14 Pada prinsip tersebut harus dimiliki oleh pelaku pemberdayaan agar
pembinaan yang dilakukan untuk anak jalanan dapat berjalan dengan baik dan profesionalisme. Dengan mengembangkan metode pembinaan yang konstruktif
dan berkesinambungan sehingga unsur stakeholder dapat konsisten terhadap pola kerja pemberdayaan. Dengan demikian dapat mewujudkan komitmen serta peduli
kepada misi pemberdayaan kepada masyarakat miskin yang kurang mampu.
d. Bentuk-bentuk Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan dengan terencana dan terarah agar dalam proses pelaksanaan pemberdayaan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Dalam buku
“Kronologi; Ilmu Pemerintahan Baru” Ndraha Taliziduhu, 2003: 132, berbagai
bentuk pemberdayaan diantaranya :
1 Pemberdayaan politik, yang bertujuan meningkatkan daya tawar
bergaining position terhadap pemerintah. Bergaining ini dimaksudkan agar mendapatkan apa yang merupakan haknya dalam bentuk barang, jasa,
layanan dan kepedulian tanpa merugikan pihak lain.
2 Pemberdayaan ekonomi, diperuntukkan sebagai upaya meningkatkan
kemampuan dalam hal perekonomian. 3
Pemberdayaan Sosial-Budaya, bertujuan meningkatkan kemampuan sumber daya melalui human investment guna meningkatkan nilai manusia
human dignity, penggunaan human utilization dan perlakuan yang adil terhadap manusia.
4 Pemberdayaan lingkungan, dimaksudkan sebagai program perawatan dan
pelestarian lingkungan. Bentuk-bentuk pemberdayaan tersebut dilakukan untuk menunjang dan
meningkatkan kualitas hidup anak jalanan agar lebih mandiri dan menjadi berdaya dengan adanya pendampingan yang dilaksanakan oleh Rumah Singgah.
e. Tahap-tahap Pemberdayaan
Dalam proses pemberdayaan terdapat tahap-tahap pemberdayaan agar dalam melaksanakan suatu kegiatan berjalan dengan bertahap. Menurut
15 Sumodiningratan dalam Ambar Teguh 2004:83, tahap-tahap yang harus dilalui
tersebut meliputi : 1
Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan
ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran dalam pemabangunan.
3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan ketrampilan
sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.
Menurut Friedman dalam Huri, 2008: 86 menyatakan ada 2 tahapan
pemberdayaan, yaitu : 1
Pemberdayaan individu, yaitu merupakan pemberdayaan keluarga dan setiap anggota keluarga. Asumsinya, apabila setiap anggota keluarga
dibangkitkan kebeadaannya, maka unit-unit keluarga berdaya ini akan membangun suatu jaringan keberdayaan yang yang lebih luas.
2 Pemberdayaan kelompok atau antar individu, yaitu merupakan spiral
models. Pada hakikatnya individu satu dengan yang lainnya diikat oleh ikatan yang disebut keluarga. Demikian antara satu keluarga dan lainnya
diikat oleh ikatan ketetanggan, menjadi kelompok masyarakat dan seterusnya sampai ikatan yang lebih tinggi.
Berdasarkan pendapat tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
adanya tahapan pemberdayaan secara individu dan kelompok. Pada proses pelaksanaan pemberdayaan di Rumah Singgah dapat berjalan sesuai dengan
harapan dan dapat memberikan solusi dari masalah yang dihadapi anak jalanan. Pemberdayaan tersebut dilakukan dengan pembentukan perilaku dengan proses
penyadaran, tahapan transformasi dengan memberikan pengetahuan serta kecakapan keterampilan serta tahapan peningkatan dengan mengembangkan
kecakapan intelektualnya. Dengan tahapan pemberdayaan tersebut dapat mengantarkan seseorang untuk dapat menciptakan kemandiriannya.