31
B. Cerebral Palsy
1. Pengertian Anak Cerebral Palsy
Heri Purwanto 2007: 1 menyatakan anak berkebutuhan khusus adalah anak yang dalam pendidikan memerlukan pelayanan yang spesifik,
berbeda dengan anak pada umumnya. Anak berkebutuhan khusus dapat diklasifikasi
menjadi beberapa
kelompok yaitu:
Tunanetra, TunarunguWicara, Tunagrahita, Tunadaksa, Tunalaras, anak gangguan
belajar spesifik, slow learner, anak autis, dan anak ADHD. Ditinjau dari sudut statistika menurut Muljono, A Sudjadi 1994 yang dimaksud
dengan anak luar biasa ialah yang menyimpang dari kriteria normal atau rata-rata. Kirk dan Gallagher dalam Muljono, A Sudjadi 1994: 10
mengklasifikasikan anak luar biasa ke dalam lima kelompok, yaitu: 1.
kelainan mental, meliputi anak-anak a
yang memiliki kapasitas intelektual luar biasa tinggi intellectually superior dan
b yang lamban dalam belajar mentally retarded
2. kelainan sensoris, meliputi anak-anak dengan
a kerusakan pendengaran auditory impairments dan
b kerusakan penglihatan visual impairments
3. gangguan komunikasi, meliputi anak-anak dengan
a kesulitan belajar learning disabilities dan
b gangguan dalam berbicara dan bahasa speech and lenguage
impairments
32
4. gangguan perilaku, meliputi
a gangguan emosional emotional disturbance dan
b ketidaksesuaian perilaku sosial atau tunalaras social
maladjustment dan 5.
tunaganda atau cacat berat, meliputi macam-macam kombinasi kecacatan, seperti : cerebral palsy dengan tunagrahita, tunanetra
dengan tunagrahita, dan sebagainya. Cerebral palsy menurut Heri Purwanta 2007 termasuk anak
berkebutuhan khusus dalam kelompok anak dengan gangguan anggota gerak Tunadaksa yang mana gangguan terjadi pada fungsi syaraf otak
cerebral palsy. Tunadaksa sama sekali tidak sama dengan cerebral palsy menurut Tin Suharmini 2009. Sujihati Somantri dalam Tin Suharmini
2009 mengatakan bahwa cerebral palsy dan tunadaksa harus dibedakan. Tunadaksa sama sekali tidak dapat menggerakkan bagian tubuhnya yang
mengalami kerusakan, sedang cerebral palsy masih dapat menggerakkan tubuhnya yang terserang waluapun gerakannya terganggu karena ada
kelainan pada otot. Cerebral artinya otak, sedangkan palsy artinya ketidakmampuan
motorik, sehingga cerebral palsy dimaksudkan sebagai ketidakmampuan motorik atau bergerak yang disebabkan karena tidak berfungsinya otak
Krik dalam Muljono, A Sudjadi 1994: 80. Menurut academy of cerebral palsy AACP dalam A. Salim 1996: 13, bahwa CP adalah
berbagai perubahan yang abnormal pada organ gerak atau fungsi motor
33
sebagai akibat dari adanya kerusakancacat, luka atau penyakit pada jaringan yang ada di dalam rongga tengkorak. Heri Purwanta 2007
menjelaskan bahwa Cerebral Palsy CP mengalami gangguan gerak karena kelayuan otot, atau gangguan fungsi syarat otak.
Jenis ini menurut Tin Suharmini 2009 mengalami kelambatan dalam perkembangan kognitif seperti halnya anak tunagrahita.
Tin Suharmini 2009: 47 menerangkan masalah perkembangan kognitif anak CP yaitu:
“ Deprivasi pengalaman ini menyebabkan struktur kognitif tidak dapat berkembang seperti halnya anak normal. Dalam teori Piaget dapat
dikatakan anak mengalami gangguan untuk mengembangkan skema baru. Semakin besar hambatan anak untuk melakukan proses
asimilasi dan akomodasi, maka akan mengalami hambatan yang
besar pula dalam perkembangan kognitif.” Masalah perkembangan sosial anak CP menurut Tin Suharmini 2009: 91
menjelaskan bahwa ; “Pada anak CP hambatan sosial terjadi terutama dalam komunikasi.
Hasil pemeriksaan terhadap anak CP menunjukkan gangguan pada artikulasi dan kemampuan bicara pada anak, bicara anak sulit
dimengerti. Pada anak CP juga memerlukan sikap yang positif baik itu dari keluarga, teman-
temannya, maupun masyarakat.”
2. Klasifikasi dan karakteristik Cerebral Palsy