Konsep Belajar Kajian Teori 1. Motivasi Belajar

2. Konsep Belajar

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar itu terarah kepada pencapaian tujuan. Orang yang lapar merasakan kondisi yang tidak seimbang dalam dirinya. Dia menolak untuk mengatasi hal lapar yang diderita. Kebutuhan itu sendiri melahirkan keinginan untuk makan sebagai motivasinya untuk memenuhi kebutuhan untuk mengatasi lapar. 8 a. Gambaran tentang tempat belajar Suatu tempat adalah arah atau sikap terhadap pekerjaan. Di dalam suatu tempat terdapat berbagai alternatif obyek atau materi. Terhadap beberapa alternatif obyek atau materi tempat ditolak atau dihindari, sedangkan beberapa obyek atau materi yang lainnya dipilih sebagai tempat yang akan direalisir dalam belajar. Apabila tidak ada tempat belajar, maka tidak akan banyak yang diperoleh dari belajar. Manfaat dari pada tempat belajar adalah membuat si pelajar mempunyai kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif tindakan mencapai tujuan. 9 8 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Malang, Bina Aksara, 1983, hlm.99-100. 9 Ibid, hlm. 101. b. Beberapa akitivitas Belajar Meskipun orang telah mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih tempat yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi di manapun dan kapan saja memberi kesempatan belajar kepada seseorang. Situasi ini ikut menentukan tempat belajar yang dipilih. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi. 10 1 Mendengarkan Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini, tergantung ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi, dan tempat seseorang. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan. Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang. 2 Memandang Setiap stimuli visual memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat dipandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan adalah belajar. Meskipun 10 Ibid, hlm. 102. pandangan kita tertuju kepada suatu objek visual, apabila dalam diri tidak terdapat kebutuhan, motivasi, serta tempat tertentu untuk mencapai suatu tujuan, maka pandangan yang demikian tidak termasuk belajar. 11 3 Menulis atau mencatat Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan serta tujuannya, serta menggunakan tempat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Mencatat yang menggunakan tempat tertentu akan dapat dipergunakan sewaktu-waktu tanpa adanya kesulitan. Catatan-catatan tidak hanya sekedar fakta-fakta, melainkan terdiri atas materi apapun yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan informasi bagi perkembangan pribadi individu. 12 4 Membaca Belajar adalah aktif dan membaca untuk keperluan belajar hendaknya dilakukan di meja belajar dari pada tempat tidur karena dengan sambil tiduran itu perhatian dapat terbagi. Dengan demikian, belajar sambil tiduran menggangu tempat belajar. Belajar memerlukan tempat. Membaca untuk keperluan belajar. Misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorentasi kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang relevan dengan kebutuhan atau tujuan. Tujuan membutuhkan materi yang dipelajari. 13 11 Ibid, hlm.103. 12 Ibid, hlm. 104. 13 Ibid, hlm 105. 5 Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting diberi garis bawah. Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali material itu di kemudian hari. 14 Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: i Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar; ii Respon si pebelajar iii Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. 15 c. Tujuan Belajar 16 1 Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses belajar. 2 Tujuan pembelajaran merupakan sasaran belajar bagi siswa. 3 Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di kelas. 4 Dalam proses belajar, guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya. 5 Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Penguatan perilaku yang dikehendaki tersebut dilakukan dengan pengulangan, latihan, drill atau aplikasi. 14 Ibid , hlm. 106. 15 Ibid, hlm. 9. 16 Dimyati dan Mudjiono, op.cit., hlm. 19-20. 6 Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar sendiri. Dalam penyusunan program belajar sendiri tersebut, maka tidak sedikit siswa berlaku secara mandiri.

3. Konsep Sejarah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 16 229

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara Tahu

0 2 16

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 1 212

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 2 206

Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa SD Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

0 2 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 0 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL MIND MAPPING DI KELAS IV SD NEGERI 1 KALIREJO

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI MELALUI TIPE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PESERTA DIDIK KELAS X-1 DI SMA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 20112012

0 0 21

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERTUKAR PASANGAN

0 6 324

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping pada siswa kelas XC SMA N 1 Cangkringan Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 1 167