22 63.70-178.27 MPa dengan rata-rata 175.8 MPa atau 1 791.4 kg cm
-2
ruas dan 80.5 MPa atau 820.3 kg cm
-2
buku.
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
K et
eguh an t
ar ik
k g
cm
-2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Nomor ruas setelah 1.5 m dari pangkal batang bambu Buku
Ruas
Gambar 2.7 Keteguhan tarik bambu andong Shao  et  al.  2010  mengemukakan  bahwa  keteguhan  tarik  bambu  moso  atau
Phyllostachys  pubescent  adalah  154.24  MPa  atau    1  570  kg  cm
-2
ruas  dan  102.7 MPa  atau  1  050.1  kg  cm
-2
buku.  Dengan  demikian  bambu  andong  memiliki keteguhan tarik lebih tinggi dibanding jenis bambu lain hasil penelitian terdahulu. Di
samping  itu  informasi  tersebut  di  atas  menguatkan  pendapat  bahwa  keteguhan  tarik bilah  bambu  pada  bagian  ruas  jauh  lebih  tinggi  dibanding  dengan  keteguhan  tarik
pada bagian buku.  Fenomena ini diduga berkaitan dengan kandungan lignin bambu andong  yang  lebih  tinggi  dibanding  jenis  bambu  lainnya,  lebih  jauh  Razak  2013
mengemukakan  bahwa  kandungan  lignin  pada  bagian  ruas  lebih  tinggi  dibanding bagian  buku  sehingga  kekuatannya  lebih  besar.  Di  samping  itu  Shao  et  al.  2010
menyatakan  bahwa  struktur  sel  pada  bagian  buku  lebih  kompleks  atau  tidak  teratur dibanding  bagian  ruas  sehingga  keteguhan  tarik  sejajar  seratnya  lebih  rendah
dibanding bagian ruas. Perbedaan struktur sel tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6. Berdasarkan informasi yang telah diuraikan di atas dapat dikemukakan bahwa bambu
andong  memiliki  keteguhan  tarik  lebih  tinggi  dibading  dengan  Guadua  superba,  D. giganteus, B. vulgaris, P. pubescent, G. brang, G. levis, G. scortechinii.
2.3.3.3 Keteguhan tekan bilah bambu andong
Hasil pengujian keteguhan tekan bilah bambu andong disajikan pada Tabel 2.8 dan Gambar 2.8. Bilah bambu andong yang digunakan dalam penelitian ini memiliki
nilai keteguhan tekan bervariasi antara 641.5 – 845.5 kg cm
-2
dengan rata-rata 763.1 kg  cm
-2
buku  dan  antara  526.3 –  825.5  kg  cm
-2
dengan  rata-rata  647.5  kg  cm
-2
ruas. Pada Tabel 2.8 dan Gambar 2.8 dapat diketahui bahwa keteguhan tekan bambu andong  pada  bagian  buku  jauh  lebih  tinggi  sekitar  15.1  dibanding  dengan
23 keteguhan tekan pada bagian ruas. Hasil ini sejalan dengan yang diperoleh Shao et al.
2010  yang  mengemukakan  bahwa  keteguhan  tekan  Phyllostachys  pubescent  56.4 MPa  atau  575  kg  cm
-2
ruas  dan  59.8  MPa  atau  609.66  kg  cm
-2
buku.    Bila berpedoman  pada  struktur  kerapatan  bambu  andong  yang  pada  bagian  buku  lebih
tinggi 0.72 gcm
-3
dibanding dengan bagian ruas 0.68 gcm
-3
, di mana diduga sifat kekuatannya  akan  berbanding  lurus  dengan  kerapatan,  maka  fenomena  seperti
tersebut di atas adalah wajar.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
K et
eguh an t
ek an
k g
cm
-2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Nomor ruas setelah 1.5 m dari pangkal batang bambu Buku
Ruas
Gambar 2.8 Keteguhan tekan bambu andong Hasil  penelitian  Abd.  Latif  et  al.  1993  menunjukkan  pola  peningkatan  nilai
keteguhan tekan Bambusa blumeana dari bagian pangkal batang bambu ke arah ujung batang  bambu.  B.  blumeana  memiliki  keteguhan  tekan  pada  bagian  pangkal  batang
bambu sebesar 25.33 MPa atau 258.1 kg cm
-2
,  bagian tengah sebesar 27.80 MPa atau 283.28 kg cm
-2
dan bagian ujung sebesar 28.85 MPa atau 294.00 kg cm
-2
. Keteguhan tekan rata-rata B. blumeana adalah 27.32 MPa atau 278.5 kg cm
-2
. Pola peningkatan keteguhan  tekan  bambu  dari  bagian  pangkal  batang  bambu  ke  arah  ujung  batang
bambu  hasil  penelitian  Abd.  Latif  et  al.  1993  sejalan  dengan  hasil  penelitian Ghavami  2008  khususnya  pada  Bambusa  vulgaris  dan  Dendrocalamus  giganteus.
Berdasarkan  informasi  yang  telah  diuraikan  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  bambu andong  memiliki  keteguhan  tekan  lebih  tinggi  dibading  dengan  B.  Blumeana,  P.
pubescent, dan D. giganteus.
2.4. Simpulan
Bambu  andong  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  memiliki  kandungan holoselulosa  62.12,  selulosa  42.62,  kandungan  lignin  30.96,  ekstraktif  larut
alkohol  benzen  3.26,  ekstraktif  larut  air  dingin  3.42,  ekstraktif  larut  air  panas 6.40,  ekstraktif  larut  dalam  NaOH  1  sebesar  14.27    dan  kadar  abu  3.24.