Pembuatan Papan Bambu Tipis

39 Gambar 4.3 Cara penyusunan bilah bambu dalam papan bambu komposit 3 lapis

4.2.2.4 Pengujian Sifat Papan Bambu Komposit

Pengujian sifat fisis papan bambu komposit meliputi kadar air, kerapatan, pengembangan tebal dan pengembangan lebar dilakukan menurut Standar Amerika ASTM D 1037-93. ASTM 1995 dengan beberapa modifikasi. Sedangkan uji delaminasi, keteguhan rekat dan keteguhan lentur papan bambu komposit dilakukan menurut Standar Jepang untuk kayu lamina JPIC 2003a. Pengujian keteguhan tekan dilakukan menurut Standar Indonesia untuk kayu lapis struktural BSN 2003. Pengujian keteguhan rekat papan bambu komposit dilakukan dalam kondisi kering dan dilakukan pada setiap garis rekat.

4.2.2.5 Analisis Data

Data hasil pengukuran rendemen bilah bambu, retensi dan penetrasi bahan pengawet dalam bilah bambu dihitung nilai rata-ratanya. Data hasil pengujian sifat fisis dan mekanis papan bambu komposit dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap. Sebagai perlakuan adalah komposisi lapisan penyusun papan bambu komposit P yang terdiri atas 5 taraf yaitu semua lapisan tanpa buku P 1 , lapisan luar tanpa buku dan lapisan dalam dengan buku 10 cm dari kedua ujung P 2 , lapisan luar tanpa buku dan lapisan dalam dengan buku ditengah P 3 , semua lapisan dengan buku 10 cm dari kedua ujung P 4 dan semua lapisan dengan buku ditengah P 5 . Banyaknya ulangan 3 buah.

4.3.1 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Rendemen Bilah Bambu, Retensi dan Penetrasi Bahan Pengawet

Hasil pengukuran rendemen bilah bambu disajikan pada Tabel 4.1. Rendemen bilah bambu andong bagian pangkal, tengah dan ujung batang bambu berturut-turut adalah sebesar 40.7, 39 dan 35.8 dengan rata-rata 38.5. Rendemen bilah bambu andong hasil penelitian lini lebih tinggi dibanding hasil penelitian sebelumnya yaitu 34.3 Sulastiningsih 2008. Hal ini disebabkan oleh perbedaan panjang bilah bambu yang dibuat. Pada penelitian sebelumnya panjang bilah bambu yang dibuat adalah 198 cm sedangkan pada penelitian ini panjang bilah bambu 125 cm. Seperti diketahui bahwa diameter dan tebal dinding batang bambu semakin mengecil dari bagian pangkal ke arah ujung batang bambu, sehingga semakin panjang batang bambu yang dibelah semakin besar perbedaan diameter dan tebal dinding bambu antara kedua ujung batang. Kondisi tersebut mengakibatkan semakin banyak bagian yang dibuang baik pada saat pembelahan batang bambu maupun penyerutan kedua permukaan bilah bambu karena bagian yang digunakan sebagai acuan dalam proses 40 pembelahan dan penyerutan berturut-turut adalah yang memiliki diameter lebih kecil dan dinding yang lebih tipis. Tabe 4. 1 Rendemen bilah bambu Parameter yang diukur Pangkal Tengah Ujung Diameter amboo , cm 10.2 – 13.3 9.1 – 11.8 7.5 – 9.9 Tebal dinding amboo, mm 9.8 – 12.5 7.5 – 8.1 5.5 – 7.1 Jumlah bilah lebar 2 cm per batang 9 – 11 8 – 9 6 – 8 Tebal bilah setelah diserut, mm 7 – 8.5 5 – 5.5 3.5 – 4.7 Panjang bilah, cm 125 125 125 Rendemen, 40.7 39.0 35.8 Retensi bahan pengawet larutan boron dalam bilah bambu andong berkisar antara 6.14 – 8.81 kg m -3 dengan rata-rata 7.34 kg m -3 , sedangkan penetrasinya 100. Menurut Barly 1999 persyaratan retensi bahan pengawet boron dalam bambu yang digunakan sebagai bahan bangunan perumahan tanpa beban berat adalah 5 kg m -3 .

4.3.2 Sifat Fisis

Hasil pengujian sifat papan bambu komposit dengan berbagai komposisi buku dalam lapisan penyusun papan bambu komposit serta ringkasan hasil analisa keragamannya disajikan pada Tabel 4.2. Keragaan lapisan penyusun papan bambu komposit dan keragaan papan bambu komposit hasil penelitian ini disajikan pada Gambar 4.4 dan 4.5. Tanpa buku Buku 10 cm dari ujung Buku di tengah Gambar 4.4 Keragaan lapisan penyusun papan bambu komposit Hasil analisa keragaman menunjukkan bahwa kadar air dan kerapatan papan bambu komposit tidak dipengaruhi oleh posisi buku pada lapisan penyusunnya. Kadar air papan bambu komposit bervariasi antara 11.1 – 11.6 dengan rata-rata 11.3. Kadar air papan bambu komposit dengan berbagai variasi posisi buku semuanya memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia untuk produk kayu olahan seperti kayu lapis penggunaan umum SNI 01-5008.2-2000, venir lamina SNI 01-6240-2000, serta papan sambung dan bilah sambung untuk meja SNI 01- 6243.2.2000, karena nilainya tidak lebih dari 14. Kerapatan papan bambu komposit dengan berbagai posisi buku pada lapisan penyusunnya bervariasi antara