Komponen Pembelajaran Tinjauan Komponen Pembelajaran
40 benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat dilihat
dengan jelas, 2 dapat menyajikan benda yang jauh dari subjek belajar, 3 menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsut cepat menjadi
sistematik dan sederhana sehingga mudah diikuti. Untuk meningkatkan fungsi media dalam pembelajaran guru perlu memilih media yang sesuai.
6 Evaluasi
Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran, biasanya dilihat dari hasil evaluasi yang dicapai oleh siswa. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk
melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan
pembelajaran. Evaluasi yang baik, yang dilakukan oleh guru yang profesional tidak saja berorientasi pada produk atau hasil setelah proses pembelajaran,
melainakn juga pada awal proses pembelajaran, selama proses pembelajaran, dan pada akhir kegiatan pembelajaran.
Melalui sistem evaluasi seperti ini, segala informasi dan data yang dapat dikumpulkan tentang diri siswa menjadi lebih lengkap, baik dari aspek aktivitas,
keseriusan, ketekunan, kerjasama, respon berbagai pertanyaan, kemampuan dialog dan sebagainya dapat didiskripsikan dengan jelas, objektif, empirik serta
holistik menyeluruh. Melalui evaluasi kita juga dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
7 Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya.
41 Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah
terjadinya proses pembelajaran. Sehingga sebagai salah satu komponen
pembelajaran guru perlu memperhatikan, memilih dan memanfaatkannya. B.
Penelitian yang Relevan
Dari sekian banyak penelitian yang dilakukan mengenai anak jalanan, berikut ini adalah beberapa hasil penelitian yang dinilai relevan dengan
penelitian yang mengangkat masalah anak jalanan, diantaranya adalah : 1.
Hasil penelitian dari Muhammad Arief Rizka 2010, dalam penelitiannya yang berjudul “Pola Pendampingan Anak Jalanan di LSM Rumah Impian
Yogyakarta”, mengungkapkan bahwa pola pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian dilakukan dengan cara pendampingan turun langsung ke
jalan, menjalin relasi dengan anak jalanan, melaksanakan pendampingan belajar dan mengadakan tindak lanjut dengan mengembalikan anak jalanan ke
sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan ketrampilan bagi anak jalanan yang memiliki minat
tinggi untuk mandiribekerja. 2.
Hasil penelitian Paulus Whardhana 2008, yang berjudul “Pelaksanaan Program Pelatihan Komputer Bagi Anak Jalanan Di Rumah Singgah Anak
Mandiri”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1 pelaksanaan program pelatihan ketrampilan komputer bagi anak jalanan di Rumah
Singgah Anak Mandiri, hasil yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program pelatihan ketrampilan komputer bagi anak jalanan di Rumah Singgah Anak
Mandiri, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalam pelaksanaan
42 program pelatihan ketrampilan komputer bagi anak jalanan di Rumah
Singgah Anak Mandiri. 2 faktor pendukung pelatihan anatara lain, minat dan antusiasme peserta dalam mengikuti pelatihan cukup tinggi, peserta
pelatihan komputer tidak dipungut biaya. Faktor yang menghambat meliputi: kurang disiplinnya peserta pelatihan dalam mengikuti pelatihan, jalinan
komunikasi yang kurang antara penanggung jawab dan tutor pelatihan, tutor sering tidak berangkat mengajar dengan berbagai alasan dan kepentingan dan
kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelatihan komputer. 3.
Hasil Penelitian dari Aditya Kurniawan 2015, dalam penelitiannya yang berjudul
“Pemberdayaan Anak Jalanan Usia Sekolah di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk : 1 Bentuk
pemberdayaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan, 2 Dampak untuk anak jalanan paska pemberdayaan, 3 Faktor pendukung dalam pemberdayaan.