Pengelola Pasar dan Wewenangnya

mengalah. Harus dilakukan diskusi siapa yang paling berhak untuk mendapatkan kios, dan halini dikembalikan lagi pada kewenangan pihak direksi. Karena pihak direksilah yang berhak memutuskan siapa yang mendapatkan ganti rugi. Seperti penuturan salah seorang warga, ia mengatakan; “ ada beberapa pedagang yang tidak mendapatkan kios ataupun stan, dikarenakan pedagang tersebut menyewa kepada pemilik kios. Sehingga yang mendapatkan ganti rugi adalah pemilik kiosnya “ Wawancara Maret 2011

5.3.4. Pengelola Pasar dan Wewenangnya

Pasar meranti baru ini dikelola oleh Pihak PD.Pasar yang ditempatkan di Pasar Meranti dengan beranggotakan Bapak Syamsul B.Matondang sebagai Kepala Pasar, Oonasaki Halawa, Marendra H.Nst sebagai Staf dan Zulkifli sebagai Pengutip, dan juga beranggotakan 3 orang Pegawai Kebersihan. Adapun wewenang pihak pengelola PD.Pasar adalah dalam penertiban para pedagang yang berada dilokasi kios yang lama hanya menyurati ke pihak direksi selanjutnya pihak direksi menyampaikan kepada Pemko Medan. Penertiban dan penggusuran PKL merupakan wewenang Pemko Medan. Pihak pengelola pasar hanya memiliki wewenang untuk menertibkan para pedagang yang resmi berjualan di pasar yang mereka kelola. Seperti penuturan salah seorang pengelola PD.Pasar Bapak.Matondang, ia mengatakan; “ untuk masalah relokasi Pasar Meranti kami hanya berhak menyurati pihak Pemko Medan, dan selanjutnya yang berhak memberikan perintah relokasi dan penggusuran adalah pihak Pemko Medan. Kami tidak berhak untuk melakukan penertiban terhadap para pedagang yang berada di lokasi Pasar meranti lama” Wawancara Maret 2011 Universitas Sumatera Utara Begitu juga dengan beberapa kios yang dikelola oleh pihak swasta, pihak pengelola pasar tidak memiliki wewenang untuk melakukan penertiban maupun pengutipan biaya penunjang seperti biaya kebersihan, biaya listrik, biaya keamanan, dsb. Adapun yang didapatkan pihak pengelola pasar adalah berupa royalti dari pihak swasta. namun dikarenakan kondisi pasar yang tidak stabil maka belum ada MOU yang dibuat sebagai surat perjanjian royalti. Seperti yang dituturkan oleh Bapak Matondang, ia mengatakan ; “ kami hanya berhak untuk menertibkan para pedagang ditempat pasar yang kami kelola, kalau untuk menertibkan para pedagang di lokasi pasar yang lama, bukan menjadi hak kami lagi. Karena kami tidak mempunyai kewenangan apapun. Untuk para pedagang yang berada di Pasar Meranti baru dan menempati kios dan stan milik swasta juga bukan merupakan hak kami lagi untuk mengatur mereka, karena mereka sudah menjadi tanggung jawab pihak swasta baik dalam hal penertiban, maupun pengutipan biaya-biaya operasional.” Wawancara Maret 2011 Melalui wawancara dengan pihak pengelola PD.Pasar Bapak Matondang. prihal relokasi pasar, beliau mengatakan bahwa “sesungguhnya pasar meranti baru memiliki prospek yang cukup jelas. Namun, dikarenakan pasar meranti yang lama masih beroperasi maka pasar meranti baru ini tidak bisa berjalan dengan sempurna dan saya juga berharap bahwa pihak pemko medan segera mengambil tindakan yang tegas untuk menertibkannya, karena sebaik apapun para pedagang berusaha untuk berjualan dengan baik di lokasi pasar yang baru, kalau pasar yang lama masih beroperasi tidak ada gunanya. Dalam hal ini yang sangat dibutuhkan adalah ketegasan pemerintah”. Wawancara Maret 2011 Melalui hasil lapangan para pedagang sudah sering diperingatkan dan diberikan surat demi menertibkan kios kios liar tersebut namun para pedagang tidak mematuhi dan Universitas Sumatera Utara menjalankan perintah tersebut mereka tetap saja berjualan meskipun mereka tahu bahwa mereka berada dalam jalur yang salah, karena memnggunakan sarana umum. Disisi lain, sebagian pedagang yang membuat kios kios liar tersebut berjualan di halaman ataupun pekarangan milik pribadi sehingga sulit untuk dilakukan penggusuran. Seperti penuturan salah seorang pengelola PD.Pasar, ia mengatakan; “ para pedagang yang kembali berjualan di lokai yang lama, kalupun mau direlokasikan oleh pihak Pemko sulit, dikarenakan sebagian dari mereka berjualan di pekarangan milik warga yang berada di Jalan Meranti, paling yang bisa ditertibkan hnya para pedagang yang berada di badan jalan saja.” Wawancara Maret 2011 Universitas Sumatera Utara

5.4 Pendapat Walikota Medan mengenai Relokasi Pasar Meranti