Metode Pengumpulan Data Analisis Data

membentuk kesan. Karena siswa terlibat aktif dalam diskusi kelompok, berperan langsung, saling membantu, kreatif, inovatif dalam membuat Mind Mapping dan percaya diri karena siswa menyampaikan hasil kerja kelompok.

G. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi Pengamatan atau observasi adalah suatu proses pengambilan data dalam penelitian tindakan kelas ini. Observasi digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan kondisi atau interaksi belajar mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok. 2. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan pada pra siklus, dan siklus 1 serta siklus II. Dokumentasi ini dilaksanakan ketika wawancara guru, siswa dan ketika proses pembelajaran dalam kelas. 3. Tes Tes yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. 4. Wawancara Wawancara digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam penerapan model pembelajaran tipe Mind Mapping. 5. Kuesioner Kuesioner diberikan kepada siswa lalu siswa menjawab guna melihat peningkatan terhadap motivasi siswa.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah diperoleh data tersebut. 36 Berikut merupakan instrument pengumpulan data; 1. Alat Pengumpulan Data a. Observasi Observasi yang dilakukan secara langsung untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Alat yang digunakan yaitu lembar observasi aktivitas siswa di kelas. b. Dokumentasi Alat yang digunakan dalam dokumentasi yaitu laporan nilai ulangan siswa untuk mengetahui prestasi belajar sejarah siswa. c. Tes hasil belajar Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes berarti saat dilaksanakannya pengukuran dan penilaian dengan menggunakan alat-alat tes yaitu soal pilihan ganda dan uraian serta tugas diskusi kelompok. 36 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, , Jakarta, PT Rineka Cipta, 2009, hlm 100. d. Wawancara Alat pengumpulan data berupa lembar pertanyaan untuk guru dan siswa. e. Kuesioner Alat pengumpulan data berupa lembar kuesioner motivasi belajar siswa dengan pembagian dua tahap yaitu, pada pra siklus dan siklus II. Penentuan skor kuesioner menggunakan skala likert terdiri dari lima kategori, yaitu: pernyataan positif, pilihan jawaban “Sangat Setuju” SS diberi skor 5, “Setuju” S diberi skor 4, “Ragu-ragu” diberi skor 3, “Tidak Setuju” TS diberi skor 2, “Sangat Tidak Setuju” STS diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif , pilihan jawaban “Sangat Setuju” SS diberi skor 1, “Setuju” S diberi skor 2, “Ragu-ragu” diberi skor 3, “Tidak Setuju” TS diberi skor 4, “Sangat Tidak Setuju” STS diberi skor 5. 37 2. Validitas dan Realibilitas a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkkan tingkat kesahihan suatu tes. Sebuah instrumen atau tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir seperti ingatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang di uraikan standar kompentensi, KD, maupun indikator yang terdapat dalam kurikulum. 38 37 Sugiyono, Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD, Bandung, Alfabeta, 2012, hlm.93. 38 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT Bumi Aksara, 1999, hlm. 59. Untuk mengetahui tingkat validitas uji coba instrumen, maka peneliti melakukan perhitungan menggunakan r hitung dari masing-masing item soal menggunakan kolerasi Product Moment dari Pearson. Validitas Keterangan : r XY : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang di korelasikan. N : Jumlah Peserta Tes X : Skor item Y : Skor total X 2 : Kuadrat dari X Y 2 : kuadrat dari Y  Y dengan X perkalian Jumlah : XY Setelah dihitung dengan rumus tersebut, maka untuk mengetahui besar taraf signifikan butir item dihitung dengan rumus : Keterangan : t = Taraf signifikan r = Korelasi skor item dengan skor total n = Jumlah butir item b. Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Reliabilitas merupakan suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam uji reliabilitas ini butir soal yang diujikan hanyalah butir soal yang valid saja, bukan butir soal yang diujicobakan. Apabila diperoleh angka negatif, maka diperoleh kolerasi yang negatif. 39 Koefisien Alpha merupakan rumus dasar untuk menerapakan koefisien reliabilitas dalam pendekatan konsistensi-internal, dan rumus ini menghasilkan suatu estimasi reliabilitas yang tepat dalam hampir semua situasi. 40 Dalam mencari reliabilitas instrumen, rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut 41 : 1 Langkah 1. Mencari σ 2 setiap item 2 Langkah 2. Mencari jumlah varian semua item ∑σ 2 Dalam mencari jumlah varian semua item adalah dengan menjumlahkan σ 2 semua item. Contoh σ 2 1 + σ 2 2 + σ 2 3 + ... 3 Langkah 3. Mencari Varian Total Keterangan simbol langkah 1 sampai langkah 3, sebagai berikut: σ 2 : Varian item ∑σ 2 : Jumlah varian semua item σt 2 : Varian total ∑X 2 : Jumlah kuadrat skor total ∑X 2 : Kuadrat dari jumlah skor total N : Jumlah Siswa 39 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2016, hlm. 222. 40 Samsi Haryanto, Pengantar Teori Pengukuran Kepribadian, Surakarta, Sebelas Maret University Press, 1994, hlm. 35. 41 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2009, hlm. 109-112. 4 Langkah 4. Memasukan ke dalam rumus r 11 Alpha Keterangan: r 11 : Reliabilitas yang dicari n : Jumlah butir soal ∑σ 2 : Jumlah varian semua item

I. Hasil Uji Coba Instrumen

Berikut ini merupakan hasil dari pengujian instrumen penelitian di lapangan yang dilakukan oleh peneliti.

1. Validitas

Dalam instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,70 ke atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut berada di bawah 0,70 maka instrumen dinyatakan gugur. Berikut ini merupakan hasil pengujian validitas di lapangan. a Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen pada pra siklus, dari 40 item yang valid berjumlah 39 item dan instrumen yang gugur berjumlah 1 item, yaitu item nomer 33. b Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan pada siklus I, dari 25 pilihan ganda yang valid 22 dari 25 item dan instrumen yang gugur berjumlah 3 item, yaitu nomor 4, 8, dan 24. Soal Essay yang valid berjumlah 5 item. Kemudian pada siklus II, dari 25 item pilihan ganda yang valid berjumlah 17 item dan instrumen yang gugur berjumlah 8 item, yaitu nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 11 dan 23. Selain itu, pada soal essay yang valid berjumlah 5 item.

2. Reliabilitas

Instrumen dinyatakan reliabel jika taraf signifikannya mencapai 0,70 ke atas. Bila taraf signifikan instrumen tersebut dibawah 0,70 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel. Berikut ini merupakan hasil pengujian reliabel di lapangan. 1 Motivasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas instrumen pada pra siklus adalah r = 0,831 atau taraf signifikannya 0,993. 2 Prestasi Berdasarkan hasil pengujian instrumen di lapangan, tingkat reliabilitas instrumen Pilihan Ganda PG pada siklus I adalah r = 0,831 atau taraf signifikannya 0,993 dari 25 item dan tingkat reliabilitas instrumen Essay pada siklus I adalah 0,456 atau taraf signifikannya 0,90 dari 5 item. Selanjutnya, tingkat reliabilitas instrumen Pilihan Ganda PG pada siklus II adalah r = 0,429 atau taraf signifikannya 0,975 dari 25 item dan tingkat reliabilitas instrumen Essay pada siklus II adalah r = 0,480 atau taraf signifikannya 0,90 dari 5 item. Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

I. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian tindakan kelas menggunakan Model Kurt Lewin yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Desain penelitiannya sebagai berikut: Gambar II:. Siklus Penelitian 42

J. Analisis Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, data dianalisis sejak tindakan pembelajaran yang dilakukan, melalui hasil lapangan, data observasi, tes siswa dan dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan perhitungan yang bertujuan 42 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2016, hlm. 144. Motivasi dan prestasi belajar siswa meningkat untuk menyederhanakan, mentransfer data kasar ke catatan lapangan. Langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data. Analisis data meliputi: 1. Analisis kualitatif Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran perilaku siswa dalam pembelajaran sejarah dengan materi langkah-langkah penelitian sejarah secara sederhana dengan mengacu pada data non tes berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. 2. Analisis data kuantitatif Data kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Data kuantitatif ini dinyatakan dalam bentuk angka dan analisis dengan teknik statistik. 43 Kemudian, data tersebut dianalisis menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I. 44 Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan Patokan PAP I Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria 90 - 100 Sangat Tinggi 80 - 89 Tinggi 70 - 79 Cukup 60 - 69 Kurang 0 - 59 Sangat Kurang

a. Observasi Kegiatan Belajar Siswa kelas X IPS 1 SMAN 1 Ngaglik

Observasi dilakukan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan uuntuk mengetahui keadaan awal sebelum dilakukan model pembelajaran Mind Mapping . 43 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2011, hlm. 199. 44 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 236. On Task Tabel 2: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa kelas X IPS 1 No Aspek yang Diamati Jumlah Siswa Presentase 1 Siswa memperhartikan guru 2 Siswa mencatat penjelasan materi yang di sampaikan oleh guru 3 Siswa aktif bertanya 4 Siswa terlibat aktif dalam diskusi 5 Siswa menjalin kerjasama dalam kelompoknya 6 Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya 7 Siswa mampu menyimpulkan materi pembelajaran 8 Siswa mampu merefleksikan materi pembelajaran Off Task Tabel 3: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa kelas X IPS 1 No Aspek yang Diamati Jumlah Siswa Presentase 1 Siswa ribut sendiri saat guru menjelaskan materi pembelajaran 2 Siswa main HP sendiri saat pembelajaran berlangsung 3 Siswa mengantuk di dalam kelas 4 Siswa asik mengobrol dengan temannya 5 Siswa sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran berlangsung N = Nilai hasil pengamatan ∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai ∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati Selain itu, peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4: Penilaian Kegiatan Kooperatif Belajar Siswa No. Aspek Kooperaif yang Diamati Jumlah Persentase 1. Mengambil giliran saat diskusi 2. Bertanggung jawab terhadap kelompok 3. Bekerja sama dalam kelompok 4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 5. Menghargai pendapat teman 6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok 7. Presentasi hasil kerja kelompok 8. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok N = Nilai hasil pengamatan ∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai ∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati b Data motivasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik Pada data motivasi belajar siswa dapat dilakukan pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Data dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan PAP I sebagaimana yang digunakan dalam pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: N = Nilai hasil pengamatan ∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai ∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati 1 Tabel motivasi belajar siswa Untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap sebagai berikut: Tabel 5: Contoh Angket Motivasi Belajar Siswa No Pernyataan Pilihan STS TS RR S SS 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju RR : Ragu-ragu S : Setuju SS : Sangat Setuju 2 Menghitung tingkat motivasi belajar siswa Adapun cara untuk menentukan tingkat motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I sebagai berikut: a. Menentukan skala motivasi belajar siswa Tabel 6: Keterangan Penilaian Acuan Patokan PAP I Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria 90 - 100 Sangat Tinggi 80 - 89 Tinggi 70 - 79 Cukup 60 - 69 Kurang 0 - 59 Sangat Kurang b. Tabel tingkat motivasi belajar siswa Tabel 7: Analisis Motivasi Belajar Sejarah Siswa No Kriteria Skala Motivasi Frekuensi Persentase Rata-Rata 1 Sangat Tinggi 90-100 2 Tinggi 80-89 3 Cukup 70-89 4 Rendah 60-69 5 Sangat Rendah 0-59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Data prestasi belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik

Pada data prestasi belajar sisiwa, diambil pada siklus I dan siklus II lalu dianalisis dengan menggunakan Penelitian Acuan Patokan I PAP I. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut: N = Nilai hasil pengamatan ∑ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai ∑ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang diamati 1 Menghitung tingkat prestasi belajar siswa Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan PAP I dengan KKM 75 yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa: a. Menentukan skala prestasi belajar siswa Tabel 8: Keterangan Penilaian Acuan Patokan PAP I Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria 90 - 100 Sangat Tinggi 80 - 89 Tinggi 70 - 79 Cukup 60 - 69 Kurang 0 - 59 Sangat Kurang b. Tabel tingkat prestasi belajar siswa Tabel 9: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa No Kriteria Skala Motivasi Frekuensi Persentase Rata-Rata 1 Sangat Tinggi 90-100 2 Tinggi 80-89 3 Cukup 70-89 4 Rendah 60-69 5 Sangat Rendah 0-59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Menghitung persentase Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui presentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: a. Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM b. Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM 3. Analisis Komparatif Pada penelitian ini analisis komparatif, yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa antara pra siklus, siklus I dan siklus II dengan pada menggunakan model pembelajaran Mind Mapping . Analisis komparatif ini bertujuan untuk melihat peningkatan kegiatan belajar, motivasi, dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model Mind Mapping. Pada penelitian ini analisis komparatif, yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar siswa antara pra siklus dengan pada saat siklus mengunakan model pembelajaran. a. Tabel analisis komparatif aktivitas belajar siswa Tabel 10: Analisis Komparatif Aktivitas Belajar Siswa No. Aspek Kooperatif yang Diamati Pra Siklus Siklus I Siklus II Selisih Ket. Jmh Jmh Jmh Naik Turun 1. Mengambil giliran saat diskusi 2. Bertanggung jawab terhadap kelompok 3. Bekerja sama dalam kelompok 4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi 5. Menghargai pendapat teman 6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok 7. Presentasikan hasil kerja kelompok 8. Mendengarkan teman saat diskusi kelompok b. Tabel analisis komparatif motivasi belajar siswa Tabel 11: Analisis Komparatif Motivasi Belajar Siswa No. Nama Motivasi Selisih Ket Persentase Pra Siklus Siklus II 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Rata-rata Tertinggi Terendah c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa No. Nama Pra Siklus Siklus I Persentase Nilai Tuntas Tidak Tuntas Nilai Tuntas Tidak Tuntas Naik Turun 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Persentase Rata-rata Tertinggi Terendah

K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Pra Siklus

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 16 229

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara Tahu

0 2 16

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 1 212

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 2 206

Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa SD Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

0 2 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 0 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL MIND MAPPING DI KELAS IV SD NEGERI 1 KALIREJO

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI MELALUI TIPE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PESERTA DIDIK KELAS X-1 DI SMA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 20112012

0 0 21

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERTUKAR PASANGAN

0 6 324

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping pada siswa kelas XC SMA N 1 Cangkringan Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 1 167