2. Konsep Belajar
Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkahlakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Belajar adalah suatu proses dan bukan
suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar itu terarah kepada pencapaian tujuan. Orang yang lapar merasakan kondisi yang tidak seimbang dalam dirinya. Dia menolak untuk mengatasi hal
lapar yang diderita. Kebutuhan itu sendiri melahirkan keinginan untuk makan sebagai motivasinya untuk memenuhi kebutuhan untuk mengatasi lapar.
8
a. Gambaran tentang tempat belajar
Suatu tempat adalah arah atau sikap terhadap pekerjaan. Di dalam suatu tempat terdapat berbagai alternatif obyek atau materi. Terhadap beberapa
alternatif obyek atau materi tempat ditolak atau dihindari, sedangkan beberapa obyek atau materi yang lainnya dipilih sebagai tempat yang akan direalisir dalam
belajar. Apabila tidak ada tempat belajar, maka tidak akan banyak yang diperoleh dari belajar. Manfaat dari pada tempat belajar adalah membuat si pelajar
mempunyai kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatif tindakan mencapai tujuan.
9
8
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Malang, Bina Aksara, 1983, hlm.99-100.
9
Ibid, hlm. 101.
b. Beberapa akitivitas Belajar
Meskipun orang telah mempunyai tujuan tertentu dalam belajar serta telah memilih tempat yang tepat untuk merealisir tujuan itu, namun tindakan-tindakan
untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh situasi. Setiap situasi di manapun dan kapan saja memberi kesempatan belajar kepada seseorang. Situasi ini ikut
menentukan tempat belajar yang dipilih. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa situasi.
10
1 Mendengarkan
Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan
memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengar informasi. Situasi ini memberi
kesempatan kepada seseorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini, tergantung ada atau tidaknya kebutuhan, motivasi, dan tempat
seseorang. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan.
Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang.
2 Memandang
Setiap stimuli visual memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat dipandang, akan
tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan adalah belajar. Meskipun
10
Ibid, hlm. 102.
pandangan kita tertuju kepada suatu objek visual, apabila dalam diri tidak terdapat kebutuhan, motivasi, serta tempat tertentu untuk mencapai suatu tujuan, maka
pandangan yang demikian tidak termasuk belajar.
11
3 Menulis atau mencatat
Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan serta tujuannya, serta menggunakan tempat tertentu
agar catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Mencatat yang menggunakan tempat tertentu akan dapat dipergunakan sewaktu-waktu tanpa
adanya kesulitan. Catatan-catatan tidak hanya sekedar fakta-fakta, melainkan terdiri atas materi apapun yang dibutuhkan untuk memahami dan memanfaatkan
informasi bagi perkembangan pribadi individu.
12
4 Membaca
Belajar adalah aktif dan membaca untuk keperluan belajar hendaknya dilakukan di meja belajar dari pada tempat tidur karena dengan sambil tiduran itu
perhatian dapat terbagi. Dengan demikian, belajar sambil tiduran menggangu tempat belajar. Belajar memerlukan tempat. Membaca untuk keperluan belajar.
Misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorentasi kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang
relevan dengan kebutuhan atau tujuan. Tujuan membutuhkan materi yang dipelajari.
13
11
Ibid, hlm.103.
12
Ibid, hlm. 104.
13
Ibid, hlm 105.
5 Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi
Banyak orang merasa terbantu dalam belajarnya karena menggunakan ikhtisar-ikhtisar materi yang dibuatnya. Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat
membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar adalah belum cukup. Sementara membaca, pada hal-hal yang penting diberi garis bawah. Hal ini sangat membantu
dalam usaha menemukan kembali material itu di kemudian hari.
14
Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: i Kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respon pebelajar; ii
Respon si pebelajar iii Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai
ilustrasi, perilaku respon si pebelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, perilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.
15
c. Tujuan Belajar
16
1 Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses belajar.
2 Tujuan pembelajaran merupakan sasaran belajar bagi siswa.
3 Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di kelas.
4 Dalam proses belajar, guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,
afektif dan psikomotoriknya. 5
Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Penguatan perilaku yang dikehendaki tersebut dilakukan dengan pengulangan, latihan,
drill
atau aplikasi.
14
Ibid , hlm. 106.
15
Ibid, hlm. 9.
16
Dimyati dan Mudjiono, op.cit., hlm. 19-20.
6 Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar
sendiri. Dalam penyusunan program belajar sendiri tersebut, maka tidak sedikit siswa berlaku secara mandiri.
3. Konsep Sejarah