Kondisi Sosial di Lingkungan Masyarakat sekitar Pasar Meranti Lama

sehingga mereka membuka tempat parkir di halaman rumah meskipun lahannya sempit. Adapun biaya parkir yang dikutip oleh pemilik rumah adalah Rp.1000 sepeda motor.

5.5.5. Kondisi Sosial di Lingkungan Masyarakat sekitar Pasar Meranti Lama

Di sekitar pasar meranti lama adapun perubahan yang terjadi adalah warga membuka lapak ataupun kios-kios dagangan di halaman rumah mereka. Dengan begitu pemerintah tidak bisa melakukan relokasi kepada para pedagang, karena sebagian warga berjualan di halaman rumah-rumah penduduk. Tidak semua pedagang yang berjualan di halaman rumah merupakan pemilik rumah tersebut. Sebagian dari mereka menyewa pada pemilik rumah untuk menggunakan halamannya.seperti penuturan salah seorang pedagang di Pasar Meranti Lama, ia mengatakan; “ kami kan berjualan tidak di badan jalan, jadi kami kan tidak salah. Kami berjualan di halaman rumah warga dan membayar sewa kepada pemilik rumahnya. Lebih baik lah disini kami bayar uang sewa kepada pemilik halaman ataupun rumah, daripada disana gratis tapi tidak menghasilkan” Pasar Meranti lama seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, Pasar ini terletak di badan jalan Meranti dan badan Jalan Iskandar Muda Baru Pembangunan Jalan Baru. Para pedagang sebagaian berjualan di pekarangan milik warga dengan kios- kios yang dibangun darurat. Adapaun jam beroperasi Pasar ini adalah mulai dari jam 06.00 pagi sampai dengan jam 14.00 WIB., tetapi waktu berjualan yang paling ramai adalah mulai dari jam 07.00 pagi sampai dengan jam 10.00 pagi. Pada jam tersebutlah banyak pedagang kaki lima yang menggelar lapak dagangannya tepat di ujung dan badan Universitas Sumatera Utara jalan. Dengan kondisi pembeli yang ramai dan ditambah lagi oleh ketidakteraturan parkir kendaraan sepeda motor para pembeli dan banyak becak yang memarkirkan becaknya di lokasi Pasar tersebut. Jalan Meranti yang lebarnya hanya sekitar 5-6 meter menjadi semrawut dan tak terkendali. Mobil pribadi, sepeda motor, becak pengangkut barang dan orang semua melintas melalui jalan tersebut. Belum lagi kondisi jalan yang telah padat dibanjiri oleh dagangan para pedagang dan ramainya pembeli. Seperti penuturan salah seorang warga yang bermukim dan menggunakan jalan tersebut, ia mengatakan; “ semakin hari semakin banyak saja pedagang yang menutupi badan Jalan Meranti, setiap pagi lewat ujung Gang.Warga selalu saja macet. Karena disitulah pusat akivitas Pasar, kendaraan para pembeli dan becak-becak yang tidak beraturan.sudahlah jalan meranti sempit ditutupi pedagang membuat jalan ini semakin sulit untuk dilalui di pagi hari” Wawancara Maret 2011 Dengan kondisi pasar dengan sedemikian, membuat para warga yang menggunakan jalan atau pemakai jalan tersebut menjadi tidak nyaman. Keberadaan Pasar Meranti yang semakin tak terkendali menambah kemacetan yang terjadi setiap paginya. Padahal Jalan tersebut adalah Jalan yang sangat penting, sebagai jalan lintas yang bisa menghubungkan ke berbagai arah. Bagi masyarakat yang bertempat tinggal disekitar lokasi Pasar dan pembangunan jalan baru yang juga sekaligus menjadi pedagang di Pasar Meranti lama, mereka menganggap bahwa kemacetan tersebut tidak menjadi sebuah persoalan, karena bagi mereka yang berjualan dan membuka kios dihalaman-halaman mereka dan disewakan pastinya mendatangkan keutungan bagi mereka. Berbeda pula bagi warga yang tidak berjualan di Pasar Meranti lama, merasa terganggu dengan adanya Universitas Sumatera Utara aktivitas para pedagang yang tak terkendali. Seperti penuturan salah seorang warga yang sekaligus pedagang di Pasar Meranti Lama, ia mengatakan; “ kalau tidak dibuat kios darurat seperti ini di halaman rumah warga, maka mau berjualan dimana lagi. Gak mungkin kan balik lagi ke lokasi Pasar yang baru. Biar lah disini berpanas-panasan yang penting bisa dapat keuntungan dan memenuhi kebutuhan”

5.6 .Relokasi Pasar Meranti Dilema antara Pembangunan Penataan kota dan kepentingan ekonomi Pedagang