Sifat Mekanis Hasil dan Pembahasan .1 Sifat Fisis dan Kualitas Perekatan
                                                                                77 Pada  Tabel  6.2  dapat  diketahui  bahwa  papan  bambu  komposit  dengan  variasi
kombinasi perlakuan komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat    memiliki  nilai  keteguhan  lentur  atau  modulus  patah  MOR  uji  datar
bervariasi  antara  647 –  1088    kg  cm
-2
dengan  rata-rata  826  kg  cm
-2
Gambar  6.6, sedangkan nilai MOR uji tegak bervariasi antara 610
– 1 249 kg cm
-2
dengan rata-rata 950  kg  cm
-2
Gambar  6.7.    Jika  dibandingkan  dengan  klasifikasi  kelas  kuat  kayu Indonesia Seng 1964, berdasarkan nilai keteguhan lenturnya maka PBK 5 lapis hasil
penelitian ini setara dengan kayu kelas kuat III 500 – 725 kg cm
-2
hingga kelas kuat I  1100  kg cm
-2
. Hasil  analisa  keragaman  pada  Tabel  6.3  menunjukkan  bahwa  komposisi  arah
lapisan  berpengaruh  nyata  terhadap  MOR  papan  bambu  komposit  uji  datar  dan  uji tegak,  sedangkan  kombinasi  muka  bilah  bambu  yang  direkat  tidak  memberikan
pengaruh  yang  nyata.  Hasil  uji  beda  pada  Tabel  6.4  menunjukkan  bahwa  MOR    uji datar dari papan bambu  komposit dengan komposisi A3 tidak berbeda nyata dengan
komposisi  A4,  akan  tetapi  berbeda  nyata  dengan  komposisi  A1  dan  A2.  Hal sebaliknya  terjadi  pada  MOR  uji  tegak  yaitu  papan  bambu  komposit  dengan
komposisi A1 tidak berbeda nyata dengan A2 tetapi berbeda nyata dengan komposisi A3 dan A4.
Tabel 6.2. Sifat mekanis papan bambu komposit Sifat yang diuji
Muka bilah
yang direkat
Komposisi arah lapisan A1
A2 A3
A4 MOR uji datar kg cm
-2
B1 1 088
897 675
647 B2
1 041 844
739 676
MOE uji datar  x 10
3
kg cm
-2
B1 147.7
126.5 103.4
94.6 B2
132.4 122.4
95.2 91.4
MOR uji tegak  kg cm
-2
B1 1 249
1 139 919
630 B2
1 113 1 098
841 610
MOE uji tegak  kg cm
-2
B1 110.3
104.1 93.0
64.4 B2
100.2 103.0
87.8 64.7
Keteguhan tekan  kg cm
-2
B1 616.7
505.0 399.1
271.9 B2
543.8 426.6
350.4 294.7
Kekerasan sisi  kg cm
-2
B1 543.0
640.0 611.8
590.5 B2
521.0 511.8
606.0 662.5
Kekerasan garis rekat B1
521.5 652.5
522.5 601.5
kg cm
-2
B2 556.5
590.0 554.0
698.5
A1=  semua  lapisan  sejajar  serat  ;  A2=  lapisan  ketiga  tegak  lurus  serat;  A3=  lapisan  kedua  dan keempat tegak lurus serat; A4= lapisan kedua, ketiga dan keempat tegak lurus serat; B1= perekatan
muka dalam dengan muka luar; B2= perekatan muka dalam dengan muka dalam.
78 Pada  Gambar  6.6  dan  6.7  dapat  diketahui  bahwa  pengaruh  komposisi  arah
lapisan    menunjukkan  kecenderungan  yang  sama  terhadap  MOR  papan  bambu komposit uji datar dan uji tegak. Adanya lapisan silang pada lapisan penyusun PBK
menurunkan  nilai  MOR  papan  bambu  komposit  yang  dihasilkan.  Hal  ini  terjadi karena  pada  lapisan  silang  terdapat  banyak  garis  rekat  yang  memungkinkan
terbentuknya celah sebagai akibat dari ketidaksempurnaan proses perekatan, sehingga menurunkan  kekuatannya.    Semakin  banyak  lapisan  silang  penyusun  papan  bambu
komposit  semakin  rendah  nilai  MOR  papan  bambu  komposit  yang  dihasilkan  baik yang  diuji  secara  mendatar  flatwise  maupun  yang  diuji  secara  tegak  edgewise.
Kecenderungan  tersebut  sejalan  dengan  hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Verma dan Chariar  2012, yang menunjukkan bahwa bambu komposit 5 lapis yang dibuat
dari  bilah  bambu  Dendrocalamus  strictus  dengan  3  macam  komposisi  arah  lapisan A:  semua  lapisan  sejajar,  B:  lapisan  kedua  dan  keempat  membentuk  sudut  45º
terhadap  lapisan  di  dekatnya,  C:  lapisan  kedua  dan  keempat  90º  atau  tegak  lurus terhadap lapisan di dekatnya, direkat dengan diglycidyl ether bisphenol dan dikempa
dingin  selama 24 jam,  memiliki nilai  MOR  berturut-turut untuk  masing-masing tipe bambu komposit tersebut sebesar 128.4 MPa atau 1309 kg cm
-2
A, 68.28 MPa atau 698.1 kg cm
-2
B dan 105,74 MPa atau  1078 kg cm
-2
C.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO R
u ji da
ta r
k g
c m
-2
200 400
600 800
1000 1200
B1 B2
Gambar  6.6  MOR  uji  datar  papan  bambu  komposit  dengan  variasi  komposisi  arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Hasil  penelitian  Ahmad  dan  Kamke  2011  menunjukkan  bahwa  Parallel Strand  Lumber  PSL  7  lapis  yang  dibuat  dari  Dendrocalamus  strictus  dengan
perekat fenol formaldehida, berat labur perekat 200 gm
2
dan dikempa panas  120ºC selama 15 menit, memiliki nilai  MOR  sebesar 133 MPa atau 1355.9 kg  cm
-2
, setara
dengan  kayu  kelas  kuat  I.  Sedangkan  hasil  penelitian  Nugroho  dan  Ando  2001 menunjukkan  bahwa  MOR  PBK  4  lapis  yang  dibuat  dari  pelupuh  bambu  moso  dan
direkat dengan perekat berbahan dasar resorsinol bervariasi antara 639 – 707 kg cm
-2
, setara dengan kayu kelas kuat III 500
– 725 kg cm
-2
.
79
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO R
u ji te
g ak
k g
c m
-2
200 400
600 800
1000 1200
1400 B1
B2
Gambar 6.7  MOR uji tegak PBK dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Tabel 6. 3. Ringkasan hasil analisa keragaman papan bambu komposit Sifat yang diuji
F hitung Komposisi arah
lapisan A
Kombinasi muka bilah yang direkat
B Interaksi
AB Kerapatan
1.34
tn
3.39
tn
0.31
tn
Pengembangan tebal 4.87
0.42
tn
1.24
tn
Pengembangan lebar 102.63
0.13
tn
0.32
tn
MOR uji datar 63.29
0.00
tn
1.59
tn
MOE uji datar 104.15
12.90 1.64
tn
MOR uji tegak 49.59
3.58
tn
0.49
tn
MOE uji tegak 81.86
3.76
tn
1.27
tn
Keteguhan tekan 154.43
18.79 5.18
Kekerasan sisi 3.39
0.87
tn
3.33 Kekerasan garis rekat
3.15 0.61
tn
1.04
tn
Keteguhan rekat 26.61
0.07
tn
0.02
tn
tn = Tidak berpengaruh nyata;   = Berpengaruh nyata;   = Berpengaruh sangat nyat
80 Roh dan Ra 2009 mengemukakan bahwa papan komposit 5 lapis yang dibuat
dengan komposisi lapisan luar dari venir kayu keruing Dipterocarpus sp dan lapisan dalam dari 3 lapis pelupuh zephyr bambu Phyllostachys nigra var. henonis Stapf
dan  direkat  dengan  perekat  fenol  formaldehida,  berat  labur  perekat  320  g  m
-2
dan dikempa  panas  140ºC  selama  6  menit,  memiliki  nilai  MOR  sebesar  60.4  MPa  atau
615.8 kg  cm
-2
pada  arah sejajar serat  permukaan, setara dengan kayu kelas kuat  III, sedangkan MOR pada arah tegak lurus serat permukaan sebesar 36.3 MPa atau 370,1
kg cm
-2
, setara dengan kayu kelas kuat IV. Mahdavi et al. 2011 menyatakan bahwa nilai MOR LBL Laminated Bamboo
Lumber lebih tinggi  107.2 MPa atau 1092.9 kg cm
-2
dibandingkan dengan MOR LVL  Laminated  Veneer  Lumber  sebesar  93.5  MPa  atau  953.2  kg  cm
-2
,  dan  MOR PSL  Parallel  Strand  Lumber  sebesar  90,3  MPa  atau  920,6  kg  cm
-2
.  Sementara  itu hasil  penelitian Paridah  et  al. 2012 menunjukkan bahwa  LVL  Laminated Veneer
Lumber  dengan  jumlah  lapisan  13  lapis  tebal  venir  4,1  mm  dan  17  lapis  tebal venir  3.1  mm  yang  dibuat  dari  venir  kayu  bintangur  Callophyllum  sp.,  perekat
fenol  formaldehida,  berat  labur  perekat  225  g  m
-2
,  dikempa  dingin  selama  30  menit dilanjutkan  dengan  kempa  panas  125ºC  selama  30  menit,  memiliki  nilai  MOR
masing-masing  sebesar  38.6  MPa  atau  393.5  kg  cm
-2
13  lapis  dan  40.3  MPa  atau 410.9 kg cm
-2
17 lapis. Rahman et al. 2012 menyatakan bahwa bambu lapis 5 lapis yang dibuat dari
sayatan  bambu  Melocanna  baccifera,  direkat  dengan  urea  formaldehida,  berat  labur perekat  300  gm
2
,  dikempa  panas  115ºC  selama  15  menit,  memiliki  nilai  MOR sebesar  38.58  MPa  atau  393.3  kg  cm
-2
,  yang  dibuat  dari  kombinasi  sayatan  bambu dengan  venir  kayu  Bombax  ceiba,  MORnya  sebesar  39.5  MPa  atau  402.7  kg  cm
-2
, sedangkan kayu lapis dari venir kayu tersebut nilai MORnya sebesar 32.28 MPa atau
329.1 kg cm
-2
.   Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa nilai MOR  papan bambu  komposit  dengan  berbagai  macam  perlakuan  lebih  tinggi  dibandingkan
dengan MOR produk komposit lainnya. Data  pada  Tabel  6.2  menunjukkan  bahwa  papan  bambu  komposit  dengan
variasi  kombinasi  perlakuan  komposisi  arah  lapisan  dan  kombinasi  muka  bilah bambu yang direkat  memiliki nilai MOE uji datar bervariasi antara 91.4
– 147.7 10
3
kg cm
-2
dengan rata-rata 114.2 10
3
kg cm
-2
, sedangkan nilai MOE uji tegak bervariasi antara  64.4
–  110.3  kg  cm
-2
dengan  rata-rata  91.4  10
3
kg  cm
-2
.  Hasil  analisa keragaman  pada  Tabel  6.3  menunjukkan  bahwa  komposisi  arah  lapisan  sangat
berpengaruh  terhadap  nilai  MOE  papan  bambu  komposit  baik  uji  datar  maupun  uji tegak, sedangkan kombinasi muka bilah bambu yang direkat hanya berpengaruh pada
nilai  MOE  uji  datar.  Pengaruh  tersebut  dapat  dilihat  dengan  jelas  pada  Gambar  6.8 dan 6.9.
Hasil uji beda pada Tabel  6.4 menunjukkan bahwa MOE  uji datar dari papan bambu  komposit  dengan  komposisi  A3  tidak  berbeda  nyata  dengan  komposisi  A4,
akan tetapi berbeda nyata dengan komposisi A1 dan A2. Sedangkan untuk MOE uji tegak, papan bambu komposit dengan komposisi A1 tidak berbeda nyata dengan A2
tetapi  berbeda  nyata  dengan  komposisi  A3  dan  A4.  Adanya  lapisan  silang  pada komposisi  lapisan  penyusun  papan  bambu  komposit  menurunkan  nilai  MOE  papan
bambu  komposit  yang  dihasilkan.  Semakin  banyak  lapisan  silang  penyusun  papan
81 bambu komposit semakin rendah nilai MOE papan bambu komposit yang dihasilkan
baik  yang  diuji  secara  mendatar  flatwise  maupun  yang  diuji  secara  tegak edgewise. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksempurnaan ikatan antar bilah pada
garis rekat berupa celah sehingga permukaan papan bambu untuk lapisan silang tidak utuh dan menurunkan kekuatan papan bambu komposit yang dihasilkan.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO E
uj i da
ta r
10 3
k g
c m
-2
20 40
60 80
100 120
140 160
B1 B2
Gambar  6.8  MOE  uji  datar  papan  bambu  komposit  dengan  variasi  komposisi  arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Verma  dan  Chariar    2012,  mengemukakan  bahwa  bambu  komposit  5  yang dibuat  dari  bilah  bambu  Dendrocalamus  strictus  dengan  3  macam  komposisi  arah
lapisan  A:  semua  lapisan  sejajar,  B:  lapisan  kedua  dan  keempat  membentuk  sudut 45º terhadap lapisan di dekatnya, C: lapisan kedua dan keempat 90º atau tegak lurus
terhadap lapisan di dekatnya, direkat dengan diglycidyl ether bisphenol dan dikempa dingin  selama  24  jam,  memiliki  nilai  MOE  berturut-turut  untuk  masing-masing  tipe
bambu komposit tersebut sebesar 13.28 GPa atau 135.3 10
3
kg cm
-2
A, 10.51 GPa atau 107.1 10
3
kg cm
-2
B dan 13.46 GPa atau 137.2 10
3
kg cm
-2
C. Mahdavi  et  al.  2011  mengemukakan  bahwa  nilai  MOE  LBL  Laminated
Bamboo Lumber lebih rendah  9.1 GPa atau 92 774.5 kg cm
-2
dibandingkan dengan MOE  LVL  Laminated  Veneer  Lumber  sebesar  11  GPa  atau  112  145  kg  cm
-2
,  dan MOE  PSL  Parallel  Strand  Lumber  sebesar  11.6  GPa  atau  118  262  kg  cm
-2
.  Hasil penelitian  Paridah  et  al.  2012  menunjukkan  bahwa  LVL  Laminated  Veneer
Lumber  dengan  jumlah  lapisan  13  lapis  tebal  venir  4.1  mm  dan  17  lapis  tebal venir  3.1  mm  yang  dibuat  dari  venir  kayu  bintangur  Callophyllum  sp.,  perekat
fenol  formaldehida,  berat  labur  perekat  225  g  m
-2
,  dikempa  dingin  selama  30  menit dilanjutkan  dengan  kempa  panas  125ºC  selama  30  menit,  memiliki  nilai  MOE
masing-masing  sebesar  10  300  MPa  atau  105  008.5  kg  cm
-2
13  lapis  dan  11  000 MPa atau 112 145 kg cm
-2
17 lapis.
82 Tabel  6.4.  Ringkasan  hasil  uji  nilai  rata-rata  pengaruh  komposisi  arah  lapisan
terhadap sifat papan bambu komposit Sifat yang diuji
Nilai rata-rata yang dibandingkan Pengembangan lebar
A1                A2              A3                A4 1.52              1.14            0.42               0.39
Pengembangan tebal A4                A2               A1              A3
2.75              2.63             2.10            2.05
Keteguhan rekat kg cm
-2
A1                 A2                A3               A4 85,6               81,7              58,2             56,3
MOR uji datar kg cm
-2
A1                 A2              A3               A4 1 065              870             707              662
MOE uji datar 10
3
kg cm
-2
A1                A2              A3               A4 140.1              124.5           99.4             93.0
MOR uji tegak kg cm
-2
A1                A2               A3             A4 1 181            1 119             880            620
MOE uji tegak 10
3
kg cm
-2
A1                A2               A3              A4 105.3            103.5             90.4            64.6
Keteguhan tekan kg cm
-2
A1               A2               A3              A4 580.2            465.8           374.7         283.3
Kekerasan sisi kg cm
-2
A4              A3                A2               A1 626.5            608.9           575.9          532
Kekerasan garis rekat kg cm
-2
A4               A2              A1               A3 650             621.2          539             538.2
_________ :  tidak berbeda nyata
Hasil  penelitian  Rahman  et  al.  2012  menunjukkan  bahwa  bambu  lapis  5 lapis  yang  dibuat  dari  sayatan  bambu  Melocanna  baccifera,  menggunakan  perekat
urea  formaldehida  dengan  berat  labur  perekat  300  g  m
-2
,  dikempa  panas  115ºC selama  15  menit,  memiliki  nilai  MOE  sebesar  6176  MPa  atau  62  964.3  kg  cm
-2
, bambu  lapis  yang  dibuat  dari  kombinasi  sayatan  bambu  dengan  venir  kayu  Bombax
ceiba nilai MOEnya sebesar 5276 MPa atau 53 788.8 kg cm
-2
, sedangkan nilai MOE kayu lapis dari kayu tersebut sebesar 3879 MPa atau 39 546.4  kg cm
-2
.   Berdasarkan
83 uraian  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  secara  keseluruhan  nilai  MOE  papan  bambu
komposit  hasil  penelitian  ini  dengan  berbagai  macam  perlakuan  lebih  tinggi dibandingkan dengan MOE produk komposit lainnya.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO E
uj i te
g ak
10 3
k g
c m
-2
20 40
60 80
100 120
B1 B2
Gambar  6.9    MOE  uji  tegak  papan  bambu  komposit  dengan  variasi  komposisi  arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Keteguhan  tekan  papan  bambu  komposit  bervariasi  271.9 –  616.7  kg  cm
-2
dengan  rata-rata  426  kg  cm
-2
Tabel  6.2  .  Hasil  analisa  keragaman  pada  Tabel  6.3 menunjukkan  bahwa  keteguhan  tekan  papan  bambu  komposit  sangat  dipengaruhi
oleh komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat. Hasil uji beda pada Tabel 6.4 menunjukkan bahwa pengaruh komposisi arah lapisan terhadap
keteguhan  tekan  papan  bambu  komposit  berbeda  antara  satu  perlakuan  dengan perlakuan lainnya. Semakin  banyak lapisan silang penyusun papan bambu komposit
semakin  rendah  keteguhan  tekan  papan  bambu  komposit  yang  dihasilkan. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 6.10.
Pada Gambar 6.10 dapat dilihat juga bahwa perekatan muka luar dengan muka dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B1 menghasilkan papan bambu
komposit  yang  memiliki  keteguhan  tekan  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  papan bambu komposit yang dibuat dengan kombinasi perekatan muka dalam dengan muka
dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B2. Hal ini terjadi karena muka luar bilah bambu  memiliki kerapatan dan jumlah ikatan pembuluh  yang lebih  tinggi
dibanding  muka  dalam  sehingga  muka  luar  memiliki  kekuatan  yang  lebih  tinggi dibanding dengan muka dalam. Oleh karena itu  papan bambu  komposit  yang dibuat
dengan  kombinasi  perekatan  muka  luar  dengan  muka  dalam  antara  lapisan  luar dengan  lapisan  didekatnya  B1  memiliki  keteguhan  tekan  yang  lebih  tinggi
dibanding  dengan papan bambu  komposit  yang dibuat dengan kombinasi perekatan muka dalam dengan muka dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B2.
Jika  dibandingkan  dengan  klasifikasi  kelas  kuat  kayu  Indonesia  Seng,  1964  maka
84 papan bambu komposit dengan komposisi arah lapisan A1 dan A2 setara dengan kayu
kelas  kuat  II,  komposisi  arah  lapisan  A3  setara  dengan  kayu  kelas  kuat  III,  dan komposisi arah lapisan A4 setara dengan kayu kelas kuat IV.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ete
g uh
an te
k an
k g
c m
-2
100 200
300 400
500 600
700 B1
B2
Gambar 6.10  Keteguhan tekan papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Bamboo Parallel Srip Lumber BPSL 7 lapis yang dibuat dari Dendrocalamus stricus  dengan  perekat  fenol  formaldehida,  berat  labur  perekat  200  g  m
-2
dan dikempa panas  120ºC selama 15 menit, memiliki keteguhan tekan sebesar 66.3 MPa
atau  676  kg  cm
-2
, setara  dengan  kayu  kelas  kuat  I  Ahmad    2000.  Papan  bambu
lamina Laminated bamboo lumber atau LBL yang dibuat dari susunan bilah bambu secara  mendatar  atau  horizontal  memiliki  nilai  keteguhan  tekan  sebesar  87.9  MPa
atau  896.1  kg  cm
-2
,  sedangkan  yang  bilahnya  disusun  secara  tegak  atau  vertical memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 84.7 MPa atau 863.5 kg cm
-2
, kedua macam LBL tersebut setara dengan kayu kelas kuat I Rittironk dan Elnieiri 2008.
Hasil  penelitian  Sulastiningsih  dan  Nurwati  2009  menunjukkan  bahwa keteguhan tekan papan bambu laminaPBL 3 lapis dan 5 lapis yang dibuat dari bilah
bambu  tali  Gigantochloa  apus.  direkat  dengan  tanin  resorsinol  formaldehida  dan dicampur ekstender 20, berat labur 170  g m
-2
serta dikempa dingin  selama 4 jam, memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 564.8 kg cm
-2
3 lapis dan 518.8 kg cm
-2
5 lapis,  sedangkan  yang  dibuat  dari  bilah  bambu  mayan  Gigantochloa  robusta
memiliki  nilai  keteguhan  tekan  sebesar    572  kg  cm
-2
3  lapis  dan  503.2 kg  cm
-2
5 lapis. PBL tersebut semuanya setara dengan kayu kelas kuat II.  Bambu komposit 5
lapis semuanya sejajar serat  yang dibuat dari bilah bambu  Dendrocalamus strictus menggunakan  perekat  diglycidyl  ether  of  bisphenol,  memiliki  nilai  keteguhan  tekan
rata-rata sebesar 80 MPa atau 815.6 kg cm
-2
setara dengan kayu kelas kuat I Verma dan Chariar 2012.
Salah  satu  kegunaan  papan  bambu  komposit  adalah  untuk  lantai.  Oleh  karena itu sifat  yang sangat penting untuk diketahui sebagai bahan untuk lantai  adalah sifat
85 kekerasannya baik kekerasan sisi maupun kekerasan garis rekat. Hasil pengujian sifat
mekanis  pada  Tabel  6.2  menunjukkan  bahwa  kekerasan  sisi  rata-rata  papan  bambu komposit pada penelitian ini bervariasi antara 511.8
– 662.5 kg cm
-2
dengan rata-rata 585.8  kg  cm
-2
Gambar  6.11.  Sedangkan  kekerasan  pada  garis  rekat  bervariasi antara 521.5
– 689.5 kg cm
-2
dengan rata-rata 587.1 kg cm
-2
Gambar 6.12. Kekerasan  pada  garis  rekat  perlu  diuji  karena  dalam  penggunaannya  terdapat
lantai  bambu  yang  bahannya  berupa  papan  bambu  komposit  dengan  susunan  bilah bambu secara tegak atau vertical, sehingga lebar bilah bambu merupakan tebal lantai
dan  permukaan  yang  terdapat  beberapa  garis  rekat  merupakan  muka  lebar.  Hasil analisa keragaman pada Tabel 6.3 menunjukkan bahwa kekerasan sisi dan kekerasan
garis  rekat  papan  bambu  komposit  sangat  dipengaruhi  oleh  komposisi  arah  lapisan sedangkan  kombinasi  muka  bilah  bambu  yang  direkat  tidak  memberikan  pengaruh
yang  nyata.  Papan  bambu  komposit  yang  semua  lapisan  penyusunnya  sejajar  serat memiliki  kekerasan  sisi  dan  kekerasan  garis  rekat  lebih  rendah  dibanding  papan
bambu  komposit  lainnya.  Di  samping  itu  pengaruh  komposisi  arah  lapisan  dan kombinasi  muka  bilah  yang  direkat  terhadap  kekerasan  sisi  papan  bambu  komposit
tidak berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada  Gambar  6.11  yang  menunjukkan  bahwa  pengaruh  masing-masing  perlakuan
terhadap kekerasan sisi  papan bambu  komposit tidak selalu menunjukkan pola  yang teratur.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ek
er asa
n si
si k
g c
m -2
200 400
600 800
B1 B2
Gambar 6.11  Kekerasan sisi papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Hasil  uji  beda  pada  Tabel  6.4  menunjukkan  bahwa  kekerasan  sisi  dari  PBK dengan komposisi A3 tidak berbeda nyata dengan komposisi A4, akan tetapi berbeda
nyata  dengan  komposisi  A1  dan  A2.  Sedangkan  untuk  kekerasan  garis  rekat,  PBK dengan  komposisi  A1  tidak  berbeda  nyata  dengan  A2    dan  A3  tetapi  berbeda  nyata
dengan komposisi A4. Adanya lapisan silang pada komposisi lapisan penyusun papan
86 bambu  komposit  meningkatkan  nilai  kekerasan  sisi  dan  kekerasan  garis  rekat  papan
bambu komposit yang dihasilkan.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ek
er asa
n g
ar is
r ek
at k
g c
m -2
200 400
600 800
1000 B1
B2
Gambar 6.12  Kekerasan garis rekat papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Kekerasan  sisi  maupun  kekerasan  garis  rekat  papan  bambu  komposit  hasil penelitian  ini  lebih  tinggi  dibanding  kekerasan  sisi  beberapa  jenis  kayu  yang  biasa
digunakan untuk lantai.  Kekerasan sisi  kayu jati dalam kondisi kering udara adalah 428  kg  cm
-2
,  kekerasan  sisi  kayu  mahoni  271 –  392  kg  cm
-2
Martawijaya  et  al. 1981,  kekerasan  sisi  kayu  merbau  adalah  587  kg  cm
-2
,  dan  kekerasan  sisi  kayu nyatoh adalah 302     kg cm
-2
Martawijaya et al. 1989. Sementara itu kekerasan sisi lantai bambu  yang diperdagangkan di pasaran Amerika Serikat dan bambu lamina 3
lapis  yang  dibuat  di  laboratorium  dengan  menggunakan  bambu  moso  dan permukaannya  diberi  lapisan  bahan  finishing,  berturut-turut  adalah  8  558  N  atau
872.7  kgf  dan  5465  N  atau  557.3  kgf  Lee  dan  Liu.  2003.  Berdasarkan  informasi yang  telah  diuraikan  di  atas  maka  PBK  hasil  penelitian  ini  dengan  berbagai  variasi
komposisi arah lapisan sangat sesuai digunakan sebagai bahan lantai.
                