Profil Informan Profil pedagang di Pasar Meranti lama dan baru

“jualan disini beda dengan disana, disini mau jual dengan harga murah aja sudah untung bisa terjual, apalagi kalau menjual barang-barang yang lebih mahal dan berkualitas lebih baik. Tidak kayak di pajak sana pembelinya banyak orang china”

4.5 Profil Informan Profil pedagang di Pasar Meranti lama dan baru

Nama : Ahan Jenis Kelamin : laki laki Usia : 55 tahun Alamat : Jl.Pws Gang Mulyo Jenis Pedagang: Pedagang sembako Lokasi : Pasar Meranti Baru Gang Kandak Bapak.Ahan merupakan pedagang di Pasar Meranti baru yang telah direlokasikan pemerintah pada bulan Februari 2011 yang lalu. Bapak.Ahan ini merupakan pedagang etnis china yang bermukim di sekitar lokasi Pasar Meranti lama dan Pembangunan Jalan Baru. Bapak.ahan diwawancarai disela-sela aktivitasnya berjualan, yang pada saat itu saya jumpai di kiosnya yang berada di Pasar Meranti Baru. Melalui hasil wawancara yang telah saya lakukan dengannya di dapatkan beberapa informasi mengenai hal relokasi Pasar Meranti dan Pembangunan Jalan Baru. Ketika ditanyai mengenai sejarah Pasar Meranti dan riwayatnya berdagang, bapak Ahan menjawab ia sudah cukup lama berjualan di Pasar Meranti, sudah sejak 25 puluh tahun yang lalu. Lalu ketika ditanyai Universitas Sumatera Utara mengenai pemindahan para pedagang ia mengakui bahwa relokasi Pasar Meranti cukup memberikan dampak yang begitu berat pada kehidupannya. Pasca relokasi ke pasar yang baru ia mengalami penurunan pendapatan hingga 80 setiap harinya. Disamping itu ia juga mengeluhkan ukuran kios yang didapatkannya tidak sesuai dengan apa yang ia jual. Melalui hasil observasi saya melihat sendiri dagangan yang dijual adalah bahan-bahan sembako, dan yang saya lihat adalah dagangan Bapak.Ahan tersebut terpaksa harus berada di luar kios, tetpatnya yang berada di depan kiosnya. Hal ini dilakukannya karena kterbatasan ukuran membuat ia sulit untuk meletakkan barang dagangannya. Dapat dipastikan apabila setiap pedagang melakukan hal seperti ini dapat diprediksi yang terjadi adalh ketidakteraturan Pasar yang menimbulkan ketidaknyamanan bagi para pedagang. Khususnya Bagi pedagang yang hendsk melintas di depan kiosnya tentu akan merasa kesulitan. Ketika diwawancarai mengenai alasan ia bertahan berjualan di lokasi Pasar yang baru dikarenakan tidak mempunyai tempat jualan lain. Dan merupakan satu-satunya pilihan baginya. Karena baginya tidak mungkin untuk kembali lagi kelokasi yang lama dan membuat kios instan baru. Baginya Relokasi Pasar Meranti dan Pembangunan Jalan Baru membawa keuntungan dan kerugian secara bersamaan. Disatu sisi dengan dipindahkan ke Lokasi Pasar Meranti yang Baru membuat ia mengalami penurunan pendapatan dan disisi lain lokasi rumahnya yang berada disekitar Pembangunan Jalan baru membawa keuntungan baginya. Adapun manfaat yang dirasakannya adalah semakin terbukanya akses untuk mencapai rumahnya dan tentunya meningkatkan nilai jual rumah. Dan harapan ia untuk Hal Relokasi Pasar Meranti adalah agar semua pedagang yang Universitas Sumatera Utara berada di Lokasi yang lama serentak semua dipindahkan dan tidak ada lagi yang kembali berjualan. Menurutnya dengan begitu Pasar Tradisional Meranti dapat bertahan dan maju. Nama : Hayati Tarigan Jenis Kelamin : perempuan Usia : 46 tahun Alamat : Pancur Batu Jenis Pedagang: pedagang buah Lokasi ; Pasar Meranti Lama Ibu Hayati merupakan pedagang yang berada di Pasar Meranti Lama. Adapun jenis dagangan yang dijualnya adalah buah-buahan. Ibu Hayati merupakan Pedagang yang sudah pernah direlokasikan oleh pemerintah dan kembali lagi ke lokasi semula dengan mendirikan kios instan. Ibu hayati bukan merupakan penduduk asli daerah setempat. Dengan keadaan kondisi rumahnya yang cukup jauh membuatnya harus bisa memetik hasil yang baik dari hasil jualannya. Ibu hayati disela-sela aktivitas berdagangnya ia mengatakan bahwa sangat sulit untuk berjualan di Lokasi kios yang baru dikarenakan tidal laris dagangannya. Ia mengatakan bahwa jangankan untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga, untuk menutupi modal saja pun tidak bisa. Menurut tanggapannya dengan keberadaan lokasi Pasar yang tidak strategis membuat pembeli malas untuk berbelanja. Pembeli pastinya mau lokasi yang praktis dan Universitas Sumatera Utara mudah dicapai. Ia mengatakan bahwa ia akan tetap berjualan di Pasar ini sampai pemerintah benar-benar tegas melakukan penggusuran. Dan menurutnya ia tidak salah karena ia tidak menggunakan badan jalan ataupun sarana umum, karena ia menggunakan lahan pekarangan milik warga yang disewanya. Ia juga mengatakan bahwa sudah pernah ada penertiban terhadap para pedagang yang kembali ke lokasi semula, namun tetap saja esok harinya kami disini kembali berjualan. Dan berdasarkan wawancara juga diketahui bahwa di lokasi Pasar Meranti yang baru ia juga mengalami penurunan pendapatan. Kalau yang tadinya sebelum direlokasikan ia mampu untuk menabung dari hasil jualannya, sekarang ia hanya mampu untuk menutupi kebutuhan pokok saja. Dan menurutnya itu jauh lebih baik dibandingkan dengan berjualan di Lokasi Pasar Meranti Baru yang sama sekali tidak mendapatkan keuntungan. Adapun harapan ibu Hayati dalam hal Relokasi Pasar Meranti adalah pemerintah tidak menertibkan mereka yang kembali ke lokasi lama dan ia juga berharap untuk lokasi Pasar Meranti yang lama diberikan kesempatan untuk menjadi Pedagang yang sah dan legal. Nama : Sugianto N Jenis Kelamin : laki laki Usia : 55 tahun Alamat : Jl.meranti Jenis Pedagang: pedagang pecah belah Lokasi : Pasar Meranti Lama Universitas Sumatera Utara Bapak Sugianto merupakan pedagang asli Pasar Meranti yang aktivitas berjualan sehari-harinya adalah berjualan barang pecah belah dan bahan-bahan kain serta ia juga menerima jasa menjahit. Pada kios bapak.Sugianto yang sebelum direlokasikan ukurannya cukup besar. Dan barang dagangan yang dijualnya juga jumlahnya banyak, dapat dikatakan kiosnya merupakan kios yang terbesar di lokasi Pasar Meranti Lama. Saat ini Bapak.Sugianto berjualan di halaman rumahnya yang berada tepat di Pasar Meranti Lama. Jaraknya hanya sekiar 20 meter dari lokasi kiosnya yang lama. Bapak.Sugianto merupakan pedagang yang mendapatkan kios di lokasi yang baru dan merupakan pedagang yang direlokasikan oleh Pemerintah. Di lokasi kios yang baru ia hanya memperoleh kios dengan ukuran 2m x 2m tentu saja ukuran kios tersebut tidak cukup untuk menampung daganngannya. Dan dengan alasan tersebut lah ia tidak mau tetap bertahan di lokasi yang baru. Bapak.Sugianto meskipun tidak berjualan di lokasi pasar yang baru, namun ia tetap meletakkan beberapa barang dagangannya di kios tersebut. Hal ini dilakukannya agar hak atas pemakaian kios tersebut tidak hangus. Karena menurut peraturan yang dikeluarkan oleh PD.Pasar diketahui bahwa apabila dalam waktu maksimal 14 hari para pedagang tidak menepati kiosnya dan berjualan, maka hak pakain atas kios tersebut dianggap gugur. Menurutnya agak sulit juga untuk berjualan di lokasi Pasar yang baru, karena ia sudah mempunyai banyak langganan di lokasi yang lama. Ia juga mengatakan bahwa konsumen yang berada di Pasar Meranti lama berbeda dengan di lokasi baru. Kalau di lokasi Pasar yang baru mayoritas pembelinya adalah penduduk pribumi, sedangkan di lokasi yang lama mayoritas pembelinya adalah warga etnis china dan Universitas Sumatera Utara patinya tingkat daya belinya lebih tinggi. Hal ini wajar saja terjadi dikarenakan penduduk yang berada disekitar lokasi Pasar Meranti lama merupakan mayorita etnis china. Tidak hanya berjualan di halaman rumah yang baru disewanya saja, bapak.Sugiantom juha membuka lapak kaki lima di badan Jalan Meranti. Ia membuka lapak berjualan obral barang-barang pecah belah seperti piring, gelas, mangkuk, gayung, tong sampah, dsb. Tentu saja dengan keberadaan aktivitasnya berjualan di lapak kai lima menambah kesemrawutan ujung jalan yang baru dibangun. Dan ketika ditanyai prihal mengenai peraturan daerah mengenai larangan berjualan diatas badan jalan ia mengetahuinya dan menyadari dampaknya terhadap lingkungan keindahan kota. Tetapi tetap saja peraturan tersebut tidak dihiraukannya, karena baginya mata pencaharian jauh lebih penting dari pada hal lainnya. Bagiya lebih baik mngeluarkan uang sewa untuk rumah di lokasi yang lama daripada di lokasi pasar yang baru yang tidak menghasilkan keuntungan baginya. Dan ketika ditanyai mengenai kenyamanan lokasi pasar yang baru ia mengakui bahwa lokasi pasar yang baru cukup nyaman, karena terhindar daripanas hujan dan becek, namun tetap saja kondisi tersebut tidak mengubah lokasi berjualannya. Adapun harapan selanjutnya dalam hal relokasi ini adalah Pasar Tradisional Meranti tetap beraktivitas dan kalaupun benar-benar digusur baginya tidak menjadi masalah, karena ia berjualan di halan rumah, sehingga tidak mungkin untuk digusur. Profil Informan Masyarakat yang tinggal di sekitar Pasar Meranti dan Pembangunan Jalan baru Nama : Hadijah Nst Universitas Sumatera Utara Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 42 Tahun Alamat : Jl. Iskandar Muda Baru Gang.Warga Gang,Baru Pekerjaan : Pedagang Ibu Hadijah merupakan penduduk asli di lokasi Relokasi Pasar Meranti dan Pembangunan Jalan Baru. Ia sudah tinggal di daerah ini sejak dilahirkan. Ibu hadijah rumahnya berjarak sekitar 100 meter dari jalan baru yang sedang dibangun. Awalnya depan Gang rumah ibu.Hadijah ini merupakan deretan kios-kios Pasar Meranti yang setiap harinya beraktivitas dengan sangat ramai. Pada awalnya lokasi disekitar gang meuju masuk kerumahnya tidak dapat dilalui oleh kendraan roda empat, kerena dipenuhi oleh aktivitas para pedagang dan kondisinya dahulu sangat menampilkan kesan kumuh. Dikelilingi oleh kios-kios tidak permanen dengan sampah sisa aktivitas pasar yang berserarakan. Dan saat ini lokasi yang kumuh tersebut telah berubah menjadi Jalan raya yang telah diaspal dan diperlebar, hal ini tentu saja meningkatkan nilai keindahan lingkungan tersebut. Selain sebagai penduduk asli di daerah lokasi Pemabangunan Jalan Baru Ibu.Hadijah juga merupakan pedagang di Pasar Meranti baru Ibu Hadijah berjualan di Pasar Meranti baru serentak dengan pedagang lainnya yang ikut direlokasikan. Adapun jenis dagangan yang dijualnya adalah pakaian. Didalam kios berukuran 2m x 2m ia membuka usaha pakaiannya. Letak ios yang didapatkan oleh Ibu.Hadijah kurang begitu baik, letak kiosnya berada di deretan paling belakang dan jarang dilalui oleh para pembeli. Ibu hanya dalam hitungan bulan saja bertahan di lokasi kios yang baru. Setelah Universitas Sumatera Utara tujuh bulan berjualan di lokasi Pasar yang baru, ia memutuskan untuk berhenti berjualan dikarenakan pendapatan yang didapatkannya tidak mencukupi kebutuhannya dan pada akhirnya menghabiskan waktu dan biaya operasional. Melalui hasi wawancara dengannya, ia mengatakan bahwa untuk menjual satu potong pakaian saja sulit apa lagi untuk menjual banyak potong pakaian, padahal untung yang didapat dari satu potong pakaian tersebut tidak seberapa. Ia juga bercerita sering mengalami kerugian, dikarenakan tidak buka dasar, seperti istilah para pedagang atau bisa diartikan tidak ada yang laku dalam satu harian. Tentu saja hal ini membuatnya semakin mantap untuk berhenti berjualan. menurutnya saat ini kios di lokasi Pasar yang baru banyak yang ditinggalkan oleh para pedagangnya dikarenakan alasan yang sama seperti dirinya. Ketika ditanyai mengenai keuntungan dan kerugian dengan adanya Relokasi Pasar Meranti dan Pembangunan Jalan Baru ia mengatakan bahwa ada banyak keuntungan dan kerugian, diantaranya adalah; dengan dibuka dan diperlebarnya jalan baru membuat nilai jual rumahnya semakin meningkatkan nilai keindahan lingkungannya dan memudahkan akses untuk menuju kerumahnya. Apa lagi dengan terebukanya jalan tersebut membuat semakin mudah dan dekatt dengan Pusat Perbelanjaan Plaza Medan Fair. Adapun kerugian yang dirasakannya adalah kesemrawutan jalan yang semakin bertmambah di ujung jalan Meranti, akibat adanya aktivitas Pasar Lama yang membuatnya sulit untuk melintas, dan kerugian lainnya adalah penurunan pendapatan yang dirasakannya. Universitas Sumatera Utara BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Proses Pembangunan Jalan Baru