Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah Prestasi Belajar Sejarah

dengan arah baru pendidikan modern, yaitu menjadikan siswa mampu mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi dirinya dan menyadari keberadaannya untuk ikut serta dalam menentukan masa depan yang lebih manusiawi bersama-sama dengan yang lain. Sebaliknya material kurikulum, penaksiran kebutuhan kelas, aktivitas kebutuhan kelas, buku teks sangat berhubungan dengan ruang kelas, sehingga memudahkan guru untuk mempraktekkannya. 21

5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik ilmiah pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh karena itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber. 22 Menurut Dyar, seorang innovator adalah pengamat yang baik dan selalu mempertanyakan suatu kondisi yang ada dengan mengajukan ide baru. Innovator mengamati lingkungan sekitarnya untuk memperoleh ide dalam melaksanakan sesuatu yang baru. Mereka juga aktif membangun jaringan untuk mencari ide baru, menyerahkan ide baru, atau menguji pendapat mereka. Seorang innovator selalu mencoba hal baru berdasarkan pemikiran dan pengalamannya. Seorang innovator akan berpetualang ke tempat yang baru untuk mencoba ide inovatifnya. 21 Ibid, hlm. 43-44. 22 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2014, hlm. 50-51. Berdasarkan teori Dyer tersebut, dapat dikembangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain: 1 mengamati ; 2 menanya ; 3 mencoba mengumpulkan informasi ; 4 menalar asosiasi, membentuk jejaringan melakukan komunikasi. Tahapan aktivitas belajar yang dilakukan dengan pembelajaran saintifik tidak harus dilakukan mengikuti prosedur yang kaku, namun dapat disesuaikan dengan pengetahuan yang hendak dipelajari. Pada suatu pembelajaran mungkin dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pembelajaran yang lain mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan ekperimen dan observasi. 23

6. Prestasi Belajar Sejarah

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Hasil belajar nampak dalam suatu prestasi yang diberikan oleh siswa, misalnya menyebutkan huruf-huruf dalam abjad secara berurutan. Maka setiap 23 Ibid, hlm. 53. prestasi yang tepat merupakan suatu pernyataan perbuatan belajar. 24 Prestasi yang dituntut dari siswa adalah suatu prestasi yang bersifat spesifik atau satu katagori hasil karena prestasi belajar itu berbeda-beda sifatnya, tergantung dari bidang yang di dalamnya siswa menunjukkan prestasi, misalnya dalam bidang pengetahuan atau pemahaman bidang kognitif. 25 Menurut Zaenal Arifin prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. Prestasi merupakan hasil suatu usaha yang telah dilaksanakan menurut batas kemampuan dari pelaksanaan usaha tersebut. Sutratinah Tirtonagoro menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dalam bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil usaha yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada priode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumrn tes yang relevan. 24 W.S. Winkel, Psikolagi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, PT Gramedia, 1984, hlm. 48. 25 Ibid , hlm. 102. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sejarah 1 Faktor Internal Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini dapat dibagi lagi menjadi tiga faktor yakni: a Faktor jasmaniah, b Faktor psikologis, dan c Faktor kelelahan. 2 Faktor Eksternal Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar diri individu yang sedang belajar. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapat di kelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: a Faktor keluarga, b Faktor sekolah, dan c Faktor masyarakat. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan perubahan belajar di sekolah. Pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai angka.

7. Teori Kontruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG, PURBALINGGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

0 16 229

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT Peningkatan Motivasi Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Siswa Kelas IV MI M Gading 1 Klaten Utara Tahu

0 2 16

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) siswa kelas XI IPS I SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 1 212

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) siswa kelas XI IPS 2 SMA Negeri 2 Ngaglik.

0 2 206

Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa SD Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping

0 2 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SEJARAH MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 RAWALO KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 0 13

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL MIND MAPPING DI KELAS IV SD NEGERI 1 KALIREJO

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI MELALUI TIPE PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA PESERTA DIDIK KELAS X-1 DI SMA MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 20112012

0 0 21

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERTUKAR PASANGAN

0 6 324

Peningkatan kreativitas dan prestasi belajar sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping pada siswa kelas XC SMA N 1 Cangkringan Sleman Yogyakarta - USD Repository

0 1 167