Pelaksanaan Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik bagi Anak Jalanan di Rumah
68 satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dan mempunyai ukuran fisik yang lebih
kecil. Kegiatan pendampingan seni musik diajarkan bagaimana cara memainkan
alat musik saron, dengan tujuan agar anak jalanan mampu menguasai musik tradisional. Sebelum pendamping melakukan praktek anak jalanan diberikan
materi berupa angka-angka oktaf agar dengan mudah anak jalanan mempelajari kemudian memainkan alat musik saron.
c. Barang-barang bekas galon, drem sampah, ember, aqua
Untuk menciptakan suasana kegiatan pendampingan yang aktif dan kreatif maka media yang dapat memberikan kreaktivitas agar dapat berkembang.Saat ini
barang bagus dan berkualitas itu tidak terbatas, serta harganya mahal tetapi juga barang-barang yang berasal dari barang bekas.
Barang-barang bekas yang dijadikan karya seni ini adalah bentuk pemanfaatan, penghematan, dan gerakan untuk menjaga lingkungan.Banyak orang
yang sering membuang barang-barang bekas ke tempat sampah, padahal sebagian masih dapat dimanfaatkan. Barang-barang ini sebenarnya layak untuk orang lain,
oleh sebab itu kita harus jeli memanfaatkan barang tersebut. Pemanfaatan barang bekas perlu dilakukan karena selain untuk menghemat,kita juga telah turut
menjaga lingkungan. Barang bekas yang digunakan untuk kegiatan pendampingan adalah dengan
gallon, drem sampah, ember dan aqua bekas.Dengan barang-barang tersebut anak- anak memainkan alat musik dengan irama dan kreaktivitas yang mereka
miliki.Barang bekas yang digunakan ini dimainkan bersama-sama dengan
69 angklung dan saron sehingga alat musik tradisional dan barang bekas yang
digunakan dapat dikombinasikan dan menjadi alunan musik yang bagus untuk di perdengarkan.
Pendamping seni musik adalah beberapa mahasiswa dan relawan yang ingin membantu dan peduli kepada anak jalanan namun ada pendamping khusus
didatangkan dari luar untuk dapat mengajarkan bagaimana cara bermain seni musik dengan baik dan benar.
Seperti yang diungkapkan “NK” selaku pendamping: “…dalam pelaksanaan pendampingan kami memberikan materi kepada
anak, tetapi dengan anak-anak yang memegang alat music seperti saron dan angklung saja, karena yang lain malah binggung kalau harus dengan
tulisan jadi setelah saron dan angklung jadi yang lain menyesuaikan. Anak-
anak juga memahaminya cepat sehingga tidak merasa kesulitan” Lain lagi diungkapkan ol
eh “AK” selaku pengelola: “…kalau materi tidak terlalu jadi patokan, karena anak-anak memiliki
kreaktivitas yang tinggi jadi irama mengikuti temannya saja yang memang harus berlatih dengan menggunakan catatan atau note karena anak-anak
juga bermusik dengan
fasilitas seadanya” Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan materi yang
disampaikan dalam kegiatan pendampingan seni musik dapat membantu anak- anak dalam memahami proses bermain alat musik.
3 Subjek Pembelajaran Anak Jalanan
Subjek dalam proses pendampingan adalah anak jalanan. Anak jalanan dikatakan sebagai subjek Karena sebagai individu yang melakukan proses
pendampingan. Pendamping selalu berusaha untuk dapat berinteraksi baik dan akrab dengan anak jalanan agar materi yang disampaikan mudah untuk diterima
sehingga pada proses pendampingan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai
70 tujuan. Sehingga yang diharapkan anak jalanan dapat berperan aktif dalam suatu
pendampingan yang diberikan di Rumah Singgah Hafara. Seperti yang diungkapkan “NK” selaku pendamping :
“…Antusias anak-anak di sini sangat luar biasa, ketika diberikan materi yang berhubungan dengan alat musik yang mereka mainkan itu kalau tidak paham
langsung bertanya jadi ada interaksi yang baik tidak malu-malu dan tidak ada batas antara ini
pendamping dan ini anak jalanan.”
4 Strategi Pembelajaran
Strategi pendampingan merupakan pola umum mewujudkan proses pendampingan
yang diyakini
efektivitasnya untuk
mencapai tujuan
pendampingan. Dalam penerapan strategi pendampingan perlu memilih model- model pendampingan yang tepat. Dalam penerapan strategi pendampingan
pendamping perlu memilih model-model pendampingan yang tepat, metode dan teknik-teknik untuk menunjang pelaksanaan metode dalam memberikan proses
pendampingan. Pemilihan strategi oleh pendamping sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan pendampingan seni musik agar anak jalanan tidak bosan dengan apa yang diajarkan oleh para pendamping. Hal tersebut diungkapkan oleh pendamping
“HB” bahwa : “…Strategi dalam pendampingan itu kita harus mengenal dulu anak-anak,
harus mengenal dulu karakter mereka bagaimana, agar dapat terjalin komunikasi yang baik antara pendamping dengan anak jalanan. Dan kita tau
gimana cara ngajarin main musik mereka biar tidak bosan dan semaunya
sendiri.”
5 Media Pembelajaran
Media merupakan alat yang digunakan pendamping dalam proses pendampingan untuk membantu penyampaian pesan. Media tersebut digunakan
71 untuk penyampaian materi agar anak jalanan dapat terfokus terhadap apa yang
disampaikan pendamping dan dapat langsung memainkan alat musik tersebut. Selain media juga diberikannya fasilitas yang digunakan dalam menunjang
keberhasilan pendampingan seni musik. Proses pelaksanaan pendampingan seni musik merupakan suatu pendukung dalam mencapai tujuan pemberdayaan.
Fasilitas yang ada untuk pendampingan seni musik tersebut adalah alat praktek sederhana yang telah di siapkan oleh pendamping dan pengelola, sehingga
pendampingan seni musik dapat dilaksanakan dengan baik meskipun fasilitas yang di berikan sangat terbatas.
Media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendampingan seni musik yaitu: a
Alat-alat musik angklung, saron, bekas aqua, gallon, drem sampah, ember
b Materihand out
c Papan tulis
Seperti yang di ungkapkan oleh “Ar” bahwa selaku pengelola: “…Fasilitas untuk musik anak-anak minta alat band dan sudah ada juga
gamelan jawa tetapi untuk latihan saja sudah cukup dengan menggunakan barang bekas seperti botol bekas, gallon, dan tempat sampah.”
Hal ini juga diungkapkan oleh anak jalanan “TS” mengungkapkan bahwa : “…Alat-alat ini sudah cukup untuk latihan malah seneng bisa di pukul-
pukul semaunya dan kalau sedang latihan musik irama pukulan kita menyesuaikan dengan lainnya.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa fasilitas
dalam kegiatan pendampingan seni musik dapat dikatakan cukup dan anak-anak merasa senang dengan fasilitas yang telah disediakan.
72
6 Metode
Metode merupakan cara yang digunakan oleh pendamping dalam menyampaikan materi kepada anak jalanan sehingga diperoleh hasil yang optimal.
Metode yang digunakan dalam kegiatan pendampingan seni musik yaitu ceramah, praktek dan diskusi.
a Ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode pembelajaran dengan cara pendamping menyampaikan secara langsung kepada anak jalanan, sehingga dalam
metode ini pendamping sebagai penyampai pesan dan anak jalanan sebagai penerima pesan. Metode ini sesuai digunakan ketika materi yang disampaikan
berupa teori sehingga anak jalanan lebih paham dengan materi tersebut.Metode ini bertujuan untuk menyampaikan informasi, penjelasan dan materi yang diperlukan
oleh pendamping kepada anak jalanan.
b Praktek
Metode praktek digunakan pendamping saat melatih musik anak jalanan.Anak jalanan diberikan kebebasan untuk mencoba mempraktekkan alat
musik yang telah disediakan, metode praktek ini sesuai dengan materi yang telah di sampaikan oleh pendamping sehingga anak jalanan mampu untuk
mengembangkan potensi yang telah dimiliki.
c Otodidak
Metode otodidak digunakan oleh pendamping kepada anak jalanan yang sulit untuk mengikuti metode ceramah karena anak jalanan sering merasa bosan ketika
mendapatkan ceramah berupa tulisan, sehingga mereka mencoba sendiri alat
73 musik yang indah untuk di dengar dan untuk mengiringi alat-alat tradisonal
lainnya. Dalam proses pendampingan seni musik adalah dengan pendekatan personal
kepada anak jalanan melalui pendamping maupun relawan yang membantu dalam pendampingan musik. Latar belakang dan karakter dari anak jalanan yang
berbeda-beda sehinggan perlu adanya pendekatan secara lebih dekat. Seperti yang diungkapkan oleh “HY” selaku relawan:
“…Kita memberikan metode ceramah dan praktek tetapi anak-anak kalau banyak ceramah tidak mau dan meminta untuk langsung bermain musik
saja jadi dengan otodidak dengan memperhatikan alat musik yang mainkan
paling utama.” Hal serupa juga dingkapkan oleh “HZ” selaku anak jalanan:
“…Tidak perlu memakai metode ceramah atau dengan catatan langsung aja latihan nanti kami bermain dengan menyesuaikan malah binggung
sendiri kalau harus membaca, karena kita dengan alat musik seadanya jadi
asal pukul tetapi berirama.” Berdasarkan hasil wawancara diatas, maka dapat diketahui bahwa metode
yang diberikan dalam pendampingan seni musik masih kurang memenuhi dikarenakan masih banyak anak jalanan yang belum dapat terfokus untuk
memperhatikan materi yang di sampaikan oleh pendamping sehingga perlu adanya metode yang lain seperti bermain yang didalamnya diajarkan tentang
materi dalam bermusik.
7 Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pendampingan seni musik terjadwal tiga kali dalam seminggu, akan tetapi pelaksanaan tersebut juga disesuaikan oleh
waktu luang dari pendamping khusus seni musik sehingga kegiatan
74 pendampingan tidak teratur. Kegiatan pendampingan seni musik dilakukan di
Pendopo yang sudah disediakan untuk anak-anak berlatih musik di Rumah Singgah Hafara yang beralamatkan di Tempuran RT 08 Dusun Brajan Tamantirto
Kasihan Bantul Yogyakarta.
8 Suasana Pendampingan Seni Musik
Pengamatan yang yang peneliti lakukan selama dalam pendampingan musik berlangsung, bahwa suasana kegiatan pendampingan seni musik menyenangkan,
santai dan terlihat akrab dengan para pendamping serta relawan yang membantu dalam proses pendampingan tersebut. Karena anak-anak lebih seneng bermain
musik yang telah melekat pada dirinya sejak berada di jalanan dari pada dengan kegiatan pendampingan lainnya.Pendamping dari luar khusus untuk mengajarkan
musik kepada anak-anak dengan sabar dan sudah sangat akrab sehingga dalam latihan bermusik merasa nyaman dan senang. Seperti yang diungkapkan “SS”
selaku anak jalanan: “…Lebih seneng main musik dari pada sekolah karena bermusik itu
ketrampilan kalau sekolah bosan hanya mendengarkan guru menerangkan dan diam saja menge
rjakan tugas. Pendampinga juga baik, asik.” Hal serupa diungkapkan oleh “HD” selaku anak jalanan:
“…Pendamping khusus musik baik dan udah sangat akrab karena saya memainkan angklung jadi harus belajar note tetapi para pendamping
ngajarin kami dengan sabar dan mengulang kembali yang tidak di
pahami.” Berdasarkan wawancara dengan anak jalanan tersebut mereka sangat
senang akan ketrampilan yang diberikan dengan suasana pendampingan yang lebih akrab dan nyaman antara interaksi anak-anak dengan para pendamping
75 sehingga dapat membantu proses kelancaran dalam suatu kegiatan pendampingan
musik.
9 Peran Pendamping
Dalam pendampingan anak jalanan peran pendamping sangat penting dalam suatu keberhasilan dalam pemberdayaan.Pendamping juga dapat lebih dekat saat
berinteraksi dengan anak jalanan, karena latar belakang dan sikap anak jalanan yang berbeda-beda sehingga di butuhkan pendamping yang mampu menyatu
dengan anak jalanan dan membuat nyaman dalam suatu kegiatan pendampingan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa peran dari
pendamping dalam melakukan pendampingan seni musik bagi anak jalanan adalah:
a Pengajar
Pendamping seni musik sekaligus memberikan materi yang dibutuhkan oleh anak jalanan dengan media musik yang berbeda-beda.Pendamping harus dengan
sabar dan terperinci dalam mengajarkan materi sehingga anak jalanan dapat menyerap dan mengingatnya. Selain itu para pendamping dan relawan juga
mengajarkan tentang norma dan sopan santun kepada anak jalanan sehingga bukan hanya ilmu dalam bermusik saja yang diberikan akan tetapi cara
bersosialisasi baik dengan orang lain, karena banyak orang dari luar berkunjung ke Rumah Singgah Hafara untuk memberikan bantuan kepada anak-anak jalanan.
Seperti yang diungkapkan “NK” selaku pendamping: “…Kalau anak-anak termasuknya gampang untuk menerima materi
beberapa kali saja langsung bisa, kami juga mengajarkan anak-anak kalau dengan orang baru bersikap baik dan sopan karena banyak orang luar yang
76 datang dan melihat mereka bermain musik jadi sejauh ini anak-anak
gampang untuk bersosialisasi.” Pendamping sekaligus relawan yang membantu dalam proses pendampingan
seni musik tersebut dapat memposisikan agar mereka terlihat sama dan akrab dengan anak jalanan meskipun usia mereka yang terpaut jauh.
b Motivator
Peran pendamping juga sebagai motivator dalam kegiatan pendampingan seni musik, yaitu pendamping selalu memberikan motivasi kepada anak-anak agar
mereka menjadi lebih baik lagi dan tidak kembali hidup menjadi seorang anak jalanan. Pendamping selalu memberikan semangat ketika anak jalanan
mempunyai masalah dengan memberikan kegiatan pendampingan seni musik ini agar keterampilan mereka juga lebih baik lagi dan mengajak untuk menampilkan
bakatnya ke tempat- tempat yang lebih layak. Seperti yang diungkapkan “AR”
selaku pendamping: “…Saya selalu memberi anak-anak semangat dan memberi motivasi ke
anak-anak biar mereka menjadi orang yang lebih baik lagi dan tidak kembali ke jalanan, tetapi sekolah dengan bermusik harus seimbang saya
bilang kalau sudah bagus nanti kita tampil di mall atau di caffe karena sementara waktu ini anak-anak hanya tampil di Rumah Singgah Hafara
ketika ada acara saja.”
c Interaksi Pendamping dengan Anak Jalanan
Proses pendampingan musik terjalin interaksi antara anak jalanan dengan pendamping sangat dekat dan akrab seperti saudara, bahkan dalam situasi seperti
apa mereka selalu saling bercanda namun dengan komitmen ketika berlatih harus dengan serius. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, anak jalanan sudah
sangat baik dan terbuka dalam berkomunikasi dengan para pendamping disana,
77 dan ketika ada anak jalanan yang kurang paham yang diajarkan oleh pendamping
mereka tidak malu untuk bertanya. Seperti yang diungkapkan oleh “NK” selaku pendamping:
“…kami selalu berinteraksi baik dengan anak-anak seperti kakak-adik jadi terbiasa bercanda, ya biar proses pendampingan seni musik untuk mereka
dapat berjalan dengan lancar.”