hasil finishing dari dua jenis bahan finishing dan dua macam kekentalan. Data kadar emisi
formaldehida dibandingkan dengan persyaratan menurut Standar Jepang untuk kayu lamina.
7.3 Hasil dan Pembahasan
7.3.1 Mutu Penampilan dan Uji Retak Permukaan
Hasil penerapan bahan finishing berpelarut air A dan berpelarut minyak B pada permukaan papan komposit dapat dilihat pada Gambar 7.2. Penerapan bahan
finishing
berpelarut
air memerlukan waktu yang agak lama dalam proses pengeringannya. Pada permukaan papan komposit yang telah dilapisi bahan finishing
tersebut tidak ditemukan adanya cacat yang berarti seperti retak permukaan pada semua contoh uji. Penampilan permukaan papan komposit yang dilapisi bahan
finishing
berpelarut minyak
lebih mengkilap dibanding papan komposit yang dilapisi bahan finishing
berpelarut
air.