Pembangunan Jalan Teori Fenomenologi

2.7. Pembangunan Jalan

Sektor pembangunan mendasar adalah pembangunan infrastruktur jalan raya, rencana pembangunan dan peningkatan ruas jalan yang ada. Pembangunan jalan secara umum menjadi sangat penting, mengingat jalan raya bagian dari sistem transportasi darat yang sangat diperlukan untuk mendukung kegiatan di berbagai sektor kehidupan masyarakat. Pembangunan jalan sangat diperlukan untuk menopang pelaksanaan pembangunan di bidang lain, yang ditujukan untuk keseimbangan dan pemerataan pelaksanaan pembangunan serta pengembangan wilayah. Pembangunan jalan diperlukan dalam rangka pembentukan pola tata ruang dan struktur ruang. Pembangunan jalan baru akan membuka pergerakan ekonomi, menambah peluang kerja bagi masyarakat. Pembebasan tanah dengan harga tanah yang tinggi sekitar projek pembangunan jalan baru. http:www.facebook.comtopic.php?uid=89153810565topic=18726post=7506 Diakses pada hari Minggu 12-12-10 Pukul 13.20.

2.8. Teori Fenomenologi

Menurut Smith fenomenologi adalah sebuah upaya untuk memahami kesadaran sebagaimana dialami dari sudut pandang orang pertama. Secara literal fenomenologi adalah studi tentang fenomena, atau tentang segala sesuatu yang tampak bagi kita di dalam pengalaman subyektif, atau tentang bagaimana kita mengalami segala Universitas Sumatera Utara sesuatu di sekitar kita. Setiap orang pada dasarnya pernah melakukan praktek fenomenologi. Dengan demikian fenomenologi adalah upaya untuk memahami kesadaran dari sudut pandang subyektif orang terkait. Pendekatan ini tentu saja berbeda dengan pendekatan ilmu pengetahuan saraf neuroscience, yang berusaha memahami cara kerja kesadaran manusia di dalam otak dan saraf, yakni dengan menggunakan sudut pandang pengamat. Neurosains lebih melihat fenomena kesadaran sebagai fenomena biologis. Sementara deskripsi fenomenologis lebih melihat pengalaman manusia sebagaimana ia mengalaminya, yakni dari sudut pandang orang pertama. Fenomenologi berusaha memahami budaya lewat pandangan pemilik budaya atau pelakunya. Menurut paham fenomenologi, ilmu bukanlah values free, bebas nilai dari apa pun, melainkan values bound, memiliki hubungan dengan nilai. Dalam penelitian budaya, perkembangan pendekatan fenomeno-logi tidak dipengaruhi secara langsung oleh filsafat fenomenologi, tetapi oleh perkembangan dalam pendefinisian konsep kebudayaan. Dalam hal ini, fenomenolog Edmun Husserl Muhadjir, 1998:12-13 menyatakan bahwa obyek ilmu itu tidak terbatas pada yang empirik sensual, melainkan mencakup fenomena yang tidak lain terdiri dari persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek yang menuntut pendekatan holistik, mendudukkan obyek penelitian dalam suatu kontsruksi ganda, melihat obyeknya dalam suatu konteks natural, dan bukan parsial. Karena itu dalam fenomenologi lebih menggunakan tata pikir logik daripada sekedar linier kausal. Tujuan penelitian fenomenologi budaya adalah ke arah membangun ilmu ideografik budaya itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Metode kualitatif fenomenologi berlandaskan pada empat kebenaran, yaitu kebenaran empirik sensual, kebenaran empirik logik, kebenaran empirik etik, dan kebenaran empirik transenden. Atas dasar cara mencapai kebenaran ini, fenomenologi menghendaki kesatuan antara subyek peneliti dengan pendukung obyek penelitian. Keterlibatan subyek peneliti di lapangan dan penghayatan fenomena yang dialami menjadi salah satu ciri utama. Hal tersebut juga seperti dikatakan Moleong 1988:7-8 bahwa pendekatan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan- kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Peneliti fenomenologi tidak berasumsi bahwa peneliti menge-tahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti. Maka dari itu, inkuiri dimulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk menangkap pengertian sesuatu yang diteliti. Yang ditekankan adalah aspek subyek dari perilaku orang. http:veggy.wetpaint.compageFenomenologi,+Hermeneutika+dan+Positivisme oleh : Reza A.A Wattimena diakses pada hari Senin 07 Februauri 2011

2.9. Defenisi Konsep