Proses Pembangunan Jalan Baru

BAB V TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Proses Pembangunan Jalan Baru

Jalan Warga adalah jalan baru yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2010.. Awalnya jalan ini bernama Gang Warga yang menghubungkan Jalan Gatot Subroto dengan Jalan Meranti, persis di sisi barat Medan Fair Plaza. Pada awalnya gang Warga ini hanya mempunyai lebar 5 meter .Panjangnya sekitar lebih kurang 800 meter dengan anggaran sekitar Rp 1,5 miliar dari APBD, dan setelah adanya rancangan pembangunan jalan baru. Mulai dilakukan pembebasan lahan milik warga Pembebasan lahan dimulai sejak 2004, pembebasan lahan ini dengan cara memberikan ganti rugi kepada para warga yang rumah ataupun lahannya terkena pembangunan jalan. Meskipun penggantian lahan ini dibayar dengan harga yang cukup tinggi oleh Pemerintah. Namun tetap saja proses penggantian rumah penduduk tersebut sedikit menuai konflik bagi beberapa warga yang tidak mau pindah. Seperti penuturan salah seorang warga yang bermukim di daerah pembangunan jalan baru, ia mengatakan “ “ banyak konflik dalam proses pembangunan jalan ini, sudah lama prosesnya tetapi tidak selesai-selesai. Ada bebarapa warga yang tidak cocok harga ganti rumahnya, namun sekarang saya lihat sudah selesai dan mereka pindah. Mau gak mau mereka pindah. Karena rumah yang lain sudah diratakan tanah semuanya” Wawancara Maret 2011 Ada juga beberapa warga yang rumahnya sudah diganti oleh Pemerintah, namun masih ditempati sampai pada akhirnya pembangunan jalan berlangsung. Dan pada Universitas Sumatera Utara akhirnya beberapa rumah yang sebelumnya menolak untuk diganti rugi, akhirnya menerima ganti rugi tersebut dan pindah dari rumah teresbut. Pembangunan jalan baru ini merupakan alasan relokasi pasar Meranti, yang karenanya akan dibangun jalan baru sebagai alternatif kemacetan kota, Dan pada dasarnya tujuan Pengoperasian Jalan Warga ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Jalan Gatot Subroto yang akan dikembalikan menjadi dua arah. Dan kemudian dibukalah jalan baru yang berada di gang.warga yang di lokasi tersebut terdapat sebuah Pasar Tradisional. Adapun penggusuran ataupun relokasi Pasar Tradisonal ini berdasarkan Peraturan daerah kota Medan yang melarang adanya kegiatan berjualan diatas Parit ataupun badan jalan. Proses awal pembangunan Jalan tersebut yang pertama adalah pembebasan lahan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dan yang kedua adalah relokasi pasar meranti lama ke pasar Meranti baru yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun proses selanjutnya adalah dengan menghancurkan rumah-rumah yang telah diganti rugi oleh pemerintah dan meratakannya. Proses selanjutnya adalah, membuka kios-kios yang ada di Pasar Meranti lama, membersihkan sisa-sisa kiosk dan meratakannya. Proses selanjutnya adalah penimbunan tanah, pembangunan drainase, penimbunan tanah kembali, meratakan tanah dan pengaspalan. Universitas Sumatera Utara Gambar 1 Pembangunan drainase pada jalan baru Proses Pembangunan jalan baru tidak langsung dilaksanakan setelah Pasar Meranti direlokasikan ke lokasi yang baru. Lahan pembangunan jalan ini sempat tertinggal beberapa bulan, sebelum kemudian dimulai sedikit demi sedikit pembangunan jalannya. Dan menurut salah seorang warga yang bermukim di lokasi pembangunan jalan baru, ia mengatakan; “ proses pembangunan jalan ini sempat tersendat-sendat. Proses yang pertama adalah penggusuran para pedagang, meratakan dan merapikan kios-kios, penimbunan dan pembuatan saluran air yang tadinya parit, kemudian dibangun dan dibuat jadi padat dan ditimbun” wawancara Maret 2011 Kemudian selanjutnya adalah diaspal Proses awal pembangunan jalan baru dimulai sekitar 3 bulan setelah Pasar Meranti direlokasikan dan jarak antara tahap pembangunan jalan yang satu dengan tahap berikutnya memakan waktu yang cukup lama. Contohnya saja pembangunan jalan yang telah memasuki pembuatan drainase sempat terhenti beberapa bulan, lalu kemudian dilanjutkan lagi. Dapat dikatakan proses pembangunan jalan baru ini tidak berlangsung dengan efektif. Dan efek langsung yang terlihat adalah para pedagang beranggapan pembangunan tersebut terhenti sehingga Universitas Sumatera Utara mereka bebas untuk berjualan kembali, buktinya saja para pedagang di Pasar Meranti lama semakin menjamur tidak hanya dikala pembangunan jalan terhenti, tetapi ketika pembangunan jalan sedang berlangsung pun mereka tetap berjualan. Seperti yang dituturkan oleh seorang pedagang yang berada di Pasar Meranti lama, ia mengatakan ; “ jalan ini pun belum tahu kapan selesai pembangunan dan peresminannya, pembangunannya pun tidak maksimal. Kan belum beroperasi resmi jalan ini jadi kami tetap berjualan disini, sampai nanti pada akhirnya memang sudah tidak bisa bertahan lagi” wawancara Maret 2011 Dan bukti konkret yang paling nyata adalah sampai dengan saat ini pembangunan tersebut telah mencapai tahapan pengaspalan, namun belum ada kejelasan kapan diresmikan jalan tersebut dan bagaimana jalur kendaraan yang digunakan apakah satu arah atau dua arah. Tetapi melalui hasil observasi dan beberapa informasi dari Media yang saya dapatkan, diketahui jalan ini akan dipergunakan untuk dua arah. Hal ini terbukti dengan adanya dua jalur jalan. Yang dipisahkan oleh trotoar jalan. Namun dalam proses pembangunan jalan ini adapun yang tampak belum selesai dibangun adalah totoar jalan. Trotoar jalan yang belum dibangun, terlihat dari adanya jarak antara jalur jalan yang satu dengan yang disebelahnya masih berupa tanah yang belum diaspal sebagai pemisah. Pengaspalan jalan baru ini telah selesai dibangun pada awal tahun 2011, namun hingga saat ini belum ada kejelasan bagaimana lanjutan pembangunan jalan tersebut. Dan menurut salah seorang pedagang di Pasar Meranti ia mengatakan : “ jalan ini saja belum jelas kapan diresmikan, selagi masih belum diresmikan apa salahnya kami tetap berjualan disini. Kecuali kalau memang sudah benar-benar digunakan dan diresmikan” Wawancara Maret 2011 Universitas Sumatera Utara Gambar 2 Proses pengaspalan pada pembangunan jalan baru

5.2. Proses relokasi Pasar Meranti