6 Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar
sendiri. Dalam penyusunan program belajar sendiri tersebut, maka tidak sedikit siswa berlaku secara mandiri.
3. Konsep Sejarah
Sejarah sebagai ilmu terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terikat pada penalaran yang bersandar pada fakta bahasa Latin
Factus
berarti “apa yang sudah selesai”. Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan
untuk meneliti sumber sejarah secara tuntas, sehingga diharapkan ia akan menggungkap secara objektif. Hasil akhir yang diharapkan ialah kecocokan antara
pemahaman sejarawan dengan fakta.
17
Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. Jangan dibayangkan bahwa membangun kembali masa lalu itu untuk kepentingan masa lalu sendiri, itu
antikuarianisme dan bukan sejarah. Selain itu, jangan dibayangkan masa lalu yang jauh. Kata sejarawan Amerika, sejarah itu ibarat orang yang naik kereta
menghadap ke belakang. Ia dapat melihat ke belakang ke samping kanan dan kiri. Satu-satunya kendala ialah ia tidak bisa melihat masa depan.
18
Banyak contoh sejarawan bukanlah orang yang memang terdidik untuk menjadi sejarawan, tetapi penulis sejarah dapat datang dari mana saja. Wartawan,
guru, politisi, sastrawan, dan pendeta boleh saja menulis sejarah. Kalau dokter atau insinyur harus datang dari orang yang menang dididik dalam ilmunya, tidak
demikian sejarawan. Sejarah adalah ilmu yang terbuka. Kenyataan bahwa sejarah menggunakan bahasa sehari-hari, tidak menggunakan istilah-istilah teknis,
17
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta, Tiara Wacana, 2013, hlm. 10.
18
Ibid, hlm. 14.
memperkuat keterbukaan itu. Keterbukaan itu membuat siapa pun dapat mengaku sebagai sejarawan secara sah, asal hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sebagai
ilmu.
19
4. Pembelajaran Sejarah
Seseorang yang mempelajari sejarah, harus memahami hubungan antara sejarah sebagai ilmu, dan sejarah sebagai pendidikan. Hubungan antara konsep
dasar sejarah dan pelajaran sejarah di sekolah, dijelaskan dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
bahwa sejarah merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal- usul dan perkembangan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan
metode dan metodologi tertentu. Terkait dengan pendidikan di sekolah dasar hingga sekolah menengah, pengetahuan masa lampau tersebut melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak, dan kepribadian siswa.
20
Dennis Gunning menjelaskan bahwa secara umum pembelajaran sejarah bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, dan menyadarkan siswa
untuk mengenal diri dan lingkungannya, serta memberikan perspektif historikalitas. Sedangkan secara spesifik, tujuan pembelajaran sejarah ada tiga
yaitu, mengajarkan konsep, mengajarkan keterampilan intelektual, dan memberikan informasi kepada siswa. Dengan demikian, pembelajaran sejarah
tidak bertujuan untuk menghafal pelbagai peristiwa sejarah. Keterangan tentang kejadian dan peristiwa sejarah hanyalah merupakan suatu alat dan juga merupakan
suatu media untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu tujuan di sini dikaitkan
19
Ibid, hlm. 16.
20
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta, Ombak, 2011, hlm.13.
dengan arah baru pendidikan modern, yaitu menjadikan siswa mampu mengaktualisasikan diri sesuai dengan potensi dirinya dan menyadari
keberadaannya untuk ikut serta dalam menentukan masa depan yang lebih manusiawi bersama-sama dengan yang lain. Sebaliknya material kurikulum,
penaksiran kebutuhan kelas, aktivitas kebutuhan kelas, buku teks sangat berhubungan dengan ruang kelas, sehingga memudahkan guru untuk
mempraktekkannya.
21
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah