2 bentuk. Keuntungan tersebut berlaku juga dalam pengembangan produk bambu
komposit. Bambu komposit adalah suatu produk yang diperoleh dengan jalan
menggabungkan beberapa elemen bambu dengan menggunakan perekat. Macam produk bambu komposit tergantung dari jenis perekat dan bentuk elemen bambu yang
digunakan. Penerapan teknologi perekatan yang sudah maju dalam pembuatan bambu komposit dapat menghasilkan berbagai macam produk dengan berbagai macam
ukuran dan penampilan. Produk tersebut dapat dibuat dengan kualitas tinggi, penampilan yang sangat bagus dan bervariasi serta memberikan pilihan motif
penampilan yang berbeda dibanding motif penampilan kayu dan memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Masalah yang timbul dalam pemanfaatan bambu sebagai bahan kayu pertukangan adalah keterbatasan bentuk dan dimensinya. Dalam bentuk pipih bambu
mempunyai ketebalan yang relatif kecil tipis sehingga untuk menambah ketebalannya perlu dilakukan usaha laminasi. Kemajuan dalam teknologi perekatan
yang ada saat ini dapat mengatasi keterbatasan bentuk dan dimensi bambu sebagai bahan kayu pertukangan. Dengan menggunakan perekat tertentu, bambu yang bentuk
aslinya bulat dan berlubang dapat diolah menjadi produk perekatan bambu dengan dimensi dan kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Penelitian mengenai pengembangan papan bambu komposit sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dengan perbedaan antara lain jenis bambu yang
digunakan, bentuk elemen penyusun, jumlah dan arah lapisan, perlakuan pendahuluan, jenis perekat dan berat labur perekat serta kondisi pengempaan yang
diterapkan dalam pembuatan papan bambu komposit. Penelitian mengenai papan bambu komposit yang dibuat dari zephyr mat bambu moso Phyllostachys
pubescens menggunakan perekat berbasis resorsinol telah dilakukan oleh Nugroho dan Ando 2001. Penelitian pengembangan papan bambu komposit sebagai
substitusi kayu dengan elemen penyusun berupa untai atau strand dan bilah bambu juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti Lee dan Liu 2003, Sulastiningsih et al.
2005, Rittironk dan Elnieiri 2008, Correal dan Lopez 2008, Sulastiningsih dan Nurwati 2009, Correal dan Ramirez 2010, Mahdavi et al. 2011, Ahmad dan Kamke
2011, Sulastiningsih et al. 2012.
Pabrik bambu komposit yang ada di Indonesia saat ini hanya memanfaatkan bambu betung Dendrocalamus asper sebagai bahan bakunya. Produk bambu
komposit dari jenis bambu lain seperti bambu andong Gigantochloa pseudoarundinacea masih harus dikembangkan di berbagai tempat khususnya yang
memiliki potensi tanaman bambu cukup besar. Di samping itu papan bambu komposit yang ada saat ini masih perlu ditingkatkan kualitasnya agar diperoleh produk bambu
komposit baru yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Papan laminasi bersilang dari bambu andong merupakan salah satu produk bambu
komposit yang perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kualitas produk komposit seperti papan bambu komposit dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain
sifat bahan yang direkat jenis bambu, bentuk elemen penyusunnya, jenis perekat, komposisi dan berat labur perekat yang digunakan, komposisi arah lapisan serta
kondisi pengempaan yang diterapkan dalam proses pembuatannya. Papan laminasi
3 bersilang dari bambu atau papan bambu komposit merupakan salah satu produk
pengolahan bambu yang dapat berfungsi sebagai kayu pertukangan, sehingga penguasaan teknologi pembuatan papan bambu komposit mutlak diperlukan dan
disesuaikan dengan karakteristik jenis bambu tertentu yang ada di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Indonesia memiliki sumberdaya bambu yang cukup melimpah akan tetapi pemanfaatannya masih terbatas. Seiring dengan kondisi tersebut maka perlu
dilakukan diversifikasi pengolahan bambu di mana produk yang dihasilkan dapat berfungsi sebagai kayu pertukangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
dengan mengembangkan produk pengolahan bambu berupa papan laminasi bersilang berkualitas tinggi yang dapat berfungsi sebagai kayu pertukangan. Pengembangan
papan komposit tersebut dilakukan dengan menggunakan bilah bambu sebagai elemen penyusunnya agar diperoleh permukaan yang rata dan utuh sedangkan perekat
yang digunakan adalah perekat bebas formaldehida yaitu isosianat. Kualitas papan komposit dari bambu sebagai kayu pertukangan ditentukan oleh sejumlah faktor
antara lain sifat dasar bambu, keberadaan dan posisi buku pada bilah bambu, berat labur dan waktu kempa yang diterapkan dalam proses pembuatan papan komposit,
arah lapisan serta kombinasi perekatan muka bilah penyusun papan komposit.
Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah karakteristik bambu andong sebagai bahan baku papan
komposit? b. Bagaimanakah respon atau kesesuaian bambu andong terhadap perekat isosianat
yang digunakan dalam pembuatan papan komposit? c. Bagaimanakah pengaruh adanya buku, variasi berat labur perekat dan waktu
kempa terhadap sifat papan komposit yang dihasilkan? d. Bagaimanakah pengaruh komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah
bambu yang direkat terhadap sifat papan komposit yang dihasilkan? e. Bagaimanakah pengaruh jenis dan kekentalan bahan finishing terhadap kualitas
hasil finishing papan komposit?
1.3 Tujuan Penelitian
Secara keseluruhan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan papan laminasi bersilang berkualitas tinggi dari bambu andong Gigantochloa pseudoarundinacea
yang dapat berfungsi sebagai kayu pertukangan, melalui kajian karakteristik produk yang dihasilkan pada berbagai kondisi pembuatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara ilmiah mengenai karakteristik bambu andong G. pseudoarundinacea sebagai bahan baku
4 papan laminasi bersilang serta informasi teknik pembuatan papan laminasi bersilang
berkualitas tinggi dari bambu andong yang dapat digunakan sebagai substitusi kayu pertukangan. Manfaat lain dari penelitian ini adalah memberi informasi penggunaan
perekat isosianat dalam pembuatan papan komposit dari bambu yang sesuai untuk industri kecil, memberi informasi alternatif pilihan penampilan bahan baku selain
kayu, dan memberi informasi mengenai bahan finishing serta aplikasinya yang sesuai untuk papan komposit dari bambu andong.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Data karakterisasi bambu andong dapat dijadikan landasan untuk pengembangan bambu andong sebagai bahan papan komposit.
2. Kualitas papan komposit diduga dipengaruhi oleh respon bambu andong terhadap perekat isosianat
3. Keberadaan buku pada bilah bambu, berat labur perekat dan waktu kempa berpengaruh terhadap kualitas papan komposit.
4. Komposisi arah lapisan penyusun papan serta kombinasi muka bilah bambu yang direkat berpengaruh terhadap kualitas papan komposit.
5. Jenis bahan finishing dapat menentukan kualitas tampilan papan bambu komposit.
1.6 Novelty Penelitian
Terciptanya prototipe papan laminasi bersilang yang berkualitas tinggi dari bambu andong.
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terdiri atas enam tahap yang meliputi karakterisasi bambu andong sebagai bahan baku papan komposit, kesesuaian bambu andong dengan perekat
isosianat, pengaruh adanya buku, pengaruh berat labur perekat dan waktu kempa, pengaruh komposisi arah lapisan dan kombinasi muka bilah yang direkat terhadap
kualitas papan komposit yang dihasilkan, serta pengaruh jenis bahan finishing dan kekentalannya terhadap kualitas hasil fininshing atau penampilan papan komposit.
Penelitian tahap pertama, eksplorasi untuk mendapatkan data dasar dari bambu andong meliputi komponen kimia bambu andong, sifat fisis dan mekanis bambu
andong. Penelitian tahap kedua, mempelajari respon atau kesesuaian bambu andong terhadap perekat isosianat dengan cara menguji keteguhan rekat laminasi bambu
andong dengan perekat isosianat baik dalam kondisi kering maupun basah.
Penelitian tahap ketiga, mempelajari pengaruh keberadaan buku pada bilah bambu penyusun papan komposit terhadap sifat papan yang dihasilkan. Papan bambu