52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas PTK ini dilakukan di SMA Negeri 1 Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Yogyakarta. Objek dari penelitian ini merupakan
siswa kelas X IPS 1 yang berjumlah 32 orang. Penelitian ini dilakukan selama 6 minggu, dari tanggal 15 April - 20 Mei. Dalam penelitian ini peneliti melakukan
dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, namun sebelum melaksanakan siklus I dan II, peneliti terlebih dahulu melakukan pra siklus untuk mengetahui keadaan awal
sebelum nenerapkan model yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam siklus I terdapat 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua
digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran sedangkan pada pertemuan ketiga digunakan untuk uji kompetensi atau tes. Siklus II terdapat 2 kali pertemuan.
Pertemuan pertama untuk kegiatan proses pembelajaran sedangkan pertemuan kedua digunakan untuk uji kompetensi atau tes.
1. Observasi Pra Siklus
Observasi pra siklus dilakukan pada tanggal 25 Maret 2017 di kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik pada mata pelajaran sejarah. Observasi pra siklus ini
dilakukan pada jam pelajaran ke 3 dan 4. Guru mata pelajaran sejarah di kelas ini adalah Pak Triyana, S.Pd.
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan ada beberapa siswa yang terlambat masuk kelas. Setelah itu, siswa mulai membuka LKSnya. Ketika guru
menerangkan materi pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Lalu setelah itu guru memberikan pertanyaan pada siswa, akan tetapi hanya beberapa siswa yang dapat menjawab.
Lalu guru membentuk kelompok untuk melakukan kegiatan diskusi atas pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru. Setelah itu, siswa menyampaikan hasil
diskusinya setiap kelompok di wakilkan satu orang. Berikut tabel hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa SMA Negeri 1 Ngaglik di kelas.
Tabel 14:
On Task
No Aspek yang Diamati
Jumlah Siswa
Presentase
1 Siswa perhatikan guru
18 56,25
2 Siswa mencatat penjelasan materi yang
di sampaikan oleh guru 14
43,75 3
Siswa aktif bertanya 7
21,87 4
Siswa terlibat aktif dalam diskusi 11
34,37 5
Siswa menjalin kerjasama dalam kelompoknya
16 50
6 Siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya 6
18,75 7
Siswa memperhatikan presentasi kelompok lain
8 25
8 Siswa mampu menyimpulkan materi
pembelajaran 10
31,25
Tabel 15:
Off Task
No Aspek yang Diamati
Jumlah Siswa
Presentase
1 Siswa ribut sendiri saat guru
menjelaskan materi pembelajaran 12
37,5 2
Siswa main HP sendiri saat pembelajaran berlangsung
5 15,65
3 Siswa mengantuk di dalam kelas
4 12,5
4 Siswa asik mengobrol dengan temannya
12 37,5
5 Siswa sering keluar masuk kelas saat
proses pembelajaran berlangsung 6
18,75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil observasi pra siklus dalam kegiatan belajar siswa di atas menunjukkan siswa yang memperhatikan guru berjumlah 18 siswa atau 56,25,
siswa mencatat penjelasan materi yang di sampaikan oleh guru berjulmah 14 siswa atau 43,75, siswa yang aktif bertanya berjumlah 7 siswa atau 21,87,
siswa yang terlibat aktif dalam diskusi berjumlah 11 siswa atau 34,37, siswa yang menjalin kerjasama dengan kelompoknya berjumlah 16 siswa atau 50,
siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya berjumlah 6 siswa atau 18,75, siswa yang memperhatikan presentasi kelompok lain berjumlah 8
siswa atau 25, dan yang dapat menyimpulkan materi pembelajaran berjumlah 10 siswa atau 31,25. Sedangkan siswa yang ribut sendiri berjumlah 12 siswa atau
37,5, siswa yang main HP saat pembelajaran berlangsung berjumlah 5 siswa atau 15,65, terdapat juga siswa yang mengantuk dalam kelas berjumlah 4 siswa
atau 12,5, Siswa asik mengobrol dengan temannya berjumlah 12 siswa atau 37,5, dan siswa juga sering keluar masuk kelas saat proses pembelajaran
berlangsung yang berjumlah 6 siswa atau 18,75. Hal inilah yang menunjukkan bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Adapun aspek
yang dinilai meliputi, mengambil giliran saat diskusi, bertanggung jawab terhadap
kelompok, bekerja sama dalam kelompok, memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, menghargai pendapat teman, mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah saat pembelajaran, presentasi hasil kerja kelompok, dan mendengarkan teman saat
diskusi kelompok. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa di kelas X IPS 1 pada Pra Siklus:
Tabel 16: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pra Siklus No
Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Mengambil giliran saat diskusi
12 37
2. Bertanggung jawab terhadap kelompok
15 46,87
3. Bekerja sama dalam kelompok
18 56,25
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi
13 40, 62
5. Menghargai pendapat teman
20 62,5
6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 6
18,75 7.
Presentasi hasil kerja kelompok 6
18,75 8.
Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 20
62,5 Berdasarkan hasil observasi pra siklus dalam aspek kooperatif yang
diamati di atas menunjukkan siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah 12 siswa atau 37,5,
bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 15 siswa atau 46,87, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 18 siswa atau 56,25,
memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 13 siswa atau 40, 62, menghargai pendapat teman berjumlah 20 siswa atau 62,5, Mengkomunikasikan
jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 6 siswa atau 18,75, presentasi setiap kelompok berjumlah 6 siswa atau 18,75, dan mendengarkan teman saat
diskusi kelompok 20 siswa atau 62,5. Selain kegiatan siswa selama proses belajar mengajar juga terdapat
pengamatan terhadap motivasi siswa. Dengan cara memberikan kuesioner pada siswa yang bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar sejarah siswa kelas X
IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Berikut ini merupakan tabel kuesioner motivasi pra siklus:
Tabel 17: Data Keadaan Awal Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 No
Nama Skor
1 ASM
69 2
AMH 78,5
3 AHA
63 4
ANA 58
5 ARS
71 6
ANV 62,5
7 AS
59,5 8
ARN 68
9 DDS
71,5 10
DPS 73,5
11 ENJ
70,5 12
ENA 71,5
13 FA
69,5 14
FR 77,5
15 GDP
76 16
GP 71,5
17 JGP
76,5 18
LPA 78,5
19 LPR
74,5 20
LRS 72
21 MAR
74,5 22
MWL 46,5
23 NK
74,5 24
NRL 78
25 RHH
63,5 26
RPS 76
27 RPN
69,5 28
RPNK 70,5
29 SAP
67,5 30
TR 71
31 VAW
63,5 32
YL 65,5
Rata-rata 70,20
Skor Tertinggi 78,5
Skor terendah 46,5
Untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat digunakan skala kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 18: Data Analisis Keadaan Awal Motivasi Siswa No.
Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase Rata-rata
1. Sangat Tinggi
90-100 70,20
2. Tinggi
80-89 3.
Cukup 70-79
19 59,38
4. Rendah
60-69
10 31,24
5. Sangat Rendah
0-59 3
9,38 Jumlah
32 100
Berdasarkan data di atas, motivasi kelas X IPS 1 masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya data menyebutkan 9,38 motivasi belajar sejarah
sangat rendah, selain itu, motivasinya masih terbilang cukup dengan menyebutkan 31,24, dan setengah dari siswanya motivasi belajar sejarah terbilang cukup
dengan data yang menyebutkan 59,38. Untuk mengetahui jumlah persentase tingkat prestasi belajar siswa dapat
dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar III: Diagram Keadaan Awal Motivasi Belajar Kelas X IPS 1
Selain observasi terhadap motivasi belajar siswa, peneliti juga melihat keadaan awal prestasi siswa. Hal ini dilakukan karena salah satu tujuan PTK
adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut ini merupakan tabel keadaan awal prestasi belajar sejarah kelas X IPS I SMA Negeri 1 Ngaglik:
Tabel 19: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X IPS 1 No
Nama Nilai
Keterangan Lulus
Tidak lulus
1 ASM
52 √
2 AMH
78 √
3 AHA
77 √
4 ANA
76 √
5 ARS
70 √
6 ANV
73 √
7 AS
87 √
8 ARN
80 √
9 DDS
71 √
10 DPS
60 √
11 ENJ
73 √
12 ENA
71 √
13 FA
78 √
14 FR
68 √
15 GDP
72 √
16 GP
78 √
17 JGP
76 √
18 LPA
77 √
19 LPR
82 √
20 LRS
78 √
21 MAR
73 √
22 MWL
76 √
23 NK
81 √
24 NRL
70 √
25 RHH
81 √
26 RPS
71 √
27 RPN
76 √
28 RPNK
83 √
29 SAP
76 √
30 TR
71 √
31 VAW
69 √
32 YL
75 √
Jumlah 2379
18 14
Persentase 56,25
43,75 Nilai Tertinggi
87 Nilai terendah
52 Rata-rata
74,34
Berdasarkan tabel di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik menunjukkan siswa yang belum mencapai KKM
berjumlah 14 siswa atau 43,75. Sedangkan yang telah mencapai KKM berjumlah 18 siswa atau 56,25. Berdasarkan data tersebut sebelum menerapkan
model pembelajaran Mind Mapping masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM sehingga prestasi siswa rendah. Oleh karena itu perlu adanya
perbaikan dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Untuk mengetahui kriteria keadaan awal prestasi belajar siswa ditunjukkan
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 20: Data Analisis Prestasi Belajar Pra Siklus No.
Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase Rata-rata
1. Sangat Tinggi
90-100 74,34
2. Tinggi
80-89 6
18,75
3. Cukup
70-79 22
68,75
4. Rendah
60-69 3
9,38
5. Sangat Rendah
0-59
1 3,12
Jumlah 32
100
Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria prestasi belajar rendah masih banyak yang berjumlah 9,38, dan yang paling rendah berjumlah 3,12,
yang cukup berjumlah 68,75, dan yang memiliki prestasi tinggi berjumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18,75. Untuk mengetahui jumlah persentase tingkat prestasi belajar siswa sejarah dapat dilihat pada diagram di bawah ini.
Gambar IV: Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Siswa 2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada pertemuan pertama dan kedua untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar pada
pertemuan pertama tanggal 22 April 2017 dan pertemuan kedua pada tanggal 29 April 2017. Sedangkan pada pertemuan ketiga dilakukan uji kompetensi atau tes.
Pada pertemuan pertama, materi pembelajarannya tentang “Akulturasi dan perkembangan budaya Islam” yaitu tentang Seni bangunan, seni ukir dan aksara
dan seni sastra. Sedangkan pada petemuan kedua materinya tentang “Kesenian,
upacara dan sistem kalender. Dalam proses pembelajarannya mulai diterapkan model Mind Mapping.
a. Perencanaan Siklus I
Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I sebagai berikut: Guru membuat perangkat pembelajaran meliputi; RPP, materi pembelajaran,
dan media pembelajaran. Berikut merupakan uraian dari perangkat tersebut.
a Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP ini dapat menjadi pedoman bagi guru agar selama proses pembelajaran berlangsung indikatornya dapat tercapai
semua dan langkah-langkahnya dapat berjalan dengan sesuai yang diharapkan. RPP yang dibuat dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Mind
Mapping. Dalam siklus I terdapat dua RPP.
b Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang digunakan pada siklus I adalah tentang akulturasi dan perkembangan budaya Islam” dimana terdapat seni bangunan, seni ukir dan
aksara, seni sastra, kesenian, upacara dan sistem kalender.
c Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang guru gunakan adalah power point PPT, video, peta, dan gambar-gambar.
d Observasi kegiatan belajar siswa
Untuk mengobservasi kegiatan siswa selama proses pelajaran sejarah dengan menggunkan model pembelajaran Mind Mapping.
b. Tindakan Siklus I
Tindakan yang dilakukan pada siklus I mengarah pada Perencanaan Pelaksanaan Tindakan Kelas RPP. Dalam tindakan siklus I guru menerapkan
model pembelajaran Mind Mapping. Pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali tindakan.
1 Tindakan Pertemuan Pertama
Guru pada siklus I ini dilakukan dua kali pertemuan. Di dalam pertemuan pertama ini dilaksanakan tanggal 22 April 2017 pada hari Sabtu. Pertemuan
pertama ini menyampaikan materi Akulturasi dan perkembangan budaya Islam: Seni bangunan, aksara dan seni sastra serta seni ukir. Pelaksanaan di pertemuan
pertama, guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Mind Mapping. Pertemuan pertama dalam tahap ini guru melakukan pembelajaran
seperti rencana yang dibuat dalam tahap perencanaan. Dalam pelaksanaan kegiatan inti langkah yang dilakukan oleh guru adalah
membagi kelompok yang terdiri dari 5- 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok lalu dibagikan kertas manila kepada setiap kelompok dan pensil warna. Setelah diskusi
lalu siswa mengerjakannya. Setelah selesai lalu hasil karyanya siswa di presentasikan. Kelompok yang lain lalu memberi tanggapan atau pertanyaan
kepada kelompok yang presentasi. Lalu siswa akan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2 Tindakan pertemuan kedua
Pertemuan kedua ini dilaksanakan tanggal 29 April 2017 pada hari Sabtu. Dalam pertemuan ini guru melakukan proses belajar dan mengajar. Di dalam
Pertemuan kedua ini menyampaikan materi Akulturasi dan perkembangan budaya Islam : Kesenian, upacara dan Sistem kalender. Pelaksanaan penelitian ini di
pertemuan kedua, guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
model Mind Mapping. Pertemuan kedua dalam tahap ini guru melakukan pembelajaran seperti rencana yang dibuat dalam tahap perencanaan.
Dalam pelaksanaan kegiatan inti langkah yang dilakukan oleh guru adalah membagi kelompok yang terdiri dari 5- 6 siswa. Setelah terbentuk kelompok lalu
dibagikan kertas manila kepada setiap kelompok dan pensil warna. Setelah diskusi lalu siswa mengerjakannya. Setelah selesai lalu hasil karyanya mereka di
presentasikan. Kelompok yang lain lalu memberi tanggapan atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. Lalu siswa akan menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Guru melakukan pengamatan terhadap kegiatan siswa dalam aspek kooperatif belajar siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik. Adapun aspek
yang dinilai meliputi, mengambil giliran saat diskusi, bertanggung jawab terhadap
kelompok, bekerja sama dalam kelompok, memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, menghargai pendapat teman, mengkomunikasikan jawaban kepada
anggota kelompok, membantu anggota kelompok dalam memecahkan masalah saat pembelajaran, presentasi setiap kelompok, dan mendengarkan teman saat
diskusi kelompok. Berikut ini merupakan tabel aspek kooperatif belajar siswa di kelas X IPS 1 pada siklus I.
Tabel 21: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pertemuan 1 Siklus I No
Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Mengambil giliran saat diskusi
16 50
2. Bertanggung jawab terhadap kelompok
19 59,38
3. Bekerja sama dalam kelompok
22 68,75
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi
16 50
5. Menghargai pendapat teman
24 75
6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 12
37,5 7.
Presentasi hasil kerja kelompok 12
37,5 8.
Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 24
75
Berdasarkan hasil observasi siklus I dalam aspek kooperatif yang diamati di atas menunjukkan siswa siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah
16 siswa atau 50, bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 19 siswa
atau 59,38, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 22 siswa atau 68,75, memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 16 siswa atau 50,
menghargai pendapat teman berjumlah 24 siswa atau 75, Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 12 siswa atau 37,5, presentasi
setiap kelompok berjumlah 12 siswa atau 37,5, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok 24 siswa atau 75. Dengan data tersebut memperlihatkan
bahwa terjadi dari aspek bekerjasama dalam kelompok, menghargai pendapat teman, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok telah mengalami
peningkatan.
Tabel 22: Data Kegiatan Kooperatif Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I No
Kegiatan Kooperatif yang Diamati Jumlah
Siswa Persentase
1. Mengambil giliran saat diskusi
18 56,25
2. Bertanggung jawab terhadap kelompok
22 68,75
3. Bekerja sama dalam kelompok
25 78,12
4. Memberikan pendapat, gagasan saat diskusi
18 56,25
5. Menghargai pendapat teman
26 81,25
6. Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota
kelompok 16
50 7.
Presentasi hasil kerja kelompok 16
50 8.
Mendengarkan teman saat diskusi kelompok 26
81,25 Berdasarkan hasil observasi siklus I dalam aspek kooperatif yang diamati
di atas menunjukkan siswa siswa yang mengambil giliran saat diskusi berjumlah 18 siswa atau 56,25,
bertanggung jawab terhadap kelompok berjumlah 22 siswa atau 68,75, Bekerja sama dalam kelompok berjumlah 25 siswa atau 78,12,
memberikan pendapat, gagasan, saat diskusi berjumlah 18 siswa atau 56,25, menghargai
pendapat teman
berjumlah 26
siswa atau
81,25, Mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok berjumlah 16 siswa atau
50, presentasi setiap kelompok berjumlah 16 siswa atau 50, dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok 26 siswa atau 81,25.
Saat pelaksanaan siklus I, guru mengukur tingkat pemahaman siswa dengan prestasi. Berdasarkan dari hasil analisis data sebelumnya diketahui kondisi awal
prestasi siswa masih rendah. Dalam pengamatan prestasi belajar siswa siklus I dilakukan melalui cara uji kompetensi atau tes. Pada siklus I menggunakan model
Mind Mapping. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 23: Data Prestasi Belajar Siswa Kelas X IPS 1 Siklus I No
Nama Nilai
Keterangan Lulus
Tidak Lulus
1 ASM
76 √
2 AMH
65 √
3 AHA
57 √
4 ANA
80 √
5 ARS
91 √
6 ANV
52 √
7 AS
80 √
8 ARN
78 √
9 DDS
91 √
10 DPS
57 √
11 ENJ
87 √
12 ENA
76 √
13 FA
91 √
14 FR
70 √
15 GDP
80 √
16 GP
85 √
17 JGP
78 √
18 LPA
87 √
19 LPR
87 √
20 LRS
83 √
21 MAR
85 √
22 MWL
72 √
23 NK
85 √
24 NRL
80 √
25 RHH
87 √
26 RPS
78 √
27 RPN
54 √
28 RPNK
91 √
29 SAP
83 √
30 TR
76 √
31 VAW
63 √
32 YL
85 √
Jumlah 2491
24 8
Persentase 75
25 Nilai Tertinggi
91 Nilai Terendah
52 Rata-rata
77,85
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah belum baik. Tabel di atas menunjukkan sebanyak 8
siswa tidak dapat mencapai KKM dan 24 siswa yang dapat mencapai KKM. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan observasi kegiatan, diperoleh data prestasi belajar siswa yakni sebagai berikut:
Tabel 24: Data Analisis Prestasi Siswa Pada Siklus I No.
Kriteria Skala
Motivasi Frekuensi
Persentase Rata-rata
1. Sangat Tinggi
90-100 4
12,5 77,85
2. Tinggi
80-89 14
43,75
3. Cukup
70-79
8 25
4. Rendah
60-69 2
6,25
5. Sangat Rendah
0-59 4
12,5 Jumlah
32 100
Berdasarkan data di atas, siswa dengan kriteria prestasi belajar sangat
rendah berjumlah 12,5, dan yang rendah berjumlah 6,25, pada kriteria yang cukup berjumlah 25, yang memiliki prestasi tinggi berjumlah 43,75 dan pada
kriteria sangat tinggi berjumlah 12,5. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi yang sangat tinggi. Meskipun ada beberapa siswa
yang belum mencapai KKM. Untuk melihat prestasi belajar siswa dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:
Gambar V. Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa X IPS 1
d. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus ini memiliki tujuan untuk mengetahui keberhasilan dari siklus I yang dilaksanakan melalui pembelajaran sejarah dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping. Berdasarkan analisis data diketahui dalam siklus I menunjukkan hasil yang belum optimal atau dapat dikatakan belum mengalami
peningkatan secara signifikan dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa karena ada beberapa aspek yang belum mengalami peningkatan karena dalam
pembelajaran kooperatif ada beberapa aspek yang harus di tingkatkan, yaitu mengambil giliran saat diskusi, bertanggungjawab terhadap kelompok,
memberikan pendapat, gagasan saat diskusi, mengkomuniksaikan jawaban kepada anggota kelompok, dan presentasi hasil kerja kelompok.
Dalam siklus I motivasi dapat dilihat dari aspek kegiatan belajar yang diikuti siswa dalam proses belajar dalam kelas. Terjadi peningkatan dari pra siklus ke
siklus I, meskipun belum secara signifikan. Bahwa pada siklus I telah membuktikan dari hasil data bahwa aspek bekerjasama dalam kelompok,
menghargai pendapat teman dan mendengarkan teman saat diskusi kelompok mengalami signifikan dari pra siklus ke siklus I. Selanjutnya, yang masih harus di
tingkatkan dalam proses kegiatan belajar yaitu mengambil giliran saat diskusi, bertanggungjawab terhadap kelompok, memberikan pendapat, gagasan dan
diskusi, mengkomunikasikan jawaban kepada anggota kelompok, dan presentasi hasil kerja kelompok agar mengalami signifikan. Oleh karena itu dilanjutkan pada
siklus II agar mengalami signifikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prestasi belajar siswa dalam siklus I mengalami peningkatan meskipun belum secara signifikan karena masih terdapat sebagian siswa belum mencapai KKM
yaitu 8 siswa atau 25 siswa. Oleh karena itu, pada siklus I dapat dikatakan belum sepenuhnya berhasil. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang
prestasinya masih belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dan hal ini menjadi suatu refleksi untuk perbaikan untuk dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa agar menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan model yang digunakan guru belum sepenuhnya berhasil pada siklus I ini karena masih beradaptasi dan
belajar memahami dengan model pembelajaran Mind Mapping yang diterapkan oleh guru.
Melihat dari hasil siklus I, guru berusaha memperbaiki proses pembelajaran untuk diterapkan pada siklus II agar dapat berhasil dan maksimal sehingga
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar sejarah siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan target indikator yaitu 80.
3. Siklus II