Sifat Mekanis Hasil dan Pembahasan .1 Sifat Fisis dan Kualitas Perekatan
77 Pada Tabel 6.2 dapat diketahui bahwa papan bambu komposit dengan variasi
kombinasi perlakuan komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat memiliki nilai keteguhan lentur atau modulus patah MOR uji datar
bervariasi antara 647 – 1088 kg cm
-2
dengan rata-rata 826 kg cm
-2
Gambar 6.6, sedangkan nilai MOR uji tegak bervariasi antara 610
– 1 249 kg cm
-2
dengan rata-rata 950 kg cm
-2
Gambar 6.7. Jika dibandingkan dengan klasifikasi kelas kuat kayu Indonesia Seng 1964, berdasarkan nilai keteguhan lenturnya maka PBK 5 lapis hasil
penelitian ini setara dengan kayu kelas kuat III 500 – 725 kg cm
-2
hingga kelas kuat I 1100 kg cm
-2
. Hasil analisa keragaman pada Tabel 6.3 menunjukkan bahwa komposisi arah
lapisan berpengaruh nyata terhadap MOR papan bambu komposit uji datar dan uji tegak, sedangkan kombinasi muka bilah bambu yang direkat tidak memberikan
pengaruh yang nyata. Hasil uji beda pada Tabel 6.4 menunjukkan bahwa MOR uji datar dari papan bambu komposit dengan komposisi A3 tidak berbeda nyata dengan
komposisi A4, akan tetapi berbeda nyata dengan komposisi A1 dan A2. Hal sebaliknya terjadi pada MOR uji tegak yaitu papan bambu komposit dengan
komposisi A1 tidak berbeda nyata dengan A2 tetapi berbeda nyata dengan komposisi A3 dan A4.
Tabel 6.2. Sifat mekanis papan bambu komposit Sifat yang diuji
Muka bilah
yang direkat
Komposisi arah lapisan A1
A2 A3
A4 MOR uji datar kg cm
-2
B1 1 088
897 675
647 B2
1 041 844
739 676
MOE uji datar x 10
3
kg cm
-2
B1 147.7
126.5 103.4
94.6 B2
132.4 122.4
95.2 91.4
MOR uji tegak kg cm
-2
B1 1 249
1 139 919
630 B2
1 113 1 098
841 610
MOE uji tegak kg cm
-2
B1 110.3
104.1 93.0
64.4 B2
100.2 103.0
87.8 64.7
Keteguhan tekan kg cm
-2
B1 616.7
505.0 399.1
271.9 B2
543.8 426.6
350.4 294.7
Kekerasan sisi kg cm
-2
B1 543.0
640.0 611.8
590.5 B2
521.0 511.8
606.0 662.5
Kekerasan garis rekat B1
521.5 652.5
522.5 601.5
kg cm
-2
B2 556.5
590.0 554.0
698.5
A1= semua lapisan sejajar serat ; A2= lapisan ketiga tegak lurus serat; A3= lapisan kedua dan keempat tegak lurus serat; A4= lapisan kedua, ketiga dan keempat tegak lurus serat; B1= perekatan
muka dalam dengan muka luar; B2= perekatan muka dalam dengan muka dalam.
78 Pada Gambar 6.6 dan 6.7 dapat diketahui bahwa pengaruh komposisi arah
lapisan menunjukkan kecenderungan yang sama terhadap MOR papan bambu komposit uji datar dan uji tegak. Adanya lapisan silang pada lapisan penyusun PBK
menurunkan nilai MOR papan bambu komposit yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena pada lapisan silang terdapat banyak garis rekat yang memungkinkan
terbentuknya celah sebagai akibat dari ketidaksempurnaan proses perekatan, sehingga menurunkan kekuatannya. Semakin banyak lapisan silang penyusun papan bambu
komposit semakin rendah nilai MOR papan bambu komposit yang dihasilkan baik yang diuji secara mendatar flatwise maupun yang diuji secara tegak edgewise.
Kecenderungan tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Verma dan Chariar 2012, yang menunjukkan bahwa bambu komposit 5 lapis yang dibuat
dari bilah bambu Dendrocalamus strictus dengan 3 macam komposisi arah lapisan A: semua lapisan sejajar, B: lapisan kedua dan keempat membentuk sudut 45º
terhadap lapisan di dekatnya, C: lapisan kedua dan keempat 90º atau tegak lurus terhadap lapisan di dekatnya, direkat dengan diglycidyl ether bisphenol dan dikempa
dingin selama 24 jam, memiliki nilai MOR berturut-turut untuk masing-masing tipe bambu komposit tersebut sebesar 128.4 MPa atau 1309 kg cm
-2
A, 68.28 MPa atau 698.1 kg cm
-2
B dan 105,74 MPa atau 1078 kg cm
-2
C.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO R
u ji da
ta r
k g
c m
-2
200 400
600 800
1000 1200
B1 B2
Gambar 6.6 MOR uji datar papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Hasil penelitian Ahmad dan Kamke 2011 menunjukkan bahwa Parallel Strand Lumber PSL 7 lapis yang dibuat dari Dendrocalamus strictus dengan
perekat fenol formaldehida, berat labur perekat 200 gm
2
dan dikempa panas 120ºC selama 15 menit, memiliki nilai MOR sebesar 133 MPa atau 1355.9 kg cm
-2
, setara
dengan kayu kelas kuat I. Sedangkan hasil penelitian Nugroho dan Ando 2001 menunjukkan bahwa MOR PBK 4 lapis yang dibuat dari pelupuh bambu moso dan
direkat dengan perekat berbahan dasar resorsinol bervariasi antara 639 – 707 kg cm
-2
, setara dengan kayu kelas kuat III 500
– 725 kg cm
-2
.
79
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO R
u ji te
g ak
k g
c m
-2
200 400
600 800
1000 1200
1400 B1
B2
Gambar 6.7 MOR uji tegak PBK dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Tabel 6. 3. Ringkasan hasil analisa keragaman papan bambu komposit Sifat yang diuji
F hitung Komposisi arah
lapisan A
Kombinasi muka bilah yang direkat
B Interaksi
AB Kerapatan
1.34
tn
3.39
tn
0.31
tn
Pengembangan tebal 4.87
0.42
tn
1.24
tn
Pengembangan lebar 102.63
0.13
tn
0.32
tn
MOR uji datar 63.29
0.00
tn
1.59
tn
MOE uji datar 104.15
12.90 1.64
tn
MOR uji tegak 49.59
3.58
tn
0.49
tn
MOE uji tegak 81.86
3.76
tn
1.27
tn
Keteguhan tekan 154.43
18.79 5.18
Kekerasan sisi 3.39
0.87
tn
3.33 Kekerasan garis rekat
3.15 0.61
tn
1.04
tn
Keteguhan rekat 26.61
0.07
tn
0.02
tn
tn = Tidak berpengaruh nyata; = Berpengaruh nyata; = Berpengaruh sangat nyat
80 Roh dan Ra 2009 mengemukakan bahwa papan komposit 5 lapis yang dibuat
dengan komposisi lapisan luar dari venir kayu keruing Dipterocarpus sp dan lapisan dalam dari 3 lapis pelupuh zephyr bambu Phyllostachys nigra var. henonis Stapf
dan direkat dengan perekat fenol formaldehida, berat labur perekat 320 g m
-2
dan dikempa panas 140ºC selama 6 menit, memiliki nilai MOR sebesar 60.4 MPa atau
615.8 kg cm
-2
pada arah sejajar serat permukaan, setara dengan kayu kelas kuat III, sedangkan MOR pada arah tegak lurus serat permukaan sebesar 36.3 MPa atau 370,1
kg cm
-2
, setara dengan kayu kelas kuat IV. Mahdavi et al. 2011 menyatakan bahwa nilai MOR LBL Laminated Bamboo
Lumber lebih tinggi 107.2 MPa atau 1092.9 kg cm
-2
dibandingkan dengan MOR LVL Laminated Veneer Lumber sebesar 93.5 MPa atau 953.2 kg cm
-2
, dan MOR PSL Parallel Strand Lumber sebesar 90,3 MPa atau 920,6 kg cm
-2
. Sementara itu hasil penelitian Paridah et al. 2012 menunjukkan bahwa LVL Laminated Veneer
Lumber dengan jumlah lapisan 13 lapis tebal venir 4,1 mm dan 17 lapis tebal venir 3.1 mm yang dibuat dari venir kayu bintangur Callophyllum sp., perekat
fenol formaldehida, berat labur perekat 225 g m
-2
, dikempa dingin selama 30 menit dilanjutkan dengan kempa panas 125ºC selama 30 menit, memiliki nilai MOR
masing-masing sebesar 38.6 MPa atau 393.5 kg cm
-2
13 lapis dan 40.3 MPa atau 410.9 kg cm
-2
17 lapis. Rahman et al. 2012 menyatakan bahwa bambu lapis 5 lapis yang dibuat dari
sayatan bambu Melocanna baccifera, direkat dengan urea formaldehida, berat labur perekat 300 gm
2
, dikempa panas 115ºC selama 15 menit, memiliki nilai MOR sebesar 38.58 MPa atau 393.3 kg cm
-2
, yang dibuat dari kombinasi sayatan bambu dengan venir kayu Bombax ceiba, MORnya sebesar 39.5 MPa atau 402.7 kg cm
-2
, sedangkan kayu lapis dari venir kayu tersebut nilai MORnya sebesar 32.28 MPa atau
329.1 kg cm
-2
. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa nilai MOR papan bambu komposit dengan berbagai macam perlakuan lebih tinggi dibandingkan
dengan MOR produk komposit lainnya. Data pada Tabel 6.2 menunjukkan bahwa papan bambu komposit dengan
variasi kombinasi perlakuan komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat memiliki nilai MOE uji datar bervariasi antara 91.4
– 147.7 10
3
kg cm
-2
dengan rata-rata 114.2 10
3
kg cm
-2
, sedangkan nilai MOE uji tegak bervariasi antara 64.4
– 110.3 kg cm
-2
dengan rata-rata 91.4 10
3
kg cm
-2
. Hasil analisa keragaman pada Tabel 6.3 menunjukkan bahwa komposisi arah lapisan sangat
berpengaruh terhadap nilai MOE papan bambu komposit baik uji datar maupun uji tegak, sedangkan kombinasi muka bilah bambu yang direkat hanya berpengaruh pada
nilai MOE uji datar. Pengaruh tersebut dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 6.8 dan 6.9.
Hasil uji beda pada Tabel 6.4 menunjukkan bahwa MOE uji datar dari papan bambu komposit dengan komposisi A3 tidak berbeda nyata dengan komposisi A4,
akan tetapi berbeda nyata dengan komposisi A1 dan A2. Sedangkan untuk MOE uji tegak, papan bambu komposit dengan komposisi A1 tidak berbeda nyata dengan A2
tetapi berbeda nyata dengan komposisi A3 dan A4. Adanya lapisan silang pada komposisi lapisan penyusun papan bambu komposit menurunkan nilai MOE papan
bambu komposit yang dihasilkan. Semakin banyak lapisan silang penyusun papan
81 bambu komposit semakin rendah nilai MOE papan bambu komposit yang dihasilkan
baik yang diuji secara mendatar flatwise maupun yang diuji secara tegak edgewise. Hal ini terjadi karena adanya ketidaksempurnaan ikatan antar bilah pada
garis rekat berupa celah sehingga permukaan papan bambu untuk lapisan silang tidak utuh dan menurunkan kekuatan papan bambu komposit yang dihasilkan.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO E
uj i da
ta r
10 3
k g
c m
-2
20 40
60 80
100 120
140 160
B1 B2
Gambar 6.8 MOE uji datar papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Verma dan Chariar 2012, mengemukakan bahwa bambu komposit 5 yang dibuat dari bilah bambu Dendrocalamus strictus dengan 3 macam komposisi arah
lapisan A: semua lapisan sejajar, B: lapisan kedua dan keempat membentuk sudut 45º terhadap lapisan di dekatnya, C: lapisan kedua dan keempat 90º atau tegak lurus
terhadap lapisan di dekatnya, direkat dengan diglycidyl ether bisphenol dan dikempa dingin selama 24 jam, memiliki nilai MOE berturut-turut untuk masing-masing tipe
bambu komposit tersebut sebesar 13.28 GPa atau 135.3 10
3
kg cm
-2
A, 10.51 GPa atau 107.1 10
3
kg cm
-2
B dan 13.46 GPa atau 137.2 10
3
kg cm
-2
C. Mahdavi et al. 2011 mengemukakan bahwa nilai MOE LBL Laminated
Bamboo Lumber lebih rendah 9.1 GPa atau 92 774.5 kg cm
-2
dibandingkan dengan MOE LVL Laminated Veneer Lumber sebesar 11 GPa atau 112 145 kg cm
-2
, dan MOE PSL Parallel Strand Lumber sebesar 11.6 GPa atau 118 262 kg cm
-2
. Hasil penelitian Paridah et al. 2012 menunjukkan bahwa LVL Laminated Veneer
Lumber dengan jumlah lapisan 13 lapis tebal venir 4.1 mm dan 17 lapis tebal venir 3.1 mm yang dibuat dari venir kayu bintangur Callophyllum sp., perekat
fenol formaldehida, berat labur perekat 225 g m
-2
, dikempa dingin selama 30 menit dilanjutkan dengan kempa panas 125ºC selama 30 menit, memiliki nilai MOE
masing-masing sebesar 10 300 MPa atau 105 008.5 kg cm
-2
13 lapis dan 11 000 MPa atau 112 145 kg cm
-2
17 lapis.
82 Tabel 6.4. Ringkasan hasil uji nilai rata-rata pengaruh komposisi arah lapisan
terhadap sifat papan bambu komposit Sifat yang diuji
Nilai rata-rata yang dibandingkan Pengembangan lebar
A1 A2 A3 A4 1.52 1.14 0.42 0.39
Pengembangan tebal A4 A2 A1 A3
2.75 2.63 2.10 2.05
Keteguhan rekat kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 85,6 81,7 58,2 56,3
MOR uji datar kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 1 065 870 707 662
MOE uji datar 10
3
kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 140.1 124.5 99.4 93.0
MOR uji tegak kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 1 181 1 119 880 620
MOE uji tegak 10
3
kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 105.3 103.5 90.4 64.6
Keteguhan tekan kg cm
-2
A1 A2 A3 A4 580.2 465.8 374.7 283.3
Kekerasan sisi kg cm
-2
A4 A3 A2 A1 626.5 608.9 575.9 532
Kekerasan garis rekat kg cm
-2
A4 A2 A1 A3 650 621.2 539 538.2
_________ : tidak berbeda nyata
Hasil penelitian Rahman et al. 2012 menunjukkan bahwa bambu lapis 5 lapis yang dibuat dari sayatan bambu Melocanna baccifera, menggunakan perekat
urea formaldehida dengan berat labur perekat 300 g m
-2
, dikempa panas 115ºC selama 15 menit, memiliki nilai MOE sebesar 6176 MPa atau 62 964.3 kg cm
-2
, bambu lapis yang dibuat dari kombinasi sayatan bambu dengan venir kayu Bombax
ceiba nilai MOEnya sebesar 5276 MPa atau 53 788.8 kg cm
-2
, sedangkan nilai MOE kayu lapis dari kayu tersebut sebesar 3879 MPa atau 39 546.4 kg cm
-2
. Berdasarkan
83 uraian di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan nilai MOE papan bambu
komposit hasil penelitian ini dengan berbagai macam perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan MOE produk komposit lainnya.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
MO E
uj i te
g ak
10 3
k g
c m
-2
20 40
60 80
100 120
B1 B2
Gambar 6.9 MOE uji tegak papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Keteguhan tekan papan bambu komposit bervariasi 271.9 – 616.7 kg cm
-2
dengan rata-rata 426 kg cm
-2
Tabel 6.2 . Hasil analisa keragaman pada Tabel 6.3 menunjukkan bahwa keteguhan tekan papan bambu komposit sangat dipengaruhi
oleh komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat. Hasil uji beda pada Tabel 6.4 menunjukkan bahwa pengaruh komposisi arah lapisan terhadap
keteguhan tekan papan bambu komposit berbeda antara satu perlakuan dengan perlakuan lainnya. Semakin banyak lapisan silang penyusun papan bambu komposit
semakin rendah keteguhan tekan papan bambu komposit yang dihasilkan. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 6.10.
Pada Gambar 6.10 dapat dilihat juga bahwa perekatan muka luar dengan muka dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B1 menghasilkan papan bambu
komposit yang memiliki keteguhan tekan lebih tinggi dibandingkan dengan papan bambu komposit yang dibuat dengan kombinasi perekatan muka dalam dengan muka
dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B2. Hal ini terjadi karena muka luar bilah bambu memiliki kerapatan dan jumlah ikatan pembuluh yang lebih tinggi
dibanding muka dalam sehingga muka luar memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibanding dengan muka dalam. Oleh karena itu papan bambu komposit yang dibuat
dengan kombinasi perekatan muka luar dengan muka dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B1 memiliki keteguhan tekan yang lebih tinggi
dibanding dengan papan bambu komposit yang dibuat dengan kombinasi perekatan muka dalam dengan muka dalam antara lapisan luar dengan lapisan didekatnya B2.
Jika dibandingkan dengan klasifikasi kelas kuat kayu Indonesia Seng, 1964 maka
84 papan bambu komposit dengan komposisi arah lapisan A1 dan A2 setara dengan kayu
kelas kuat II, komposisi arah lapisan A3 setara dengan kayu kelas kuat III, dan komposisi arah lapisan A4 setara dengan kayu kelas kuat IV.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ete
g uh
an te
k an
k g
c m
-2
100 200
300 400
500 600
700 B1
B2
Gambar 6.10 Keteguhan tekan papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Bamboo Parallel Srip Lumber BPSL 7 lapis yang dibuat dari Dendrocalamus stricus dengan perekat fenol formaldehida, berat labur perekat 200 g m
-2
dan dikempa panas 120ºC selama 15 menit, memiliki keteguhan tekan sebesar 66.3 MPa
atau 676 kg cm
-2
, setara dengan kayu kelas kuat I Ahmad 2000. Papan bambu
lamina Laminated bamboo lumber atau LBL yang dibuat dari susunan bilah bambu secara mendatar atau horizontal memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 87.9 MPa
atau 896.1 kg cm
-2
, sedangkan yang bilahnya disusun secara tegak atau vertical memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 84.7 MPa atau 863.5 kg cm
-2
, kedua macam LBL tersebut setara dengan kayu kelas kuat I Rittironk dan Elnieiri 2008.
Hasil penelitian Sulastiningsih dan Nurwati 2009 menunjukkan bahwa keteguhan tekan papan bambu laminaPBL 3 lapis dan 5 lapis yang dibuat dari bilah
bambu tali Gigantochloa apus. direkat dengan tanin resorsinol formaldehida dan dicampur ekstender 20, berat labur 170 g m
-2
serta dikempa dingin selama 4 jam, memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 564.8 kg cm
-2
3 lapis dan 518.8 kg cm
-2
5 lapis, sedangkan yang dibuat dari bilah bambu mayan Gigantochloa robusta
memiliki nilai keteguhan tekan sebesar 572 kg cm
-2
3 lapis dan 503.2 kg cm
-2
5 lapis. PBL tersebut semuanya setara dengan kayu kelas kuat II. Bambu komposit 5
lapis semuanya sejajar serat yang dibuat dari bilah bambu Dendrocalamus strictus menggunakan perekat diglycidyl ether of bisphenol, memiliki nilai keteguhan tekan
rata-rata sebesar 80 MPa atau 815.6 kg cm
-2
setara dengan kayu kelas kuat I Verma dan Chariar 2012.
Salah satu kegunaan papan bambu komposit adalah untuk lantai. Oleh karena itu sifat yang sangat penting untuk diketahui sebagai bahan untuk lantai adalah sifat
85 kekerasannya baik kekerasan sisi maupun kekerasan garis rekat. Hasil pengujian sifat
mekanis pada Tabel 6.2 menunjukkan bahwa kekerasan sisi rata-rata papan bambu komposit pada penelitian ini bervariasi antara 511.8
– 662.5 kg cm
-2
dengan rata-rata 585.8 kg cm
-2
Gambar 6.11. Sedangkan kekerasan pada garis rekat bervariasi antara 521.5
– 689.5 kg cm
-2
dengan rata-rata 587.1 kg cm
-2
Gambar 6.12. Kekerasan pada garis rekat perlu diuji karena dalam penggunaannya terdapat
lantai bambu yang bahannya berupa papan bambu komposit dengan susunan bilah bambu secara tegak atau vertical, sehingga lebar bilah bambu merupakan tebal lantai
dan permukaan yang terdapat beberapa garis rekat merupakan muka lebar. Hasil analisa keragaman pada Tabel 6.3 menunjukkan bahwa kekerasan sisi dan kekerasan
garis rekat papan bambu komposit sangat dipengaruhi oleh komposisi arah lapisan sedangkan kombinasi muka bilah bambu yang direkat tidak memberikan pengaruh
yang nyata. Papan bambu komposit yang semua lapisan penyusunnya sejajar serat memiliki kekerasan sisi dan kekerasan garis rekat lebih rendah dibanding papan
bambu komposit lainnya. Di samping itu pengaruh komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah yang direkat terhadap kekerasan sisi papan bambu komposit
tidak berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi. Hal ini dapat dilihat dengan jelas pada Gambar 6.11 yang menunjukkan bahwa pengaruh masing-masing perlakuan
terhadap kekerasan sisi papan bambu komposit tidak selalu menunjukkan pola yang teratur.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ek
er asa
n si
si k
g c
m -2
200 400
600 800
B1 B2
Gambar 6.11 Kekerasan sisi papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Hasil uji beda pada Tabel 6.4 menunjukkan bahwa kekerasan sisi dari PBK dengan komposisi A3 tidak berbeda nyata dengan komposisi A4, akan tetapi berbeda
nyata dengan komposisi A1 dan A2. Sedangkan untuk kekerasan garis rekat, PBK dengan komposisi A1 tidak berbeda nyata dengan A2 dan A3 tetapi berbeda nyata
dengan komposisi A4. Adanya lapisan silang pada komposisi lapisan penyusun papan
86 bambu komposit meningkatkan nilai kekerasan sisi dan kekerasan garis rekat papan
bambu komposit yang dihasilkan.
Komposisi arah lapisan
A1 A2
A3 A4
K ek
er asa
n g
ar is
r ek
at k
g c
m -2
200 400
600 800
1000 B1
B2
Gambar 6.12 Kekerasan garis rekat papan bambu komposit dengan variasi komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah bambu yang direkat
Kekerasan sisi maupun kekerasan garis rekat papan bambu komposit hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding kekerasan sisi beberapa jenis kayu yang biasa
digunakan untuk lantai. Kekerasan sisi kayu jati dalam kondisi kering udara adalah 428 kg cm
-2
, kekerasan sisi kayu mahoni 271 – 392 kg cm
-2
Martawijaya et al. 1981, kekerasan sisi kayu merbau adalah 587 kg cm
-2
, dan kekerasan sisi kayu nyatoh adalah 302 kg cm
-2
Martawijaya et al. 1989. Sementara itu kekerasan sisi lantai bambu yang diperdagangkan di pasaran Amerika Serikat dan bambu lamina 3
lapis yang dibuat di laboratorium dengan menggunakan bambu moso dan permukaannya diberi lapisan bahan finishing, berturut-turut adalah 8 558 N atau
872.7 kgf dan 5465 N atau 557.3 kgf Lee dan Liu. 2003. Berdasarkan informasi yang telah diuraikan di atas maka PBK hasil penelitian ini dengan berbagai variasi
komposisi arah lapisan sangat sesuai digunakan sebagai bahan lantai.