Jaringan kerjasama Pendanaan Deskripsi Rumah Singgah Hafara
66 yang diperlukan. Pendampingan seni musik dilaksanakan oleh Rumah Singgah
Hafara di pendopo tempat diadakannya kegiatan khusus pendampingan dan diberikan tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, kamis dan jumat setalah
sore hari ketika anak jalanan tidak ada aktivitas di sekolah. Dalam pendampingan terdapat komponen-komponen, sebagai berikut :
1 Tujuan Pembelajaran
Tujuan merupakan akhir dari setiap kegiatan. Sugihartono berpendapat bahwa tujuan merupakan sebuah keluaran output yang dapat dicapai atau ditingkatkan
sebagai hasil kegiatan suatu pendampingan. Di dalam proses pendampingan pendamping mengupayakan untuk dapat menyampaikan tujuan dari kegiatan yang
diberikan, agar anak jalanan diharapkan memahami apa yang menjadi tujuan diadakannya pendampingan seni musik agar anak jalanan tidak kembali hidup
dijalan dan mengembangkan ketrampilan bermusiknya di Rumah Singgah Hafara. Dengan demikian anak juga diharapkan untuk dapat belajar dengan materi yang
nantinya akan diajarkan untuk keberhasilan dalam proses pendampingan. Seperti yang diungkapkan “HZ” selaku relawan :
“…Tujuan diberikannya pendampingan seni musik ini dari awal untuk memberdayakan mereka, agar anak-anak mengembangkan bakatnya di sini
saja Rumah Singgah dan tidak kembali ke jalanan cara menyampaikannya ya dengan memberikan motivasi kepada anak-
anak agar lebih bersemangat.”
2 Materi Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pendampingan seni musik para pendamping memberikan materi yang di butuhkan oleh anak-anak sebelum kegiatan pendampingan di
laksanakan. Materi yang disampaikan berkaitan dengan alat musik yang harus dengan menggunakan catatan atau huruf note namun anak-anak yang
67 menggunakan alat musik seadanya tidak di berikan materi tetapi mengikuti irama
dari alat musik yang baku. Jenis-jenis alat musik yang ada di Rumah Singgah Hafara adalah :
a. Angklung
Angklung merupakan alat musik khas Indonesia yang banyak dijumpai di daerah Jawa Barat. Alat musik tradisional ini terbuat dari tabung-tabung bambu.
Sedangkan suara atau nada alat ini dihasilkan dari efek benturan tabung-tabung bambu tersebut dengan cara digoyangkan. Sebagai bentuk pengakuan alat musik
Indonesia, Angklung telah terdaftar sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity dari UNESCO sejak November 2010. Angklung memiliki
beberapa jenis, antara lain : Angklung Kanekes, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag, dan Angklung Padaeng.
Angklung merupakan salah satu alat musik yang digunakan oleh anak jalanan dalam kegiatan pendampingan di Rumah Singgah Hafara.Dengan adanya kegiatan
seni musik ini anak jalanan dapat belajar dan menggunakann alat musik tradisional sehingga mereka mengenal budaya serta melestarikan kesenian yang
saat ini sudah jarang digunakan. b.
Saron Alat musik saron yang terdapat di daerah pulau Jawa dan Bali.Saron atau
disebut dengan juga ricik merupakan salah satu bagian dari instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan. Satu set gamelan biasanya terdiri dari 4 saron,
dan semuanya memiliki versi pelog dan slendro. Bunyi Saron menghasilkan nada