4 sedikitnya PKL yang pernah mengikuti pembinaan usaha karena kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai program ini, dan penolakan relokasi.
2.2. Dilematis Pasar Tradisonal antara Pembangunan dan Penggusuran
Pembangunan fisik biasanya menjadi prioritas utama dalam berbagai program pembangunan yang dilakukan. Sehingga berimplikasi pada tidak humanisnya suatu
program pembangunan. Membangun dan menggusur menjadi dua hal yang tak terpisahkan dalam perkembangan kota dewasa ini.
Pembangunan melalui penggusuran merupakan sebuah kebijakan yang tidak memperhatikan kaum marginal sebagai warga Negara yang berhak dilindungi. Sepertinya
pembangunan dalam perspektif konvensional masih mendominasi berbagai kebijakan yang menyangkut kaum marginal saat ini. Walaupun pembangunan tipe itu sudah tidak
relevan diterapkan dewasa ini.
Sektor informal kini menjadi kebijakan eksplisit dalam pembangunan Nasional, yang mana sektor informal diharapkan dapat berperan sebagai katup penyelamat dalam
menghadapi masalah lapangan kerja bagi angkatan kerja yang tidak dapat terserap dalam sektor modernformal. Salah satu wujud dari sektor informal adalah kegiatan Pedagang
Kaki Lima, kegiatan ini timbul karena tidak terpenuhinya kebutuhan pelayanan oleh kegiatan formal yang mana kegiatan mereka sering menimbulkan gangguan terhadap
lingkungannya dan sering dipojokkan sebagai penyebab timbulnya berbagai permasalahan. http:faozangea.blogspot.com200909deskripsi-masalah-implementasi
diakses pada hari Kamis 07-01-2011 15.45
Universitas Sumatera Utara
Keberadaan Pedagang Kaki Lima PKL pada saat ini memiliki permasalahan yang sangat dilematis. Hal ini disebabkan karena pada satu sisi PKL mampu mengatasi
masalah pengangguran secara keseluruhan, namun disisi lain PKL mengakibatkan terganggunya aspek ketertiban umum yang menjadi salah satu syarat ideal suatu kota
Kurniadi dan Tangkisilan, 2006:1. Fenomena PKL sebagai suatu pekerjaan penting dan khas dalam sektor informal memberikan konsekuensi bagi Pemerintah Kota untuk dapat
melaksanakan ketentuan yang berlaku untuk menjamin tertibnya kota. Saat ini sektor informal di daerah perkotaan menunjukkan pertumbuhan yang
pesat. Membengkaknya sektor informal memiliki kaitan dengan berkurangnya sektor formal dalam menyerap pertambahan tenaga kerja di kota. Disisi lain pertambahan
angkatan kerja sebagai akibat migrasi ke kota lebih pesat daripada pertumbuhan kesempatan kerja. Akibatnya terjadi pengangguran terutama di kalangan usia muda dan
terdidik, yang diikuti membengkaknya sektor informal Effendi, 1988:2 PKL sebagai sektor informal perkotaan tumbuh tanpa terencana dan memiliki
bentuk serta keragaman jasa pelayanannya, membuat karakter PKL menjadi beragam pula masalah yang timbul di wilayah berdagangnya. Setiap PKL akan memiliki tingkat
gangguan berbeda terhadap kepentingan publik bilamana dia menetap ataupun bilamana PKL berpindah-pindah tempat. Permasalahan umum yang terjadi di negara berkembang
seperti di Indonesia adalah bahwa sektor informal seperti PKL sering tidak diperhitungkan atau terpinggirkan dalam penataan ruang, sehingga seringkali PKL tidak
memiliki alokasi ruang khusus yang mengakibatkan PKL sering berbenturan dengan ruang publik.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kebijakan Pemerintah Kota Medan Terkait dengan Pedagang Kaki Lima