101
keterbatasannya dapatkan
dengan begitu
saja. Semuanya
ia dapatkan
dari dukungan dan motivasi dari seluruh
keluarga besarnya.
Dukungan, motivasi serta perhatian keluarga
tidak pernah
absen diberikan
untuknya.
6. Penarikan Kesimpulan verifikasi
Berdasarkan pada hasil reduksi dan display data pada sepuluh aspek penerimaan diri yang telah diteliti, maka dapat diverifikasi sebagai
berikut : subjek menunjukkan dua aspek penerimaan diri yang dapat memenuhi seluruh indikatornya, yaitu aspek keseimbangan
“real self” dan “ideal self” dan sikap terhadap penerimaan diri.
Subjek dapat memenuhi harapan yang ia harapkan yaitu memiliki banyak teman di lingkungan sekolah. Pada awal masuk sekolah dasar MM
mengakui bahwa dirinya hanya memiliki beberapa teman yang mau menerima keadaannya. Saat ini harapan memiliki teman banyak sedikit
demi sedikit terwujud, meskipun cara yang dilakukan MM adalah mengikuti permintaan maupun keinginan temannya dan MM tidak bisa
menolaknya. Bagi MM menolak permintaan beberapa temannya akan membuat ia kehilangan teman tersebut. Pada saat pengambilan data,
peneliti sering menemui bahwa MM selalu diminta memberikan jawaban bahkan barang-barang maupun makanan yang dimiliki oleh MM. Subjek
sangat menyadari ia sangat lemah dalam bidang akademik. Seperti apapun ia dipaksa dalam belajar hasilnya akan tetap sama MM kesulitan dalam
102
mata pelajaran. Sehingga baginya ia tidak memaksakan diri untuk mencapai sebuah cita-cita yang terlalu tinggi. Ia hanya mengusahakan hal-
hal yang bisa ia lakukan seperti mengikuti sanggar lukis, latihan memasak, bermain dagang-dagangan serta badminton.
Selain itu perlakuan yang diberikan teman-teman pada MM terkadang
membuatnya merasa
ditolak keberadaannya.
Sering mendapatkan perlakuan bullying dengan panggilan-panggilan yang
terkadang juga membuat MM menunjukkan raut muka yang lemas atau sedih. YM mengakui bahwa ia memang tidak menyukai sikap dan perilaku
yang ditunjukkan oleh MM. seperti mengolok-olok subjek dengan panggilan ces wugh, sing nduwe dalan, dan lain sebagainya. YM
mengatakan bahwa ia tidak mengetahui penyakit yang diderita MM. YM menganggap bahwa penyakit yang diderita MM tersebut dapat menular,
untuk itu ia berserta teman-temannya menjauhinya dan merasa jijik serta risih pada MM.
Sebagian teman-teman yang laki-laki ada yang hanya ikut-ikutan saja dengan teman-teman yang memprovokasi untuk menjauhi MM.
Karena jika ia tidak ikut-ikutan dengan yang lain, ia akan menjadi sasaran untuk diolok-olok oleh teman-teman yang tidak menyukai MM. Mereka
cenderung menurut dengan pentolan diangkatannya, jika tidak ia sama saja dengan menyerahkan diri untuk diolok-olok.
MM menyadari bahwa dukungan yang diberikan dari orang-orang sekitar seperti orang tua, saudara dan neneknya sangatlah kuat. Motivasi
103
dan nasehat selalu diberikan kepada MM. Orang tua, saudara-saudara serta nenek MM tidak pernah lupa memberikan reward berupa ucapan dan
pujian saat MM melakukan suatu hal seperti menyelesaikan tugas- tugasnya dengan baik. Orang tua MM berusaha untuk tidak memberi
hukuman maupun memarahi subjek meskipun ia melakukan suatu kesalahan. Namun orang tua memberikan pemahaman dan pengertian
bahwa hal yang dilakukan tersebut kurang baik. MM merasa senang dengan dukungan yang tiada henti ia dapatkan dari kedua orang tua,
kakak, saudara dan neneknya. Ia tidak melupakan dukungan tersebut dan mencoba menjadi anak yang selalu berbakti dan menghormati mereka,
selalu mendoakan yang baik-baik untuk mereka. MM kesulitan saat menjelaskan mengenai keadaan dirinya, ia
cenderung akan menutupi dan bersikap diam. Subjek membiarkan orang lain membicarakan dirinya baik negatif maupun positif. Sesuai dengan
hasil pengamatan peneliti bahwa subjek akan membiarkan teman- temannya bertingkah seperti apapun mengenai dirinya. Ia tidak akan
banyak berkomentar dan lebih memilih cuek pada olokan yang dilontar teman-temannya. Sejatinya MM menyadari bahwa ia anak yang sangat
kurang dalam bidang akademik. Ia lebih sering mengandalkan pendampingnya saat berada di sekolah, sehingga ia dapat menghadapi
cemoohan dan segala bullying dengan santai walaupun terkadang ia juga merasa sedih serta hanya menundukkan kepala saat diejek-ejek oleh
teman-temannya.
104
Subjek terkadang masih merasa kurang mampu menerima kelemahan dan kekuatan diri sendiri secara keseluruhan. Perasaan malu
dengan menundukkan kepala, pendiam serta minder menarik diri masih sering ia rasakan dan lakukan. Sebuah kata-kata sanjungan atau pujian
adalah satu kata maupun kalimat yang disukai oleh MM, dengan kata-kata pujian ia dapat bangkit dan bersemangat dalam melakukan segala
aktivitas. Diakui oleh orang lain akan hasil yang ia kerjakan membuatnya semakin yakin bahwa tidak hanya kekurangan yang ia miliki namun
dirinya juga memiliki kelebihan. Perasaan ditolak karena sebuah kritikan terkadang juga dirasa oleh
MM meskipun ia berusaha untuk tidak memperdulikannya. Ketidak percayaan diri subjek saat melakukan aktiviitas terkadang juga tidak
mampu ia tutupi. Sehingga membuat subjek sulit dalam menikmati hidupnya dengan baik dan leluasa.
Subjek memiliki sedikit keberanian untuk mengungkapkan pemikirannya pada saat berada dalam forum diskusi dan menjadi anggota
yang mengikuti alur kelompok. MM sering tidak mendapat kelompok, sering ditolak dan jika mendapatkan kelompok ia selalu dipilih karena
kasian. Hal ini dikarenakan MM tidak bisa apa-apa dalam berkelompok. Subjek kesulitan dalam berlaku jujur dengan apa yang ada dalam dirinya
dan masih kesulitan untuk terbuka dengan orang lain atas keadaannya. Meskipun subjek merasa masih belum dapat menerima dirinya
dengan baik namun berdasarkan observasi yang didapatkan MM adalah
105
anak yang cukup kuat mengahadapi cobaan yang datang. Dan menurut wali kelasnya yaitu MRF, MM adalah anak yang cukup mandiri bagi
ukuran anak abk. Ia bisa menghadapi segela ejekan dengan cuek. Selain itu ia tidak suka memendam rasa benci terhadap orang yang menghinanya dan
mampu menempatkan diri sebaik mungkin. Semangat yang ditunjukkan subjek tidak lepas dari dukungan yang
diperoleh MM dari keluarga besar serta orang-orang yang peduli dengan keadaannya. Dukungan yang tiada henti diberikan oleh kedua orang
tuanya. Pola asuh yang baik pada masa kecil menurut Hurlock dalam Endah, 2013 salah satu faktor yang berperan dalam penerimaan diri yang
positif. Penerimaan diri seseorang akan terbentuk jika ada andil dari anggota masyarakat yang baik. Hal ini selaras dengan pendapat Hurlock
1978 bahwa semakin banyak orang yang menyukai dan menerima mereka, semakin senang anak dengan dirinya dan semakin kuat menerima
dirinya. Dukungan kecil yang diberikan dari lingkungan sosial dapat mempengaruhi penerimaan diri seseorang.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini akan disajikan pembahasan hasil penelitian dari subjek penelitian. Pembahasan menguraikan mengenai
penerimaan diri anak penderita toksoplasmosis. Pembahasan dibagi menjadi sepuluh aspek yaitu : 1 persepsi mengenai diri dan sikap
terhadap penampilan 2 sikap terhadap kelemahan dan kekuatan diri